Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mewaspadai banjir rob di awal tahun. Sejumlah lokasi di beberapa ruas jalan mulai digenangi banjir rob setinggi 1 cm-3 cm. Pemerintah Kota Pontianak telah menyiapkan langkah antisipasi.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mewaspadai banjir rob sebagai akibat naiknya muka air, khususnya Sungai Kapuas, terhitung sejak Selasa (4/1/2022) hingga Sabtu (8/1/2022). Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak telah menyiapkan langkah antisipasi jika ketinggian banjir bertambah.
Arumi, Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Maritim Pontianak, Selasa (4/1/2022) menjelaskan, pasang yang berpotensi mengakibatkan banjir rob berpotensi sejak 2 Januari dan berlangsung hingga 8 Januari. Pasang maksimum tertinggi pada 5-6 Januari, mencapai 1,8 meter. Setelah itu pada 7-8 Januari potensi pasang maksimum mulai menurun 1,6 meter-1,7 meter.
Pasang kenaikan muka air Sungai Kapuas merupakan kejadian rutin secara tahunan menjelang akhir hingga awal tahun. Hal itu disebabkan adanya fase bulan baru yang bersamaan dengan perigee (jarak terdekat bulan ke bumi) yang berpotensi mengakibatkan ketinggian air laut meningkat maksimum yang lebih signifikan.
Pada Selasa (4/1/2022) air mulai menggenangi sejumlah lokasi di ruas-ruas jalan Pontianak setinggi 1 cm-3 cm, misalnya di Jalan Gadjah Mada dan di sekitar Jalan Gusti Sulung Lelanang. Parit-parit di sejumlah lokasi juga mulai penuh digenangi air.
Lokasi evakuasi juga telah disiapkan untuk mengamankan barang-barang warga dan juga warga jika banjir rob tinggi. Selain itu, kami meminta warga mematikan aliran listrik jika banjir rob tinggi untuk menghindari risiko. (Haryadi)
Berdasarkan pengamatan Kompas, misalnya pada tahun lalu, jika terjadi hujan, ketinggian air berpotensi semakin bertambah. Bahkan, beberapa kali air menggenangi permukiman warga Pontianak selama beberapa hari akibat banjir rob tahun lalu.
Pontianak sebetulnya disebut juga ”Kota Seribu Parit” karena banyaknya parit yang dulu menjadi jalur transportasi dan perdagangan serta jalur air keluar-masuk menuju Sungai Kapuas. Namun kini, banyak parit tidak terawat. Meskipun di satu sisi upaya normalisasi terus dilakukan pemerintah.
Berdasarkan Keputusan Wali Kota Pontianak Nomor 10 Tahun 2009 tentang Penetapan Inventaris Saluran di Kota Pontianak, jumlah saluran primer di Pontianak 32, sekunder 63, dan tersier 565. Kemudian saluran primer panjangnya 131.870 meter, saluran sekunder 127.220 meter, dan tersier 345.715 meter sehingga total panjangnya 604.805 meter.
Mengamankan barang
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak Haryadi menuturkan, Pemerintah Kota Pontianak melalui BPBD Kota Pontianak telah menyiapkan rencana kontingensi strategi jika banjir rob tinggi. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan, khususnya tepian Sungai Kapuas, diminta mengamankan barang-barang berharga dibantu pemangku kebijakan di wilayah.
”Lokasi evakuasi juga telah disiapkan untuk mengamankan barang-barang warga dan juga warga jika banjir rob tinggi. Selain itu, kami juga meminta warga mematikan aliran listrik jika banjir rob tinggi untuk menghindari risiko,” ujar Haryadi.
Pihaknya juga telah berkomunikasi dengan Dinas Sosial Kota Pontianak dan Dinas Kesehatan Kota Pontianak serta ketua RT/RW. Jika ada warga yang misalnya nanti terdampak, baik sakit maupun memerlukan bantuan dalam bentuk lainnya, segera menghubungi nomor kontak yang telah disediakan, yaitu 081256159090.
”Nanti BPBD akan menjemput warga yang memerlukan bantuan untuk dibawa ke rumah sakit,” kata Haryadi.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menuturkan, Kota Pontianak rentan terhadap genangan karena dataran rendah. Diperkirakan pasang terjadi pada pukul 08.00-11.00 dan puncaknya diperkirakan pukul 10.00.
Pasang di Januari jika tidak dibarengi gelombang laut, angin, dan hujan masih relatif terkendali. Berbeda ketika pada Desember yang disertai ombak laut dan angin pasang bisa lebih tinggi saat itu. Faktor cuaca yang perlu diwaspadai. Jika tidak ada hujan, ombak tinggi dan angin kencang relatif aman.
Upaya jangka panjang untuk meminimalisasi dampak banjir rob sudah dilakukan dalam segmen-segmen tertentu, misalnya meninggikan jalan di beberapa lokasi dan normalisasi saluran. Rencana jangka panjang lainnya juga sudah ada, yakni pembangunan autoring kanal serta pintu air. Namun, upaya itu perlu kerja sama dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat karena memerlukan dana besar.
Biaya untuk pembangunan autoring kanal saja memerlukan anggaran di atas Rp 400 miliar. Namun, karena pandemi Covid-19 anggaran pemerintah pusat sedang difokuskan mengatasi Covid-19.