Harga di Tolikara Melambung, Pertamina Minta Pengawasan BBM Satu Harga Diperketat
Pertamina meminta pemda dan aparat kepolisian tingkatkan pengawasan program BBM Satu Harga di wilayah Papua. Polda Papua telah menerjunkan tim untuk menyelidiki harga BBM di Tolikara yang melonjak drastis.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Harga BBM di Kabupaten Tolikara berkisar Rp 50.000-Rp 150.000 per liter. Pertamina meminta pemerintah daerah dan aparat kepolisian memperketat pengawasan program BBM Satu Harga di Papua.
Kondisi itu terjadi sejak Desember 2021 hingga awal tahun ini. Harga premium di Distrik Karubaga, ibu kota Tolikara, Rp 50.000 per liter. Adapun harga solar Rp 40.000 per liter. Harga BBM akan meningkat dua kali apabila dijual di pedalaman Tolikara hingga Rp 150.000 per liter.
Tingginya harga premium dan solar itu tentunya tidak sejalan dengan program BBM Satu Harga yang sudah berjalan di Tolikara sejak tahun 2018. Pada tahun 2021, BBM Satu Harga sudah dikirimkan ke Tolikara sebanyak 1.112 kiloliter premium dan 228 kiloliter solar.
”Masalah yang dikeluhkan masyarakat Tolikara juga tanggung jawab pemda setempat dan kepolisian. Hal ini sesuai Surat Keputusan Badan Pengatur Hilir (BPH) Minyak dan Gas Bumi,” papar Edi Mangun, Area Manager Communication Relations and CSR Pertamina Papua-Maluku saat dihubungi dari Jayapura, Senin (3/1/2022).
Edi mengklaim, pihaknya rutin melaksanakan program BBM Satu Harga ke kawasan pegunungan Papua menggunakan pesawat sejak 2016. Daerah-daerah ini, di antaranya Tolikara, Jayawijaya, Puncak, Yalimo, Puncak Jaya, Lanny Jaya, dan Yahukimo.
Ia menuturkan, Pertamina bahkan telah mengeluarkan biaya hingga Rp 800 miliar untuk mendistribusikan BBM Satu Harga ke wilayah pedalaman dan pegunungan Papua setiap tahun. Khususnya di daerah pegunungan, lanjut Edi, biaya pengiriman BBM mencapai Rp 39.000 per liter.
”Tujuan BBM Satu Harga agar masyarakat dapat membeli premium dengan harga wajar, Rp 6.500 per liter dan solar Rp 5.150 per liter. Jumlah petugas kami terbatas untuk mengawasi seluruh Papua,” kata Edi.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tolikara Derwes Jikwa memaparkan, masyarakat mendapatkan pasokan BBM dari pengusaha di Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Perjalanan dari Wamena ke Karubaga memakan waktu sekitar 4 jam dengan jarak perjalanan 67 kilometer.
”Harga BBM jenis solar, premium hingga pertalite di dua distrik di Tolikara, Kanggime, dan Bokondini mencapai Rp 100.000 per liter. Sementara harga BBM di distrik terjauh, yakni Kembu, hingga Rp 150.000 per liter ketika pasokannya sedikit,” kata Derwes.
Ia menyatakan, Pemerintah Kabupaten Tolikara akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat untuk mengawasi pelaksanaan program BBM Satu Harga. Upaya ini untuk mencegah penyalahgunaan oleh pihak-pihak tertentu.
Ketua Persatuan Pengemudi Ojek Kabupaten Tolikara Christian Kogoya mengatakan, tingginya harga BBM sejak Desember 2021 sangat berdampak. Penghasilan mereka menurun drastis akibat terpaksa menaikkan tarif angkutan.
”Biasanya dari Karubaga ke Goyage Rp 200.000. Setelah naiknya harga BBM, kami menaikkan biayanya hingga Rp 400.000. Akibatnya, banyak penumpang yang tidak menggunakan jasa kami lagi,” kata Christian. Jarak Karubaga-Goyage sekitar 15 kilometer.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, telah membentuk Satgas BBM Satu Harga sejak tahun 2016. Tujuannya, mengawasi pelaksanaan program BBM Satu Harga di setiap kabupaten.
”Tim dari Satgas BBM Satu Harga saat ini sedang menyelidiki penyebab tingginya harga premium dan solar di Tolikara. Satgas ini di bawah Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Papua,” kata Ahmad.