ITB Kampus Cirebon Diharapkan Ungkit Mutu SDM
Institut Teknologi Bandung Kampus Cirebon resmi dibuka, Senin (17/1/2022). Kampus seluas 30 hektar ini diproyeksikan menampung 10.000 mahasiswa.
CIREBON, KOMPAS – Perkuliahan di Institut Teknologi Bandung Kampus Cirebon di Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mulai berjalan pada Senin (17/1/2022). Kehadiran perguruan tinggi yang dapat menampung hingga 10.000 mahasiswa ini diharapkan meningkatkan sumber daya manusia di Cirebon.
Peresmian pembukaan kegiatan belajar di ITB Kampus Cirebon berlangsung secara luring di Gedung Multifungsi dan via daring, Senin sore. Turut hadir Rektor ITB Reini Wirahadikusumah, Bupati Cirebon Imron Rosyadi, serta wakil rektor dan sejumlah dekan di ITB. Selain penandatanganan prasasti, acara lainnya adalah penanaman pohon.
Baca juga : Mahasiswa ITB Kembali ke Kampus
ITB Kampus Cirebon terletak tepat di pinggir jalan pantura wilayah Arjawinangun yang mengarah ke Jakarta, sekitar 20 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon. Saat ini, dua gedung berciri khas terakota berdiri di atas lahan seluas 30 hektar.
Rektor ITB Reini Wirahadikusumah bersama Bupati Cirebon Imron Rosyadi (tengah) berfoto bersama seusai menanam pohon di ITB Kampus Cirebon di Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (17/1/2022). Perkuliahan di kampus itu mulai aktif sejak Senin untuk sejumlah program studi.
Pada tahap awal, baru tiga program studi yang menjalankan perkuliahan di sana. Prodi itu adalah Perencanaan Wilayah dan Kota, Teknik Industri, serta Studi Kriya. Sebelumnya, mereka belajar di ITB Kampus Jatinangor. Selanjutnya, menyusul Prodi Teknik Geofisika dan Oseanografi, Teknik Pertambangan, serta Teknik Perminyakan. Perkuliahan akan digelar secara luring dan daring.
Imron mengapresiasi langkah ITB membuka kampus di Cirebon. Kehadiran perguruan tinggi ternama tersebut diharapkan meningkatkan sumber daya manusia di Cirebon. Indeks Pembangunan Manusia di daerah itu pada 2020 tercatat urutan ke-19 dari 27 daerah. “Di sini, SDM masih kurang dan kemiskinan sangat tinggi,” ujarnya.
Pihaknya berharap, ITB dapat menggali potensi ekonomi di daerah berpenduduk 2,2 juta jiwa tersebut. Selain menjadi salah satu daerah pemasok padi, Cirebon juga kaya akan hasil laut. Akan tetapi, lanjutnya, berbagai peluang itu belum optimal digunakan. “ITB bisa meneliti potensi itu dan cara memanfaatkannya,” paparnya.
Imron juga ingin warga Cirebon dapat berkuliah di ITB. Akan tetapi, lanjutnya, masyarakat harus memenuhi syarat untuk masuk ke ITB. Pihaknya mendorong pengajar ITB memberikan bimbingan belajar kepada warga agar lolos seleksi ke perguruan tinggi tersebut.
Rektor ITB Reini mengatakan, rancangan membuka kampus di Cirebon sudah dilakukan sejak 2015. Kampus tersebut bahkan ditargetkan beroperasi tahun 2020. Namun, akibat pandemi Covid-19, kegiatan perkuliahan di Cirebon baru terlaksana pertengahan Januari 2022. Sekitar 600 mahasiswa, lanjutnya, akan pindah secara bertahap ke Cirebon.
Kampus tersebut diproyeksikan dapat menampung hingga 10.000 mahasiswa. “Kami tidak hanya ingin memperluas akses perguruan tinggi, tetapi juga memperkuat dimensi lokal yang relevan. Kami berharap, ITB berkontribusi langsung terhadap pembangunan Cirebon dan sekitarnya. Setelah kehadiran ITB, ekonomi akan menggeliat,” ungkapnya.
Baca juga : Nasionalisme dari Sudut Laboratorium di ITB...