Omicron Terdeteksi di Surabaya, Jatim Tingkatkan Kewaspadaan
Varian Omicron di Surabaya terdeteksi pada pelaku perjalanan. Masyarakat diminta perketat protokol kesehatan, mengurangi mobilitas, menjauhi kerumunan, dan mempercepat vaksinasi Covid-19 di berbagai jenjang usia.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Varian Omicron Covid-19 di Surabaya, Jawa Timur, terdeteksi pada pelaku perjalanan yang baru pulang dari Bali. Virus dengan karakter penularan yang sangat cepat ini diwaspadai dengan tingkat kewaspadaan tinggi. Selain memperketat penerapan protokol kesehatan, masyarakat juga diminta mengurangi mobilitas, menjauhi kerumunan, dan mempercepat vaksinasi Covid-19 di berbagai jenjang usia.
Varian Omicron di Jatim terdeteksi melalui sampel pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang diperiksa oleh Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga Surabaya (ITD Unair) dengan menggunakan metode whole genome sequencing (WGS). Hasil pemeriksaan tersebut diperoleh pada Sabtu (1/1/2022) malam.
Adapun sampel yang diperiksa tersebut diambil dari pelaku perjalanan yang baru pulang dari Bali. Para pelaku perjalanan ini merupakan warga yang tinggal di salah satu permukiman di Surabaya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, terdeteksinya varian Omicron di wilayahnya tak terelakkan. Hal ini disebabkan salah satu karakter varian ini adalah tingkat penularannya sangat cepat. Meski demikian, masyarakat tidak perlu panik menyikapinya.
Menurut dia, yang harus dilakukan saat ini ialah meningkatkan kewaspadaan dengan memperketat kembali penerapan protokol kesehatan, yakni memakai masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak aman.
”Kita tidak boleh panik, tetapi yang terpenting harus waspada dengan cara memperketat protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, menjauhi kerumunan, dan mempercepat vaksinasi,” ujar Khofifah di sela-sela kunjungan kerja di Pasuruan, Minggu (2/1/2021).
Khofifah mengatakan, pemerintah bersama dengan masyarakat harus berupaya sekuat tenaga mencegah varian Omicron agar tidak meluas di Jatim. Jangan sampai terjadi transmisi atau penularan lokal di masyarakat. Koordinasi dengan instansi terkait, seperti Kodam V Brawijaya, Polda Jatim, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Kementerian Kesehatan, terus dibangun untuk memudahkan dan mempercepat penanganan.
Pemerintah bersama dengan masyarakat harus berupaya sekuat tenaga mencegah varian Omicron agar tidak meluas di Jawa Timur (Khofifah Indar Parawansa).
Khofifah meminta semua pihak menjaga kondisi kesehatan di lingkungan masing-masing supaya situasi di Jatim, terutama terkait penanganan pandemi Covid-19, tetap baik dan terkendali. Caranya tidak lain dengan mempertahankan jumlah kasus aktif agar tetap rendah, mengawasi tingkat penularan di bawah angka 1 persen, dan mencegah lonjakan kasus.
”Waspada penting, tetapi jangan perkembangan ini membuat kita panik. Sejauh ini varian Omicron belum menunjukkan karakter yang membahayakan nyawa pasien, terutama pasien yang sudah mendapatkan vaksin,” kata Khofifah.
Menurut Khofifah, vaksinasi Covid-19 yang terus berjalan hingga saat ini merupakan salah satu ikhtiar mengatasi pandemi, termasuk mencegah penularan varian Omicron di Jatim. Oleh karena itu, semua warga Jatim yang belum mendapatkan penyuntikan vaksin lengkap sebanyak dua kali dan masyarakat yang belum vaksin sama sekali segera mendatangi fasilitas-fasilitas kesehatan penyedia layanan vaksinasi Covid-19.
Strategi lain yang diterapkan Pemprov Jatim dalam upaya mencegah sebaran varian Omicron adalah meminta kepada semua pemerintah daerah tingkat kabupaten dan kota untuk menggencarkan lagi 3T, yakni testing, tracing, dan treatmen. Gencarkan lagi pengetesan untuk mendeteksi sebaran Covid-19, perkuat penelusuran kontak erat pasien terkonfirmasi positif, dan tangani pasien dengan baik agar tingkat kesembuhannya tinggi.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, jumlah kasus aktif per 1 Januari 2022 mencapai 98 orang dari total terkonfirmasi positif sebanyak 400.081 orang. Dari jumlah tersebut, 29.746 orang meninggal dan 370.237 orang dinyatakan sembuh.
Di sisi lain, capaian vaksinasi di Jatim terus bergerak naik. Sampai dengan 1 Januari 2022 tercatat capaian vaksinasi dosis pertama 78.59 persen dan capaian vaksinasi dosis kedua 56.98 persen. Adapun untuk vaksinasi kategori warga berusia lanjut (lansia) mencapai 63,31 persen. Sementara itu, juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, Makhyan Jibril Alfarabi, mengatakan, sejauh ini varian Omicron belum menunjukkan karakter yang membahayakan nyawa pasien, terutama bagi yang sudah mendapatkan vaksinasi. Namun, Omicron memiliki karakteristik penularan yang lebih cepat dari varian Delta pada negara-negara yang telah mengalami transmisi komunitas.
”Sekarang yang harus kita lakukan adalah bersama-sama berupaya sekuat tenaga agar varian Omicron tidak meluas di sejumlah daerah di Jatim. Jangan sampai terjadi penularan lokal,” ucap Jibril.
Sebelumnya, juru bicara Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi, dalam pernyataan resmi mengatakan, terdapat penambahan 68 kasus varian Omicron sehingga total kasus terkonfirmasi menjadi 136 kasus pada Sabtu (1/1/2022). Jumlah kasus varian Omicron ini meningkat dua kali lipat di awal tahun.
Penambahan 68 kasus itu berasal dari pelaku perjalanan luar negeri dan 11 orang di antaranya merupakan warga negara asing. Dari 68 kasus, 29 orang tidak memiliki gejala atau OTG, 29 orang bergejala ringan, 1 orang bergejala sedang, dan 9 lainnya tanpa keterangan.
Seiring meningkatnya kasus terkonfirmasi positif varian Omicron tersebut, Nadia mengimbau masyarakat menahan diri untuk tidak bepergian ke negara-negara dengan penularan yang sangat tinggi. Negara tersebut, antara lain, Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika serikat.