Minim Pelacakan Kasus, Kota Cirebon Naik Level 2 PPKM
Status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM di Kota Cirebon, Jawa Barat, naik dari level 1 menjadi level 2. Minimnya pelacakan menjadi pemicunya.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Setelah dua bulan terakhir menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level 1, kini status Kota Cirebon, Jawa Barat, naik ke level 2. Minimnya pelacakan kasus Covid-19 menjadi penyebabnya. Padahal, pelacakan dibutuhkan untuk mencegah penyebaran virus korona baru.
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 01 Tahun 2022 tentang PPKM Level 3, Level 2, Level 1 Covid-19 di Wilayah Jawa dan Bali, Kota Cirebon berstatus level 2. Sebelumnya, sejak November 2021, kota ini menerapkan PPKM level 1 yang menunjukkan penularan Covid-19 terkendali. Sebaliknya, level 4 berarti risiko penyebarannya tinggi.
Beberapa aturan PPKM level 2 adalah pembelajaran tatap muka terbatas, kegiatan di sektor nonesensial diberlakukan maksimal 50 persen, dan tempat perbelanjaan beroperasi maksimal pukul 21.00. Resepsi pernikahan diizinkan dengan pengunjung maksimal 50 persen dari kapasitas ruangan. Ketentuan ini berlaku Selasa-Minggu (4-17/1/2022).
Ketua Satuan Tugas Covid-19 Kota Cirebon Agus Mulyadi mengatakan, penurunan level PPKM disebabkan minimnya tracing atau pelacakan kontak erat kasus Covid-19. Jika penelusuran kontak erat satu kasus positif Covid-19 kurang dari 14 orang, lanjutnya, tracing dinilai terbatas sehingga memengaruhi level PPKM.
”Kasus, BOR (tingkat keterisian rumah sakit), dan tingkat kematian kan nol. Karena nol, tracingnya enggak ada,” kata Agus yang juga Sekretaris Daerah Kota Cirebon. Sejak 17 Desember 2021, tidak terdapat kasus terkonfirmasi positif aktif. Adapun kasus suspek Covid-19 tercatat 14 orang.
Kasus, BOR (tingkat keterisian rumah sakit) dan tingkat kematian kan nol. Karena nol, tracingnya enggak ada. (Agus Mulyadi)
Pihaknya akan menelusuri penyebab minimnya pelacakan kasus. Padahal, pelacakan diperlukan untuk mencegah penyebaran virus korona baru tidak meluas. Apalagi, mobilitas warga meningkat saat libur akhir tahun. Berada di antara Jabar dan Jawa Tengah, Cirebon menjadi pelintasan pelaku perjalanan.
Perbatasan kota
”Kemarin kami lakukan testing di perbatasan kota. Ada ratusan orang yang dites,” katanya. Sejumlah laboratorium di Kota Cirebon juga melayani tes Covid-19 untuk pelaku perjalanan. Pihaknya belum menerima laporan adanya kasus positif. Agus menduga, petugas tetap melacak kasus Covid-19. Namun, belum terinput ke data Kementerian Kesehatan.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, tes Covid-19 di Kota Cirebon pada Minggu (2/1/2022) termasuk memadai dengan positivity rate 0,05 persen per pekan. Adapun target jumlah tes per hari sebanyak 46 orang.
Apakah target tes di Cirebon sudah dipenuhi? Dari tes itu, dilanjutkan tracing. Skrining Covid-19 juga perlu dilakukan di fasilitas kesehatan. (Firdaus)
Agus bakal berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat terkait upaya pelacakan dan tes Covid-19. Adapun cakupan vaksinasi Covid-19 di Kota Cirebon sudah memadai. Capaian vaksinasi dosis pertama tercatat lebih dari 100 persen dari target 262.198 orang sedangkan dosis kedua sekitar 80 persen.
Koordinator Advokasi LaporCovid-19 Firdaus Ferdiansyah menilai, kenaikan level PPKM di Kota Cirebon menunjukkan pentingnya upaya 3T atau tes, tracing, dan treatment. ”Apakah target tes di Cirebon sudah dipenuhi? Dari tes itu, dilanjutkan tracing. Skrining Covid-19 juga perlu dilakukan di fasilitas kesehatan,” ungkapnya.