7.000 Warga Kebanjiran, Kota Jayapura Berstatus Tanggap Darurat
BMKG memprediksi hujan dengan intensitas lebat berpotensi terjadi di Jayapura, Papua, selama tiga hari mendatang. Warga diminta waspada untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi susulan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA dan VIDELIS JEMALI
·4 menit baca
KOMPAS/DOKUMENTASI HUMAS PEMKOT JAYAPURA
Wakil Wali Kota Jayapura Rustan Saru memberikan bantuan makanan bagi warga yang terdampak banjir di salah satu kompleks pemukiman, Jumat (7/1/2022). Banjir dan longsor menerjang empat distrik di Kota Jayapura, Papua, karena hujan lebat selama berjam-jam sejak Kamis (6/1/2022).
JAYAPURA, KOMPAS — Pemerintah Kota Jayapura menetapkan status tanggap darurat setelah banjir dan longsor yang menerjang wilayah tersebut pada Jumat (7/1/2021). Sekitar 7.000 warga Kota Jayapura di empat distrik atau kecamatan yang terdampak akibat bencana alam ini.
Wakil Wali Kota Jayapura Rustan Saru mengatakan, penetapan status tanggap darurat selama tujuh hari terhitung mulai Sabtu pekan ini. Tujuannya agar penanganan warga dan fasilitas yang terdampak bencana lebih terfokus dan mendapatkan prioritas.
Dari data Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua dan BPBD Kota Jayapura, hujan deras disertai angin kencang dan petir terjadi pada Kamis pukul 22.30 WIT hingga Jumat pukul 02.00. Banjir terjadi di empat distrik, yang meliputi Jayapura Utara, Jayapura Selatan, Abepura, dan Heram.
Terdapat enam titik longsor di Kota Jayapura. Sebanyak 7 warga di Distrik Jayapura Utara meninggal karena tertimbun longsor, sedangkan 6 orang lainnya luka-luka. Salah satu ruas jalan alternatif yang di Kota Jayapura juga mengalami kerusakan akibat longsor.
Tampak tim SAR gabungan sedang mengevakuasi jenazah salah satu korban longsor di Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua, Jumat (7/1/2022).
Lokasi banjir di Kota Jayapura meliputi kompleks Organda Youtefa, Perumnas IV, Hamadi, dan Entrop. Banjir juga menggenangi sejumlah lokasi fasilitas publik di Kota Jayapura, seperti SMA 4 Jayapura dan Rumah Sakit Marthen Indey.
Sejumlah pipa distribusi dan intake milik Perusahaan Daerah Air Minum Jayapura juga rusak karena diterjang banjir. Pelayanan air bersih bagi warga di empat distrik (kecamatan) terhambat.
”Dua lokasi yang masih terendam banjir hingga Jumat sore yakni wilayah Youtefa dan kompleks Organda. Jumlah warga yang terdampak banjir di dua lokasi ini sekitar 3.000 jiwa,” kata Rustan.
Rustan pun menyatakan, Pemkot Jayapura telah menyiapkan dapur umum untuk memberikan bantuan makanan siap saji bagi warga yang terdampak banjir. Pemerintah Kota Jayapura juga telah menyiapkan Gedung Olahraga Waringin sebagai tempat evakuasi warga saat terjadi bencana susulan.
KOMPAS/DOKUMENTASI SAR JAYAPURA
Tim SAR Jayapura menyelamatkan warga dari rumahnya yang terdampak banjir di Kota Jayapura, Papua, Jumat (7/1/2022). Penyebab banjir karena hujan dengan intensitas lebat yang melanda Jayapura sejak Kamis (6/1/2022) malam.
”Ketinggian air di dua lokasi ini masih mencapai 1-1,5 meter. Mereka tidak mau dievakuasi dan memilih bertahan di rumah untuk menjaga barang-barangnya,” kata Rustan.
Ia berharap pemerintah pusat turut membantu Pemkot Jayapura dalam penanggulangan korban banjir di Kota Jayapura. ”Para warga sangat membutuhkan bantuan obat-obatan, pakaian, air bersih, dan keperluan ibu serta anak,” tutur Rustan.
Kepala Stasiun Klimatologi Jayapura Doni Christianto saat dihubungi mengatakan, curah hujan saat terjadi banjir dan longsor di Kota Jayapura mencapai 336 milimeter dari Kamis sore hingga Jumat pagi. Rata-rata curah hujan per jam mencapai 40 milimeter dengan kategori sangat lebat.
”Dalam sehari saja curah hujan di Jayapura mencapai 336 milimeter. Padahal, total curah hujan bulanan di Kota Jayapura biasanya hanya 350 milimeter. Kondisi inilah yang memicu banjir dan longsor di Jayapura,” ungkap Doni.
Koordinator Data dan Informasi Pusat Meteorologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura, Ezri Ronsumbre, memaparkan, bukan hanya fenomena La Nina yang memicu tingginya curah hujan di Jayapura. BMKG menemukan adanya gelombang atmosfer di dua lokasi yang memicu pembentukan awan hujan di Jayapura.
”Gelombang atmosfer ini berada di perairan utara Jayapura dan wilayah Jayapura. Gelombang ini memicu hadirnya awan hujan secara masif. Akibatnya terjadi hujan dengan intensitas lebat,” ujar Ezri.
Dalam sehari saja curah hujan di Jayapura mencapai 336 milimeter. Padahal, total curah hujan bulanan di Kota Jayapura biasanya hanya 350 milimeter.
Ia berharap warga Jayapura, khususnya yang bermukim di daerah rawan banjir dan longsor, agar bersiaga mengantisipasi bencana susulan. Sebab, fenomena gelombang atmosfer ini diprediksi bisa terjadi hingga tiga hari ke depan.
”Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Keerom sudah memasuki masa puncak musim hujan. Biasanya kondisi cuaca ini terjadi pada awal tahun hingga bulan Maret,” katanya.
KOMPAS/VIDELIS JEMALI
Wakil Presiden Ma’ruf Amin memberikan keterangan dalam kunjungan kerja ke Palu, Sulteng, Jumat (7/1/2022). Wapres meminta agar penanganan bencana di Jayapura dilakukan dengan baik.
Sementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam kunjungan kerja di Palu, Sulawesi Tengah, menyatakan, langkah pertama yang harus dilakukan untuk bencana di Jayapura adalah penanganan korban. Langkah itu dilakukan Kementerian Sosial, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dan TNI-Polri. Para korban dan pengungsi segera ditangani dengan baik.
Untuk jangka panjang, Wapres menyampaikan penyebab banjir tentu harus diantisipasi. Hal itu bertujuan untuk menimimalisasi banjir ke depannya. ”Kita harus selalu siap menghadapi bencana. Indonesia ini negara dengan banyak potensi bencana. Kita harus mengantisipasinya,” ujarnya.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Penanggulangan Bencana Daerah Papua Welliam Manderi mengatakan, dirinya telah berkoordinasi dengan BNPB untuk menyiapkan bantuan yang sangat dibutuhkan para korban banjir di Jayapura.
”Saya telah berada di Jakarta untuk menyampaikan kondisi terkini Kota Jayapura yang terdampak banjir dan longsor ke pimpinan BNPB. Tim dari BNPB akan tiba di Jayapura pada Sabtu pagi untuk mendata jumlah korban yang terdampak,” tutur Welliam.