Pekerja Migran Asal Madiun yang Positif Omicron Bergejala Ringan
Pekerja migran asal Madiun terkonfirmasi positif varian Omicron. Pasien bergejala ringan dan dirawat di rumah sakit rujukan. Untuk mendeteksi sebaran Omicron, dinkes setempat menelusur kontak erat dan melakukan testing.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Seorang pekerja migran asal Kabupaten Madiun, Jawa Timur, terkonfirmasi positif Covid-19 varian Omicron. Kondisi pasien saat ini bergejala ringan dan dirawat di rumah sakit rujukan. Untuk mendeteksi sebaran Omicron, dinas kesehatan setempat telah menelusur kontak erat pasien dan melakukan pengetesan Covid-19.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Madiun Mashudi mengatakan, pasien bernama S (25), warga Kecamatan Dagangan. Pasien ini merupakan pekerja migran yang baru pulang dari Hong Kong. Sebelum tiba di Madiun pada 1 Januari lalu, S menjalani karantina selama 14 hari di Wisma Atlet Jakarta.
”Pada 3 Januari, dia mengeluh demam dan keesokan harinya mengeluh pilek. Baru pada 7 Januari melakukan pemeriksaan antigen dengan hasil positif dan dilanjutkan dengan pemeriksaan RT-PCR dengan hasil positif,” ujar Mashudi, Jumat (14/1/2022).
Mashudi mengatakan, pasien mulai dirawat di RS Dolopo yang merupakan rumah sakit rujukan Covid-19 pada 8 Januari. Adapun kepastian terkait dengan kasus konfirmasi positif Covid-19 varian Omicron diperoleh pada 13 Januari berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Universitas Airlangga Surabaya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun Sulistyo Widyantono mengatakan, konfirmasi positif diperoleh berdasarkan hasil pemeriksaan dengan metode whole genome sequencing (WGS). Fasilitas pemeriksaan tersebut belum ada di Madiun sehingga sampel dari pasien harus diperiksakan ke Unair.
Selama masa perawatan di rumah sakit rujukan, kondisi pasien terus membaik. Menurut rencana, pasien akan menjalani perawatan hingga dinyatakan negatif Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan menggunakan RT-PCR. Lama masa perawatan diprediksi sekitar 14 hari.
”Selain menangani pasien, untuk mencegah penularan, tim surveilans sudah diterjunkan untuk menelusur seluruh kontak erat pasien,” kata Sulis.
Penelusuran kontak erat dilakukan dengan tes antigen, terutama terhadap keluarga dekat, seperti orangtua dan calon suami pasien.
Penelusuran kontak erat dilakukan dengan tes antigen, terutama terhadap keluarga dekat, seperti orangtua dan calon suami pasien. Dari tiga orang tersebut, hasil tes antigennya dinyatakan negatif Covid-19. Dinkes Madiun telah meminta agar seluruh kontak erat melakukan karantina mandiri selama 14 hari.
Menyikapi terdeteksinya varian Omicron di Madiun tersebut, Sulis meminta masyarakat tidak panik. Meski demikian, kewaspadaan harus ditingkatkan dengan mendisiplinkan diri menerapkan protokol kesehatan, terutama memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun, dan menjaga jarak aman dari kerumunan.
Terdeteksinya kasus konfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Madiun ini menambah jumlah kasus varian Omicron di Jatim. Sebelumnya, kasus Omicron ditemukan di Surabaya pada pelaku perjalanan dalam negeri yang baru pulang dari wisata di Bali. Pasien mengeluh sakit tenggorokan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, terdeteksinya varian Omicron di wilayahnya tak terelakkan. Hal ini dikarenakan salah satu karakter varian ini adalah tingkat penularannya yang sangat cepat. Meski demikian, masyarakat tidak perlu panik menyikapinya.
Menurut dia, yang harus dilakukan saat ini ialah meningkatkan kewaspadaan dengan memperketat kembali penerapan protokol kesehatan, yakni memakai masker dan rajin mencuci tangan dengan sabun. Selain itu, wajib menjaga jarak aman.
”Kita tidak boleh panik, tetapi yang terpenting harus waspada dengan cara memperketat protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menjauhi kerumunan serta mempercepat vaksinasi,” tutur Khofifah, Minggu (2/1).
Khofifah mengatakan, pemerintah bersama dengan masyarakat harus berupaya sekuat tenaga mencegah varian Omicron agar tidak meluas di Jawa Timur. Jangan sampai terjadi transmisi atau penularan lokal di masyarakat. Koordinasi dengan instansi terkait, seperti Kodam V Brawijaya, Polda Jatim, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta Kementerian Kesehatan, terus dibangun untuk memudahkan dan mempercepat penanganan.
Mantan Menteri Sosial RI ini meminta semua pihak menjaga kondisi kesehatan di lingkungan masing-masing supaya situasi di Jatim, terutama penanganan pandemi Covid-19, tetap baik dan terkendali. Caranya tidak lain adalah mempertahankan jumlah kasus aktif agar tetap rendah, mengawasi tingkat penularan di bawah angka 1 persen, dan mencegah terjadi lonjakan kasus.
”Waspada penting, tetapi jangan perkembangan ini membuat kita panik. Sejauh ini varian Omicron belum menunjukkan karakter yang membahayakan nyawa pasien, terutama pasien yang sudah mendapatkan vaksin,” kata Khofifah.
Menurut Khofifah, vaksinasi Covid-19 yang terus berjalan hingga saat ini merupakan salah satu ikhtiar mengatasi pandemi, termasuk mencegah penularan varian Omicron di Jatim. Oleh sebab itu, semua warga Jatim yang belum mendapatkan penyuntikan vaksin lengkap sebanyak dua kali dan masyarakat yang belum vaksin sama sekali segera mendatangi fasilitas-fasilitas kesehatan penyedia layanan vaksinasi Covid-19.
Strategi lain yang diterapkan Pemprov Jatim dalam upayanya mencegah sebaran varian Omicron ialah meminta kepada seluruh pemerintah daerah tingkat kabupaten dan kota untuk menggencarkan lagi 3T, yakni testing, tracing, dan treatment. Gencarkan lagi pengetesan untuk mendeteksi sebaran Covid-19, perkuat penelusuran kontak erat pasien terkonfirmasi positif, dan tangani pasien dengan baik agar tingkat kesembuhannya tinggi.