Keracunan Jajanan, 30 Siswa SD di Padang Dilarikan ke Rumah Sakit
Sedikitnya 30 siswa SD 29 Gunung Sarik, Padang, Sumatera Barat, dan lima warga dilarikan ke rumah sakit akibat keracunan jajanan bakso bakar di sekitar sekolah.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Sedikitnya 30 siswa SD 29 Gunung Sarik, Padang, Sumatera Barat, dan lima warga dilarikan ke rumah sakit akibat keracunan jajanan bakso bakar di sekitar sekolah. Sebagian pasien masih dirawat dan diobservasi di instalasi gawat darurat RS. Sampel muntah dan makanan sudah dikirim ke Balai Besar POM untuk diperiksa.
Wakil Kepala SD 29 Gunung Sarik Afrizal S di Padang, Selasa (11/1/2022), mengatakan, gejala keracunan ini mulai terjadi pada Selasa sekitar pukul 08.00. Ada siswa yang mengaku pusing, sakit perut, dan muntah-muntah. Karena dikira akibat tidak sarapan atau sakit biasa, beberapa siswa diantarkan pulang.
Selanjutnya, sekitar pukul 09.00, jumlah siswa yang mengalami gejala serupa semakin banyak. Kemudian disadari adanya gejala keracunan makanan. ”Kami hubungi puskesmas, diarahkan untuk dibawa ke rumah sakit. Siswa yang sudah di rumah juga kami minta ke rumah sakit. Rata-rata siswa mengalami gejala setelah makan jajanan bakso bakar,” kata Afrizal, Selasa siang.
Menurut guru olahraga itu, ada 27 siswa yang diantarkan sekolah ke RSUD dr Rasidin Padang. Jumlah itu belum termasuk warga sekitar yang turut mengalami keracunan. Ditambahkannya, sekolah sudah mengambil semua sampel jajanan yang dijual di sekitar sekolah, termasuk bakso bakar. Selanjutnya, sekolah juga akan meminta KTP para pedagang untuk pendataan.
Pantauan Kompas di sekitar IGD dr Rasidin Padang, Selasa siang, 20-an siswa dan warga masih dirawat. Sebagian memakai infus dan oksigen. Petugas medis sibuk memeriksa dan merawat para pasien. Beberapa pasien yang kondisinya membaik diperbolehkan pulang.
Fitri Dollar (42), orangtua siswa, mengatakan, anaknya, Arfan Maulana (10), sakit perut saat di sekolah. Saat tiba di rumah, gejala itu masih dirasakan. Akhirnya, Arfan dibawa ke RSUD dan mengalami muntah-muntah dan diare setiba di rumah sakit. Siswa kelas IV itu dipasangi infus di IGD.
”Sebelumnya, Arfan makan jajanan bakso bakar seusai pelajaran olahraga. Cuma satu tusuk berisi tiga bakso. Tidak lama setelah itu ada gejala keracunan. Perut mulas,” kata Fitri saat mendampingi anaknya di IGD.
Menurut Fitri, menurut keterangan dokter, anaknya mengalami dehidrasi akibat keracunan itu. Namun, Selasa siang, kondisinya mulai membaik. ”Alhamdulillah tidak parah. Kemungkinan bisa pulang hari ini,” ujarnya.
Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD dr Rasidin Padang Sri Kurnia Yati mengatakan, total ada 35 orang yang dilarikan ke RS akibat keracunan. Sebanyak 30 orang adalah siswa SD 29 Gunung Sarik, sisanya orangtua siswa dan warga sekitar yang turut mengonsumsi bakso bakar yang dijual di sekitar sekolah itu.
Sebelumnya, Arfan makan jajanan bakso bakar seusai pelajaran olahraga. Cuma satu tusuk berisi tiga bakso.
”Dari anamnesis yang kami terima dari keluarga pasien, sumber keracunan diduga dari makanan bakso bakar yang dijual di sekitar sekolah. Umumnya pasien mengalami muntah, sakit perut, dan pusing,” kata Kurnia.
Menurut Kurnia, 11 dari 35 pasien itu sudah diizinkan pulang karena kondisinya sudah baik pada Selasa siang. Sisanya masih menjalani perawatan dan observasi di IGD. Saat ini, sedikitnya ada dua siswa yang kondisinya relatif parah dan masih mendapatkan pasokan oksigen dan infus serta dikonsultasikan dengan dokter spesialis anak.
Kurnia menambahkan, sampel muntahan para pasien sudah diambil. RSUD berkoordinasi dengan Puskesmas Kuranji dan sampel sudah dibawa ke Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Padang untuk diperiksa.
Kepala Kepolisian Sektor Kuranji Ajun Komisaris Nasirwan mengatakan, polisi sudah meminta keterangan penjual bakso bakar tersebut. Sampel bakso diperiksa oleh Balai Besar POM Padang dan menunggu hasilnya sekitar seminggu. ”Setelah diperiksa, pedagang kami kenakan wajib lapor sekali dua hari dan buat surat pernyataan,” kata Nasirwan.
Nasirwan belum dapat memastikan apakah pedagang akan dikenai sanksi pidana atau tidak. Semuanya bergantung pada hasil pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut.
Koordinator Wilayah Dinas Pendidikan Kecamatan Kuranji Mursid mengatakan, pihaknya mengingatkan seluruh kepala sekolah dan guru untuk memantau jajanan yang dijual warga di sekitar sekolah. Pedagang juga diminta meningkatkan khigienisitas dan kesehatan dagangannya. ”Jangan sampai membahayakan dan merugikan siswa dan warga sekitar,” ujarnya.