Petani Kacang Tanah di Sragen Harapkan Kepastian Penyerapan Hasil Panen
Petani kacang tanah di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, bermasalah dengan kepastian penyerapan hasil panennya. Kerja sama dengan industri dijalin untuk meningkatkan penyerapan dan harga jual.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SRAGEN, KOMPAS — Petani kacang tanah di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, masih kesulitan memastikan penyerapan hasil panennya. Selain itu, mereka didera ulah pengepul yang diduga membuat harga jual kacang tanah kerap terlalu rendah.
Hal itu mengemuka dalam kunjungan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ke Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, Senin (10/1/2022). Dalam kesempatan itu, Syahrul melakukan panen kacang tanah secara simbolis. Selain itu, ia menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sido Mukti Bendungan dan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk.
”Kami mempertemukan dan mengoordinasi petani dari hulu ke hilir. Kami juga melakukan asistensi sampai pengawalan di tingkat offtaker (penjamin pengguna komoditas). Ke depan, beberapa offtaker lain akan diajak,” kata Syahrul.
Menurut data Pemerintah Kabupaten Sragen tahun 2021, total luas tanam kacang tanah mencapai 3.232 hektar. Lahan itu tersebar di 31 desa dari 12 kecamatan. Dikelola lebih kurang 4.000 petani, total hasil panen mencapai 14.544 ton. Jumlah itu menjadikan komoditas tani ini yang terbesar ketiga setelah padi dengan 763.293 ton dan jagung sebanyak 155.444 ton.
Dengan capaian tersebut, Syahrul menilai, kacang tanah adalah komoditas menjanjikan. Namun, dia tidak memungkiri petani kerap menjumpai persoalan, seperti tidak pastinya penyerapan hasil panen. Untuk itu, pihaknya mendorong agar kerja sama dengan industri untuk menekan hal itu.
”Pekan ini, kami sepakat mengundang bupati dan offtaker. Rakyat mau kepastian saja. Ini coba kita bisa atur. Apa kesulitan yang ada, kami akan bersama-sama mencari solusinya,” kata Syahrul.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati siap berkoordinasi dengan sejumlah pelaku industri. Dia akan merancang ulang secara lebih terperinci konsep kerja samanya. Di sisi lain, peningkatan luas tanam juga akan terus didorong demi mengoptimalkan potensi pertanian daerah.
”Kami akan siapkan konsepnya. Insya Allah, kami sambut baik yang disampaikan beliau (Menteri Pertanian). Karena, produk utama di daerah kami adalah pertanian,” kata Yuni.
Direktur BUMDes Sido Mukti Bendungan Tomy Wibowo mengatakan, tidak menentunya penyerapan panen menjadi pokok persoalan yang kerap ditemui petani. Pihaknya juga menduga ada permainan harga di tingkat pengepul.
”Kerja sama dengan industri diharapkan membuat hasil pertanian terjamin. Perekonomian petani juga terangkat karena hasil taninya pasti terjual,” kata Tomy.
Kepala Bagian Material Resource PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk Muhammad Fathoni menyebut masih sangat kekurangan pasokan kacang tanah. Oleh karena itu, dia siap menampung berapa pun hasil panen petani.
Namun, lanjut Fathoni, pihaknya tak sekadar bakal menyerap panen saja. Pembinaan terhadap petani juga dilakukan untuk memastikan kualitasnya sesuai standar perusahaan.
”Dengan demikian, kesejahteraan petani akan terangkat karena kualitas panennya sesuai dengan standar pemantauan industri,” katanya.