Pemkot Surakarta masih menunggu petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga. Pengalokasian vaksin menjadi tantangan tersendiri. Sebab, vaksinasi dosis pertama dan kedua masih berjalan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surakarta masih menunggu petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga. Pengalokasian vaksin menjadi tantangan tersendiri. Terlebih lagi, pemberian vaksinasi dosis ketiga dilakukan bersamaan dengan vaksinasi dosis lainnya.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan, pihaknya belum menerima instruksi dari pemerintah terkait pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga. Pihaknya akan menunggu peraturan teknis agar tak salah melangkah. Namun, jajarannya sudah siap melaksanakan vaksinasi tersebut.
”Instruksinya belum ada. Ini masih menunggu (instruksi) dari pusat. Namun, kami siap-siap saja kok,” kata Gibran di kompleks Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (10/1/2021).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memutuskan untuk memulai vaksinasi penguat atau booster pada 12 Januari 2022. Keputusan itu diambil menyikapi maraknya ancaman varian baru Covid-19, yakni Omicron, di Indonesia. Menurut rencana, tahap pertama dosis ketiga vaksin bakal diberikan kepada penduduk berusia 18 tahun ke atas yang telah menerima vaksinasi kedua dengan jangka waktu lebih dari enam bulan (Kompas, 3/1/2021).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih menyatakan, pihaknya tak akan gegabah dalam melaksanakan vaksinasi dosis ketiga. Untuk itu, ia akan menunggu petunjuk teknis dari pemerintah. Tujuannya agar vaksinasi yang dilakukan bisa benar-benar sesuai dan tepat sasaran.
”Saya akan menunggu keputusan dari pemerintah pusat. Vaksinnya yang dipakai apa? Siapa yang berhak? Di mana dilakukan? Itu kan belum diketahui rinciannya seperti apa,” kata Wahyuningsih.
Baca juga: Mencermati Tantangan Vaksinasi Dosis Ketiga
Wahyuningsih menjelaskan, kendala yang berpotensi muncul dalam vaksinasi dosis ketiga berupa pengalokasian vaksin. Hal itu disebabkan belum rampungnya vaksinasi dosis pertama dan kedua yang dilakukan di daerah tersebut. Misalnya, di sejumlah puskesmas, setiap harinya ada dua hingga tiga warga berusia 18 tahun yang masih mengikuti vaksinasi dosis pertama.
Di sisi lain, Wahyuningsih mengungkapkan, pihaknya juga tengah berfokus melakukan vaksinasi terhadap anak-anak berusia 6-11 tahun. Sejauh ini sudah 68 persen atau sekitar 30.000 anak yang sudah menerima vaksin dosis pertama. Adapun total sasarannya mencapai 57.000 anak. Pekan depan, sejumlah anak mulai menerima vaksin dosis kedua. Ditargetkan, vaksinasi anak dapat rampung Februari.
”Pengalokasian vaksin akan menjadi tantangan. Kalau ada yang seperti ini, kan, jadwal vaksin kedua tidak bisa saya tinggalkan. Vaksin kedua harus dapat vaksin sesuai dengan jadwalnya. Mudah-mudahan semua berjalan baik,” kata Wahyuningsih.
Pada Kompas, Selasa (4/1/2021), Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, vaksinasi penguat akan digelar di daerah yang capaian vaksinasinya minimal 70 persen untuk dosis pertama dan 60 persen dosis kedua.
Menurut data hingga Januari 2021, sasaran program diperkirakan 15 juta-20 juta penerima. Pihaknya juga memastikan stok vaksin mencukupi. Dengan demikian, pelaksanaan vaksinasi penguat diharapkan tak mengganggu penyuntikan vaksin dosis pertama dan kedua yang masih berjalan.