Kabupaten Magelang Baru Terapkan PTM di 32 Persen Sekolah
Pemerintah Kabupaten Magelang masih terus menelaah dan mengkaji rencana pembelajaran tatap muka 100 persen. Segala sesuatu masih dipertimbangkan dengan hati-hati karena risiko penularan masih ada.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, saat ini baru menggelar pembelajaran tatap muka di 32 persen sekolah. Penambahan jumlah sekolah peserta PTM akan dilakukan secara bertahap mengikuti perkembangan situasi pandemi.
”Rencana PTM 100 persen masih perlu kami telaah dan dikaji secara mendalam,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang Aziz Amin Mujahidin saat ditemui, Senin (3/1/2022).
Sembari terus melakukan kajian dan telaah secara mendalam, pihaknya berupaya menambah jumlah sekolah yang akan menggelar PTM. Minggu ini, dia sudah mengajukan usulan 200 sekolah penyelenggara PTM kepada Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang.
Salah satu yang menjadi bahan pertimbangan adalah Kabupaten Magelang yang baru saja berstatus PPKM level 2 pada November lalu. Adapun capaian vaksinasi dosis pertama baru berhasil menembus lebih dari 70 persen sejak akhir Desember lalu. Dengan kondisi tersebut, di wilayah Kabupaten Magelang, saat ini dinilai masih sangat rawan terjadi penularan Covid-19.
Total jumlah sekolah mulai dari taman kanak-kanak (TK) atau pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga SMP di Kabupaten Magelang terdata sebanyak sekolah. Adapun jumlah yang saat ini sudah menjalankan proses PTM terdata baru 525 sekolah, yang terdiri dari 152 TK/PAUD, 294 SD, dan 79 SMP.
Saat ini, PTM di 526 sekolah itu pun, menurut Aziz, dilakukan dengan sangat hati-hati. Khusus untuk TK/PAUD, setiap rombongan belajar dibatasi maksimal hanya sebanyak lima siswa.
Adapun di SD dan SMP, kelas hanya diisi 50 persen siswa. Setiap hari, para siswa di setiap sekolah dibatasi hanya mengikuti empat hingga enam mata pelajaran. Satu mata pelajaran berlangsung selama 30 menit.
Karena masih harus melakukan semuanya dengan hati-hati, Aziz mengatakan, pihaknya juga terus melakukan pengawasan terhadap proses belajar.
”Setiap hari, kami juga meminta agar tiap sekolah melaporkan kondisi kesehatan para siswa peserta PTM kepada dinas (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang),” ujarnya.
Ketika ada siswa yang diketahui menderita batuk, mereka diminta untuk beristirahat di rumah. Pihak sekolah juga berupaya mengecek dan menelusuri siswa tersebut tertular di mana. Namun, sejauh ini belum ditemukan terjadinya penularan virus dari PTM di sekolah.
Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, menurut dia, juga intens melakukan tes usap acak pada siswa dan guru peserta PTM.
Aziz mengatakan, semua sekolah sebenarnya sudah siap untuk melaksanakan PTM. Selain karena tiap-tiap sekolah sudah memiliki sarana-prasarana pendukung pelaksanaan protokol kesehatan, saat ini 80 persen murid dan tenaga pendidik di Kabupaten Magelang sudah tervaksinasi.
Setiap hari, kami juga meminta agar tiap sekolah melaporkan kondisi kesehatan para siswa peserta PTM kepada dinas.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang, Nanda Cahyadi Pribadi, mengatakan, segala sesuatu terkait pelaksanaan PTM 100 persen masih harus dipersiapkan dengan matang. Pemerintah Kabupaten Magelang, dalam hal ini, tidak ingin terburu-buru dan berupaya mempersiapkan agar PTM 100 persen nantinya bisa terlaksana sesuai aturan yang ditetapkan pemerintah pusat.
Sekretaris III Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Temanggung Dwi Sukarmei mengatakan, dengan capaian vaksinasi dosis pertama yang sudah mencapai 78,46 persen dan kondisi 80 persen siswa dan guru sudah tervaksinasi, Kabupaten Temanggung sebenarnya sudah memenuhi syarat untuk melaksanakan PTM 100 persen.
Kendatipun demikian, untuk sementara ini, kegiatan tersebut urung dilakukan karena masih menunggu kesiapan dari sekolah. Dwi mengakui, dalam hal ini, persiapan setiap sekolah juga tidak mudah dilakukan.
”Untuk menjaga jarak sesuai protokol kesehatan saja pasti tidak mudah. Kapasitas kelas semula dirancang untuk kondisi normal dengan bangku berdekatan, sementara di masa pandemi seperti sekarang, jarak duduk antarmeja harus diatur agar berjarak 1 meter antara satu sama lain,” ujarnya.