Pasang Maksimum, Banjir Rob Ancam Pesisir Teluk Lampung
Aktivitas pasang laut diprediksi memicu banjir rob setinggi 1,6 meter di kawasan pesisir Teluk Lampung. Masyarakat di pesisir pantai harus waspada karena ancaman banjir bisa lebih tinggi.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Aktivitas pasang laut berpotensi memicu banjir akibat limpasan air laut ke darat atau rob hingga 1,6 meter di kawasan pesisir Teluk Lampung. Banjir bisa lebih tinggi jika terjadi gelombang tinggi dan hujan ekstrem sepekan ke depan.
Koordinator Prakirawan Stasiun Maritim Kelas IV Panjang Rifki Arif memaparkan, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini banjir rob sejak 2-6 Januari 2022 di wilayah perairan Lampung. Peringatan itu dikeluarkan karena ketinggian air diprediksi mencapai 1,6 meter atau pasang maksimum.
”Sejumlah daerah yang diprediksi bakal terdampak banjir ini adalah kawasan Panjang, Lempasing, dan sekitarnya,” kata Rifki saat dikonfirmasi dari Bandar Lampung, Senin (3/1/2022).
Ia menjelaskan, banjir rob yang terjadi di kawasan pesisir Lampung itu merupakan siklus bulanan akibat aktivitas pasang laut. Di Lampung, siklus pasang laut itu terjadi dua kali dalam satu bulan, yakni saat purnama dan bulan baru.
Menurut dia, banjir rob akan lebih berdampak jika disertai gelombang tinggi dan cuaca ekstrem. Tiga hari ke depan, BMKG Maritim Lampung memprediksi kecepatan angin di perairan Lampung mencapai 20 knot. Sementara gelombang di kawasan Teluk Lampung bagian Selatan berkisar 0,5-1,25 meter atau kategori rendah.
Sementara itu, kondisi cuaca di Bandar Lampung diprediksi masih akan diguyur hujan dalam sepekan ke depan. Warga di kawasan pesisir diminta mewaspadai ancaman banjir yang lebih tinggi.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Bandar Lampung Kusaeri menuturkan, banjir rob semakin sering melanda kawasan pesisir sejak dua tahun terakhir. Saat ini, hampir setiap bulan terjadi banjir akibat limpasan air laut. ”Rob biasanya mulai naik sejak pukul 17.00 dan puncaknya terjadi pukul 19.00. Pada Minggu (2/1/2022), ketinggian air masih sekitar 0,5 meter,” katanya.
Meski tidak sampai mengganggu aktivitas nelayan dan masyarakat di pesisir, banjir tersebut merusak fasilitas umum. Jalan di permukiman penduduk pesisir jadi lebih mudah berlubang.
Saat ini, pihaknya telah menyampaikan informasi kepada nelayan agar tetap waspada menghadapi ancaman banjir rob sepekan ke depan. Apalagi, BMKG memprediksi terjadi pasang maksimum dan potensi hujan deras yang bisa berdampak pada ancaman banjir yang lebih tinggi.
Paceklik
Kusaeri menuturkan, saat ini, nelayan di Lampung memasuki musim paceklik. Sebagian nelayan Lampung terpaksa kerap tidak melaut karena gelombang tinggi dan angin kencang yang melanda perairan Lampung. Kondisi itu juga berdampak pada pasokan ikan laut di pasaran.
Febri (28), pedagang ikan di Tempat Pendaratan Ikan Lempasing, Bandar Lampung, mengatakan, harga ikan naik Rp 5.000-Rp 10.000 per kilogram sejak sepekan terakhir. Selain karena adanya momentum Tahun Baru 2022, kenaikan harga ikan juga dipicu berkurangnya pasokan dari nelayan.
Saat ini, harga jual ikan tongkol naik dari Rp 30.000 menjadi Rp 25.000 per kilogram. Sementara harga ikan simba dan kakap naik dari Rp 35.000 menjadi Rp 45.000.
Komoditas laut lainnya, seperti udang dan cumi juga mengalami kenaikan harga. Udang ukuran besar naik dari Rp 90.000 menjadi Rp 100.000 per kg. Sementara cumi naik dari Rp 60.000 menjadi Rp 65.000 per kg.