La Nina Masih Terjadi di Kalbar, Walhi Mengingatkan Daerah agar Tetap Waspada
La Nina masih terjadi di Kalimantan Barat, Meskipun sejauh ini daerah-daerah yang rawan bencana masih aman dari banjir, kewaspadaan hendaknya tetap dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Fenomena La Nina masih terjadi di Kalimantan Barat. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalbar mengingatkan, daerah-daerah yang rawan bencana hendaknya tetap waspada untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Supadio Pontianak Sutikno, Jumat (14/1/2022), menuturkan, seminggu ke depan secara umum hujan ringan di wilayah Kalbar. Namun, sekitar tanggal 18 Januari diprakirakan ada potensi hujan sedang hingga lebat di sebagian besar wilayah Kalbar.
”Yang perlu diwaspadi potensi hujan yang disertai angin kencang dan petir berdurasi singkat pada siang dan sore hari,” ujarnya.
Di sekitar pesisir Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara, ada potensi genangan yang perlu diwaspadai. Hujan di daerah tersebut lebih tinggi daripada di daerah lainnya. Pada 17-21 Januari, hujan dengan intensitas sedang berpotensi terjadi pasang air laut maksimum di pagi hari.
”Jadi perlu diwaspadai akibat pasang dan kombinasi hujan di pesisir. Meskipun demikian, pasang tidak setinggi sebelumnya, misalnya seperti pada 8 Desember dan dua minggu lalu. Namun, karena masih pada periode Januari, tetap perlu diwaspadai khususnya yang biasa terdampak pasang air laut, misalnya daerah di Pontianak,” tuturnya.
Yang perlu diwaspadi potensi hujan yang disertai angin kencang dan petir berdurasi singkat pada siang dan sore hari.
Pada 18 Januari itu juga ada potensi genangan di sebagian wilayah Kapuas Hulu. Sebab, ada potensi hujan lebat. Kapuas Hulu diprakirakan sejauh ini aman. Demikian juga Kabupaten Sambas dan Kecamatan Serawai di Kabupaten Sintang, sejauh ini aman meskipun dilaporkan ada genangan, diprakirakan tidak terjadi banjir parah.
Daerah-daerah tersebut sejauh ini diprakirakan aman dari banjir meskipun sempat ada laporan sedikit genangan. Namun, kewaspadaan tetap diperlukan pada 18 Januari, misalnya di sebagian Kapuas Hulu.
Kalbar juga sebetulnya masih mengalami La Nina saat ini. Kondisi La Nina saat ini masih pada intensitas sedang. Beberapa institusi memprakirakan enam bulan ke depan masih akan didominasi La Nina. Namun, dampak La Nina di setiap daerah berbeda.
Cuaca masih berubah-ubah. Berkisar 21-23 Januari, cuaca diprakirakan panas hingga akhir Januari karena curah hujan sangat rendah. Potensi panas justru tinggi dan berpotensi muncul titik panas.
Hingga Februari
Direktur Eksekutif Walhi Kalbar Nikodemus Ale menuturkan, beberapa waktu lalu, BMKG pernah mengeluarkan informasi terkait La Nina. Hal itu diawali di November tahun lalu hingga Februari tahun ini.
Pada November dan Desember tahun lalu terjadi banjir di sejumlah wilayah Kalbar. Daerah hendaknya lebih waspada terkait berbagai kemungkinan, belajar dari pengalaman tahun lalu. Oleh karena itu, daerah hendaknya tetap bersiaga. Bencana lalu memberikan pembelajaran perlunya kesiapsiagaan.
”Daerah rentan bencara hendaknya mempersiapkan infrastruktur, mulai dari tim, perangkat, bahkan pembiayaan. Jika sewaktu-waktu terjadi banjir, sudah siap. Segala kemungkinan bisa saja terjadi,” tutur Nikodemus.
Kesiapsiagaan itu perlu dilakukan hingga ke tingkat desa. Terlepas apakah La Nina masih akan berdampak serius pada bencana, kesiapsiagaan di semua struktur pemangku kepentingan tetap perlu dilakukan sehingga lebih siap menghadapi hal-hal tidak terduga.
Antisipasi masih dilakukan di Kalbar, misalnya dari Kepolisian Daerah Kalbar. Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kalbar Inspektur Jenderal Suryanbodo Asmoro menjelaskan, berdasarkan karakteristik kerawanan daerah di wilayah masing-masing, khususnya di Kalbar memiliki karakter bencana alam yang khusus.
”BMKG memprediksi fenomena La Nina berlangsung hingga pertengahan tahun 2022. Apabila musim hujan yang berlebihan, berpotensi banjir di beberapa tempat,” ujar Kapolda Kalbar.
La Nina merupakan salah satu penyebab peningkatan curah hujan, dan di wilayah Kalbar merupakan daerah yang rawan bencana, seperti bencana banjir yang sering terjadi. Polda Kalbar telah menggelar apel kesiapsiagaan beberapa hari lalu.
Apel kesiapsiagaan bencana itu dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan potensi ancaman sehingga lebih siap, lebih siaga, dan memiliki kewaspadaan dalam menghadapi potensi bencana.