Borobudur Edupark untuk Daya Tarik Pendukung Borobudur
Borobudur Edupark menjadi proyek rintisan pembangunan destinasi baru penguat daya tarik wisata kawasan Borobudur. Destinasi ini diharapkan jadi semakin meningkatkan minat berkunjung sekaligus memecah keramaian di candi.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — PT Taman Wisata Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko memulai penguatan daya tarik wisata kawasan Borobudur dengan membuka Borobudur Edupark. Destinasi ini menjadi upaya rintisan yang nantinya akan dikembangkan di berbagai sudut Candi Borobudur.
”Tidak lagi semata-mata memikirkan kunjungan ke candi, nantinya kami akan mulai melakukan penguatan daya tarik wisata dengan memikirkan kawasan Borobudur secara luas,” ujar Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Hetty Herawati, saat acara peresmian Borobudur Edupark di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (9/1/2022).
Borobudur Edupark ini dibangun oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur bekerja sama dengan PT Nakula Sadewa Design Art dan komunitas pencinta Borobudur. Borobudur Edupark yang semula bernama Nakula Sadewa Edupark itu menyajikan tiruan relief candi dan ribuan karya patung, di antaranya miniatur Candi Borobudur. Dengan berkunjung ke Borobudur Edupark, diharapkan wisatawan juga mendapatkan pengetahuan tentang cerita relief Candi Borobudur.
Selain membangun destinasi baru, Hetty mengatakan, pihaknya juga akan mengembangkan jaringan sehingga Borobudur juga memiliki konektivitas dengan potensi-potensi lain yang selama ini menjadi penyangga kawasan wisata Borobudur.
Di kawasan utara misalnya, ke depan, kerja sama akan dilakukan dengan Pemerintah Kota Magelang dengan pengembangan wisata Borobudur dengan dua destinasi wisata Kota Magelang, yaitu Taman Kyai Langgeng dan Gunung Tidar. Konektivitas dimungkinkan dengan membuat paket wisata tertentu.
Selain menguatkan nilai universal Candi Borobudur agar bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya, upaya membangun destinasi dan kerja sama dengan berbagai pihak itu dilakukan agar kunjungan wisatawan tidak lagi melulu terfokus pada wisata di bangunan candi saja. ”Ini sekaligus menjadi upaya kami untuk memecah keramaian yang selama ini hanya terpusat di candi,” ujarnya.
Ini sekaligus menjadi upaya kami untuk memecah keramaian yang selama ini hanya terpusat di candi. (Hetty Herawati)
Upaya memecah keramaian ini diharapkan juga dapat meningkatkan lama kunjungan di Jawa Tengah, khususnya di kawasan Borobudur, dari sebelumnya hanya satu hari satu malam, menjadi empat hingga lima hari empat malam.
Vice President Marketing and Sales PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Pujo Suwarno, mengatakan, dalam upaya memecah keramaian tersebut, pihaknya tengah merancang paket-paket wisata baru, seperti paket junior archeologist, sebuah paket edukasi memahat batu untuk anak-anak dan remaja.
Selain itu juga akan dikembangkan paket wisata tematik dengan empat tema, yaitu, flora, fauna, kemaritiman, dan kesehatan. Empat tema tersebut dikembangkan berdasarkan cerita di relief Candi Borobudur.
Paket wisata flora, misalnya, pihaknya berencana membangun kebun raya Borobudur, yaitu areal kebun luas yang ditanami beragam tanaman yang terpahat di relief Candi Borobudur. ”Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), di relief Candi Borobudur terpahat sekitar 178 relief spesies tanaman,” ujarnya.
Dari satu tema flora saja telah mengindikasikan bahwa relief Candi Borobudur menarik untuk dieksplorasi lebih jauh. Relief berpotensi dikembangkan menjadi beragam destinasi baru sebagai penguat daya tarik wisata.
Selama masa pandemi, lanjut Pujo, jumlah pengunjung memang dibatasi dan bahkan sampai sekarang belum diperbolehkan untuk naik ke bangunan candi. Namun, di sisi lain, kondisi tersebut akhirnya memberi ide dan memberikan pencerahan baru bahwa siapa pun bisa tetap berwisata dan belajar tentang Candi Borobudur tanpa harus naik langsung ke candi.
Umar Chusaeni, Ketua Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) 15, mengatakan, di Borobudur Edupark, para seniman Borobudur juga mendapatkan ruangan tersendiri untuk memamerkan hasil karyanya.
”Sesuai dengan namanya, Borobudur Edupark, maka di sini pun kami berupaya menampilkan semua karya yang berkaitan dengan Borobudur,” ujarnya.
Dalam ruangan tersebut, sejumlah karya yang berkaitan dengan Borobudur dipamerkan, antara lain lukisan karya pelukis Easting Medi, pelukis yang sering melukis sosok Sang Buddha, serta patung Buddha ukuran mini karya dari Cipto Purnomo.