Bandara Sam Ratulangi Andalkan Lalu Lintas Kargo Sepanjang 2021
Sektor penerbangan di Sulawesi Utara lebih banyak bergantung pada pergerakan kargo ketimbang pergerakan penumpang di tengah pandemi Covid-19 yang masih mendera sepanjang 2021.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Sektor penerbangan di Sulawesi Utara lebih banyak bergantung pada lalu lintas kargo ketimbang pergerakan penumpang di tengah pandemi Covid-19 sepanjang tahun 2021. Kendati demikian, peningkatan penumpang pada akhir tahun memberikan peluang bagi sektor lain untuk berkembang.
Hal ini diungkapkan General Manager Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado Minggus Gandeguai, melalui keterangan pers tertulis, Jumat (7/1/2022). Sepanjang 2021, total muatan barang yang masuk dan keluar Sulut lewat jalur udara mencapai 16.577 ton atau naik 9 persen ketimbang tahun 2020.
Sebanyak 70 persen atau 11.603 ton dari total kargo itu merupakan muatan masuk. ”Tren belanja daring turut menyumbang peningkatan pergerakan kargo. Muatan yang masuk memang didominasi kargo umum berupa paket dari beberapa jasa ekspedisi,” ujar Minggus.
Sejak tahun pertama pandemi, sektor penerbangan mencoba menutupi jatuhnya pendapatan maskapai ataupun bandara dengan meningkatkan layanan pengiriman barang lewat jalur udara. Di Sulut, keseriusan itu dimulai, salah satunya, dengan membuka penerbangan kargo Garuda Indonesia untuk ekspor langsung (direct call) dari Manado ke Tokyo, Jepang, pada September 2020. Total muatan maksimalnya adalah 15 ton.
Minggus optimistis pergerakan kargo melalui Bandara Sam Ratulangi akan terus meningkat. Untuk menopang misi itu, pada akhir 2021, bandara besutan PT Angkasa Pura I itu berbenah diri untuk melayani pesawat berbadan lebar, yaitu Airbus 330-300, dengan kapasitas kargo mencapai 45,9 ton.
Kapasitas kargo itu lebih besar ketimbang seri Boeing 737-800 yang berkemampuan muatan 23,9 ton yang rutin mendarat di Bandara Sam Ratulangi. Untuk dapat melayani pesawat yang lebih besar, kata Minggus, pihaknya mendatangkan armada baru fasilitas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK).
”Semoga proses verifikasi menjadi bandara kategori 8 dapat berjalan lancar sehingga kita bisa segera melayani Airbus 330-300. Harapannya, lebih banyak kargo yang dapat dimuat dan jumlah penumpang juga ikut meningkat,” ungkap Minggus.
Pergerakan penumpang dari dan menuju Manado memang belum membaik. Ini dibuktikan penurunan sekitar 1 persen, dari 938.000 orang pada 2020 menjadi 925.000 orang. Tren ini sejalan dengan penurunan lalu lintas pesawat yang singgah di Bandara Sam Ratulangi sebesar 3 persen, yaitu dari 12.439 kali pada 2020 menjadi 12.065 kali pada 2021.
”Tentu saja, ini masih merupakan dampak lanjutan pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Pembatasan aktivitas fisik dan mobilitas tetap menjadi prioritas,” lanjut Minggus. Kendati demikian, jumlah penumpang meningkat 12 persen jelang akhir tahun lalu, dari kisaran 99.000 orang pada November 2021 menjadi 111.000 orang di Desember 2021.
Kepala Dinas Pariwisata Sulut Henry Kaitjily mengatakan, performa pariwisata pada akhir 2021 mulai membaik. Sekalipun belum ada data resmi dari Badan Pusat Statistik, Henry mengklaim okupansi hotel, vila, dan resor di Sulut berkisar 50-60 persen selama periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
Jalan tol
Sementara itu, PT Jasamarga Manado Bitung (JMB) memanfaatkan momen akhir tahun yang diwarnai fenomena mudik untuk mempromosikan pemanfaatan Jalan Tol Manado Bitung. Selama periode 23 Desember 2021-4 Januari 2022, ruas Danowudu Bitung sepanjang 13,4 kilometer dibuka secara fungsional dan bebas biaya.
Sebanyak 32.471 kendaraan tercatat melintasi dua arah segmen yang baru jadi sejak Jalan Tol Manado-Bitung mulai dibangun pada 2016. Direktur Utama PT JMB Charles Lendra mengatakan, jalan tol ini memperlancar lalu lintas bagi masyarakat Sulut yang setiap akhir tahun menjalankan tradisi pasiar, yaitu berkunjung ke rumah kerabat.
”Kami berharap operasi fungsional secara menyeluruh ini memberikan hal positif bagi masyarakat, terutama pemangkasan waktu tempuh dari Manado ke Bitung dan sebaliknya,” kata Charles mengenai jalan tol yang menurut rencana akan segera diresmikan secara utuh tahun ini.
Untuk sementara, segmen Danuwudu-Bitung harus ditutup kembali. ”Kami akan laksanakan uji laik fungsi. Setelah itu, akan diterbitkan sertifikat laik operasi dari Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat). Kami harap prosesnya bisa segera terlaksana sehingga jalan tol bisa diresmikan dalam waktu dekat,” katanya.