Varian Omicron Ditemukan di Sukoharjo, Tanpa Penularan Lanjutan
Dinkes Sukoharjo mengonfirmasi temuan varian Omicron pada salah satu kasus positif Covid-19 yang terjadi Desember 2021. Tidak ditemukan penularan kasus.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SUKOHARJO, KOMPAS – Dinas Kesehatan Sukoharjo mengonfirmasi adanya temuan varian Omicron dari salah satu kasus positif Covid-19 di daerahnya. Temuan itu merupakan hasil pengujian sampel genom dari kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19 sejak Desember 2021. Tidak ada kasus lanjutan dari varian baru tersebut.
”Betul (ada temuan varian Omicron). Tetapi, izin kami sampaikan bahwa ini kasus lampau, yakni Desember lalu. Hanya saja hasil WGS (whole genome sequencing) baru keluar hari ini,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Sukoharjo Yunia Wahdiyati, lewat pesan singkat, Jumat (21/1/2022).
Yunia menjelaskan, kasus varian baru tersebut merupakan warga yang berasal dari Kecamatan Grogol. Kasus tersebut juga termasuk sebagai pasien tanpa gejala. Namun, terdapat riwayat perjalanan dari kota lain yang ditemukan kasus Omicron. Adapun nama kota tersebut enggan disebutkan oleh Yunia.
Selanjutnya, Yunia mengungkapkan, pihaknya juga sudah melakukan tes reaksi rantai polimerase (PCR) dari dua orang lain yang menjadi kontak erat dari kasus tersebut. Hasil tes keduanya negatif. Untuk itu, penelusuran kontak erat tidak dilanjutkan lagi karena tidak terjadi penularan lanjutan.
”Dua orang itu menjadi kontak erat karena memang anggota keluarga inti dari kasus awal. Hasil tes dari dua orang itu negatif,” kata Yunia.
Selama ini, Dinas Kesehatan Sukoharjo sering mengirimkan sampel kasus positif Covid-19 ke Laboratorium Kesehatan dan Pengujian Alat Kesehatan Jawa Tengah. Kasus itu menjadi temuan pertama untuk varian Omicron di daerah tersebut. Sampel-sampel lain lebih sering terbukti sebagai varian Delta.
Penelusuran kontak erat tidak dilanjutkan lagi karena tidak terjadi penularan lanjutan.
Sampel yang dikirimkan, lanjut Yunia, biasanya merupakan kasus positif yang punya riwayat perjalanan dari wilayah yang ditemukan varian Omicron. Sampel juga akan dikirimkan apabila kasus positif sempat berkontak dengan orang asing atau orang dari luar kota. Selain itu, hasil CT (cycle threshold) yang kurang dari 30 dari suatu kasus juga akan dikirim sampelnya untuk pemeriksaan WGS.
”Sudah banyak sampel yang dikirim. Masing-masing faskes yang menemukan hasil lab PCR positif dengan CT kurang dari 30 diminta mengirimkan sampelnya untuk pemeriksaan WGS,” kata Yunia.
Sebelumnya, di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, ditemukan juga dugaan adanya varian Omicron dari seorang pekerja migran, Desember lalu. Dugaan itu muncul mengingat pekerja tersebut mempunyai riwayat perjalanan dari Turki.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Klaten Anggit Budiarto menyampaikan, titik awal keberangkatan pekerja migran tersebut dari Azerbaijan. Dalam perjalanannya menuju Indonesia, pekerja itu transit di Turki. Di kedua negara tersebut, hasil tes PCR pekerja migran itu menunjukkan hasil negatif.
Namun, sesampainya di Indonesia, pekerja migran tersebut menjalani tes PCR. Hasil tes menunjukkan positif Covid-19. Isolasi mandiri selama 10 hari pun dijalani. Setelah menyelesaikan isolasinya, pekerja tersebut baru diperbolehkan pulang ke Klaten.
Adanya riwayat perjalanan dari Turki, ujar Anggit, mengharuskan pekerja migran tersebut kembali dites PCR di Kabupaten Klaten. Ternyata, hasilnya masih positif. Pihaknya pun mengirimkan sampel dari pekerja migran tersebut ke laboratorium untuk memastikan ada atau tidaknya varian Omicron pada kasus itu.
”Setelah sampelnya diuji, ternyata tidak ada kaitannya dengan varian Omicron,” kata Anggit.