Pemkot Surakarta Mulai Bahas Rencana PTM 100 Persen
Rencana pembelajaran tatap muka 100 persen di tengah pandemi Covid-19 mulai dibahas Pemkot Surakarta. Pelaksanaannya bakal dilakukan secara bertahap. Sekolah perlu memastikan kesiapan penerapan protokol kesehatannya.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Rencana pembelajaran tatap muka 100 persen di tengah pandemi Covid-19 mulai dibahas Pemerintah Kota Surakarta. Pelaksanaannya bakal dilakukan secara bertahap. Sekolah perlu memastikan kesiapan penerapan protokol kesehatan demi mencegah terjadinya penularan selama pelaksanaan kegiatan tersebut.
Wacana PTM 100 persen mencuat setelah dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama 4 Menteri yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Kebudayaan Nadiem Makariem, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Dalam surat keputusan itu disebutkan, syarat diselenggarakannya PTM 100 persen ialah capaian vaksinasi dosis kedua pada pendidik dan tenaga kependidikan di atas 80 persen dan warga masyarakat lansia di atas 50 persen. Waktu belajar paling lama enam jam per hari. Pembelajaran juga bisa dilaksanakan setiap hari.
”Ini (pembelajaran tatap muka) akan dilakukan bertahap. Saya sangat mendukung PTM (pembelajaran tatap muka). Saya yakin orangtua murid juga mendukung PTM,” kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka di Kompleks Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (3/1/2022).
Gibran meminta agar semua siswa tervaksinasi Covid-19 lebih dahulu sebelum PTM digelar. Saat ini baru siswa dari jenjang pendidikan lebih tinggi, seperti SMP dan SMA, yang sudah tervaksinasi 100 persen. Untuk itu, PTM masih perlu dilakukan bertahap.
Pokoknya bertahap. Tidak bisa langsung. Sistemnya sudah disiapkan. Kami selesaikan dulu vaksinasinya. Habis itu baru 100 persen bisa.
Di sisi lain, Gibran juga akan mengamati kondisi penularan Covid-19 dalam kurun waktu satu hingga dua pekan ke depan. Ia ingin memastikan tidak terjadi lonjakan kasus positif yang berpotensi meningkatkan risiko penularan pada aktivitas pembelajaran tersebut. Pihaknya menginginkan supaya pembelajaran benar-benar berlangsung aman bagi para siswa.
”Pokoknya bertahap. Tidak bisa langsung. Sistemnya sudah disiapkan. Kami selesaikan dulu vaksinasinya. Habis itu baru 100 persen bisa,” kata Gibran.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta Etty Retnowati menyampaikan, pihaknya tengah membahas mekanisme terperinci pelaksanaan pembelajaran tatap muka tersebut. Sebab, protokol kesehatan tetap harus dilaksanakan secara ketat. Pihaknya tak ingin terburu-buru agar pelaksanannya nanti benar-benar matang.
”Sarana dan prasarananya harus dicek. Kalau sekarang kelasnya hanya cukup untuk 28 orang. Lalu, 28 orang itu masuk semuanya. Ternyata jarak satu sama lain kurang dari 1 meter, itu tidak bisa. Maka, harus dibuat masuknya saling bergantian,” kata Etty.
Etty mengungkapkan, jumlah murid yang divaksinasi Covid-19 juga menjadi salah satu pertimbangan dalam melaksanakan PTM 100 persen. Jenjang pendidikan dengan capaian vaksinasi yang lebih tinggi bakal memulai aktivitas tatap muka terlebih dahulu. Diperkirakan, SMP dan SMA bisa mulai pekan depan mengingat sudah seluruh muridnya tervaksinasi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih mengatakan, capaian vaksinasi dosis pertama untuk siswa berumur 6-11 tahun baru menjangkau 25.541 anak atau setara dengan 56,69 persen dari target. Jumlah total sasaran vaksinasi pada kelompok usia tersebut mencapai 57.000 orang. Pihaknya tak menemui kendala selama melaksanakan vaksinasi tersebut.
”Kami ingin menumbuhkan bahwa dengan vaksinasi ini mereka bisa sehat. Jadi, vaksinasi ini bukan karena terpaksa. Kesadaran masyarakat agar tumbuh,” kata Wahyuningsih.