Surabaya Pakai Balai RW untuk Lokasi Vaksinasi Penguat
Pemberian vaksinasi dosis ketiga atau penguat di Surabaya, Jawa Timur, dipercepat dengan pelaksanaan di balai RW bahkan pintu ke pintu dengan harapan dapat menekan ledakan kasus karena serangan varian Omicron.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, ingin mempercepat vaksinasi dosis ketiga atau penguat untuk warga lanjut usia dan kelompok rentan. Percepatan dengan memanfaatkan balai rukun warga sehingga lebih menjangkau sasaran vaksinasi.
Vaksinasi penguat diberikan setidaknya setengah dosis dari suntikan pertama dan kedua. Sasaran yang sementara ini diutamakan ialah warga lanjut usia dan kelompok rentan atau berpenyakit bawaan.
Dosis ketiga diberikan dengan harapan menekan dampak fatal seseorang jika terinfeksi Covid-19. Situasi pandemi berpotensi memburuk terkait serangan varian Omicron yang amat cepat menular dan kemampuan menginfeksi yang sudah tervaksin.
Dosis ketiga untuk warga lansia dan rentan diberikan sejak Rabu (12/1/2022) secara serentak di sebagian kabupaten/kota di Indonesia. Di Surabaya, penyuntikan vaksin dilaksanakan di 12 pusat kesehatan masyarakat. Namun, mulai hari kedua atau Kamis (13/1/2022), pemerintah ingin mempercepat pemberian vaksinasi sehingga memanfaatkan balai RW.
Adapun 12 puskesmas pelaksana vaksinasi ialah Wiyung, Lidah Kulon, Sidosermo, Benowo, Tanah Kali Kedinding, Tenggilis, Sememi, Sawahan, Pegirian, Sidotopo, Putat Jaya, dan Krembangan Selatan. ”Bagi yang tidak bisa berangkat ke lokasi vaksinasi di balai RW karena keterbatasan atau penyandang disabilitas, kami akan kembali hidupkan vaksinasi pintu ke pintu,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meninjau vaksinasi penguat di Balai RW 004 Kelurahan Ngagel Rejo, Kecamatan Wonokromo.
Di Ngagel Rejo, kalangan warga lansia lebih menginginkan menerima vaksinasi di balai RW daripada dikunjungi di rumah. Di balai RW, mereka bisa bertemu tetangga dan berkomunikasi sambil menunggu giliran diperiksa dan disuntik vaksin. Namun, vaksinasi di balai RW diawasi oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 kelurahan dan kecamatan agar peserta tetap menerapkan protokol kesehatan.
Jumlah sementara sasaran vaksinasi penguat di Ngagel Rejo 533 orang. Untuk se-Surabaya sekitar 12.000 orang. Jumlah sasaran itu bersifat sementara karena menyesuaikan dengan dosis yang diterima. Dosis yang sementara ini diterima di Surabaya sebanyak 6.000 dosis untuk 12.000 sasaran.
Berdasarkan data laman resmi https://vaksin.kemkes.go.id/, Kamis, di Surabaya tercatat hampir 2,858 juta jiwa penerima vaksinasi dosis 1 atau hampir seluruh populasi yang 2,928 juta jiwa. Setidaknya, sejumlah penerima dosis pertama itulah yang harus dicapai atau diberikan dosis kedua dan ketiga atau penguat. Adapun vaksinasi berjalan sejak pertengahan Januari 2021 atau tepat setahun lalu.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Nanik Sukristina, vaksinasi penguat (booster) dilaksanakan seperti sebelumnya. Penerima harus melalui proses pemeriksaan kesehatan. Misalnya diketahui kurang sehat, vaksinasi penguat ditunda sampai penerima dalam kondisi sehat atau memungkinkan disuntik vaksin. Dosis ketiga diberikan minimal enam bulan sejak menerima dosis kedua. Penerima harus memperlihatkan kartu tanda penduduk dan sertifikat vaksinasi dua dosis atau komplet.
”Untuk kelompok lainnya menunggu penyelesaian sasaran warga lansia dan warga rentan serta menyesuaikan kedatangan dosis,” kata Nanik.
Secara terpisah, epidemiolog Universitas Airlangga, Surabaya, Windhu Purnomo, kembali berharap percepatan pelaksanaan vaksinasi penguat disertai upaya terpadu pengendalian dan antisipasi pandemi. Berdasarkan perkiraan para ahli, situasi pandemi di Indonesia kemungkinan memburuk pada Februari 2022 karena serangan Omicron.
”Selain vaksinasi, penyiapan sarana prasarana juga penting agar layanan kesehatan tidak kewalahan seperti sebelumnya karena varian Delta (Juni-Juli 2021),” kata Windhu. Aparatur terpadu perlu menyiapkan beberapa skenario pengendalian terutama pembatasan sosial jika terindikasi kasus meningkat bahkan meledak.
Kalau situasi secara umum memburuk, pengetatan aktivitas terpaksa ditempuh kembali, misalnya pembatasan jam operasional pusat belanja, pembatasan kehadiran di tempat ibadah, dan penutupan obyek wisata.
Situasi pandemi di Surabaya masih landai di mana peningkatan kasus harian dalam kisaran 0-5 kasus dan nihil kematian sejak awal bulan. Situasi ini cukup menggembirakan tetapi jangan membuat terlena. Potensi ledakan kasus tetap ada mengingat aktivitas sosial masyarakat berangsur-angsur normal.
Eri mengatakan, pembatasan sosial atau pengetatan aktivitas segera ditempuh jika memang terlihat indikasi peningkatan kasus. Misalnya jika dalam pembelajaran tatap muka penuh atau 100 persen yang sedang berlangsung, ada siswa atau siswi terjangkit Covid-19, maka persekolahan ditangguhkan dua pekan sehingga belajar-mengajar kembali secara dalam jaringan atau online.
”Kalau situasi secara umum memburuk, pengetatan aktivitas terpaksa ditempuh kembali, misalnya pembatasan jam operasional pusat belanja, pembatasan kehadiran di tempat ibadah, dan penutupan obyek wisata,” kata Eri. Bahkan, sampai saat ini, sebagian besar taman kota belum dibuka untuk publik. Kegiatan hari bebas kendaraan bermotor juga belum diadakan kembali.