Wajib Karantina, Ongkos Umrah di Masa Pandemi Naik
Diizinkannya kembali ibadah umrah di masa pandemi disambut baik oleh masyarakat Jawa Tengah. Karena adanya tambahan waktu karantina dan kewajiban tes PCR, membuat biaya umrah lebih mahal.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah kembali memberikan izin pelaksanaan ibadah umrah di masa pandemi dengan protokol kesehatan ketat untuk menekan risiko penyebaran Covid-19. Adanya tambahan waktu karantina dan biaya tes Covid-19 membuat rata-rata ongkos ibadah umrah di Jawa Tengah meningkat.
Sebanyak 419 anggota jemaah umrah asal Indonesia diberangkatkan ke Arab Saudi pada Sabtu (8/1/2022). Keberangkatan mereka dilepas oleh Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kompas.id, 8/1/2022).
Dari total jemaah yang diberangkatkan, sebanyak 26 orang berasal dari Jateng. Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jateng Ahyani menuturkan, para jemaah yang diberangkatkan harus dalam keadaan sehat dan sudah divaksin.
”Jemaah yang berangkat ini acak dari seluruh Indonesia, tidak pilih-pilih. Syaratnya sudah divaksin dan dalam kondisi sehat,” kata Ahyani, Selasa (11/1/2022).
Pemberian izin pelaksanaan ibadah umrah disambut baik oleh penyedia jasa perjalanan haji dan umrah di Jateng. Hal itu diharapkan mampu menggeliatkan kembali perekonomian mereka. Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Endro Dwi memperkirakan, selama dua tahun terakhir, potensi pendapatan yang hilang akibat tidak adanya pemberangkatan jemaah mencapai Rp 2,5 miliar.
Jemaah yang berangkat ini acak dari seluruh Indonesia, tidak pilih-pilih. Syaratnya sudah divaksin dan dalam kondisi sehat.
”Ini patut disyukuri karena setelah sekian lama, pemerintah mengizinkan (pemberangkatan jemaah umrah). Terkait masalah teknis, kami dari Jateng siap menyesuaikan,” ujar Endro.
Menurut Endro, ada perbedaan lama waktu dan biaya terkait penyelenggaraan ibadah umrah di masa pandemi. Sebelum pandemi, hanya perlu waktu sembilan hari untuk perjalanan dan ibadah umrah. Kini, waktu yang dibutuhkan sekitar 19 hari.
Sebelum berangkat ke Arab Saudi, para jemaah diminta menjalani karantina dan tes reaksi rantai polimerase atau PCR selama satu hari. Setelah dinyatakan negatif Covid-19, jemaah akan diberangkatkan. Sesampainya di Madinah, jemaah diminta menjalani karantina selama lima hari dan beribadah selama dua hari.
Setelah tujuh hari di Madinah, jemaah berangkat menuju Mekah dan beribadah di kota tersebut selama empat hari. Seusai beribadah di Mekkah, jemaah pulang ke Indonesia dan menjalani karantina selama tujuh hari serta tes usap PCR.
Kewajiban menjalani tes PCR dan karantina membuat biaya umrah meningkat. Sebelum pandemi, biaya umrah per orang sekitar Rp 22 juta. Kini, biayanya diperkirakan sekitar Rp 32 juta per orang.
”Di masa-masa seperti ini, penerbangan ke Arab Saudi masih sangat terbatas. Karena peminatnya tinggi, harganya jadi jauh lebih mahal. Hal ini menjadi faktor lain mengapa harga umrah di masa pendemi cukup tinggi,”kata Endro.
Sebelum memberangkatkan jemaah, penyedia jasa perjalanan ibadah haji dan umrah lebih dahulu berangkat ke Arab Saudi. Di sana, mereka menengok situasi sekaligus mencari tahu cara penanganan apabila selama menjalani umrah ada jemaah yang terkonfirmasi positif Covid-19.
”Bagaimana mitigasi risiko harus kita pahami karena faktor ketidakpastiannya masih tinggi. Banyak hal yang harus diperhitungkan karena keselamatan nomor satu,” imbuhnya.
Urus parpor
Kembali diizinkannya umrah membuat warga di Kabupaten Batang berbondong-bondong mengurus paspor. Di Kantor Imigrasi Mal Pelayanan Publik (MPP) Kabupaten Batang, mayoritas warga membuat paspor untuk keperluan ibadah umrah serta bekerja atau berlibur ke luar negeri.
Salah satu pemohon paspor, Murtiningrum, mengungkapkan, dirinya membuat paspor untuk keperluan ibadah umrah. Ia berencana mendaftar umrah dan berharap diberangkatkan menuju Arab Saudi bulan depan.
”Mudah-mudahan pandeminya segera berakhir dan ibadah umrah kami semua dilancarkan. Terkait tingginya ongkos umrah dan biaya karantina serta tes Covid-19, saya tidak masalah. Yang penting (saya) bisa segera berangkat umrah,” kata Murtiningrum.