Stok Mulai Tersedia, Harga Cabai Rawit dan Telur di Tegal Beranjak Turun
Setelah sempat meroket menjelang libur Natal, sejumlah harga pangan, seperti cabai dan telur ayam, di Kota Tegal kini berangsur turun. Hal ini seiring mulai tersedianya dua komoditas tersebut di pasar.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Setelah sempat meroket, harga telur ayam dan cabai di Kota Tegal, Jawa Tengah, beranjak turun. Harga telur ayam yang pada pekan lalu Rp 35.000 per kilogram turun menjadi Rp 23.000 per kilogram. Sementara harga cabai rawit merah yang semula menembus Rp 100.000 per kilogram sudah turun menjadi Rp 80.000.
Harga telur mulai merangkak naik sejak pekan ketiga Desember dari semula Rp 23.000 per kilogram menjadi Rp 30.000-Rp 35.000 per kg. Harga Rp 35.000 per kilogram bertahan selama sepekan, yakni pada pekan keempat Desember.
Pekan ini, harga telur ayam kembali turun menjadi di bawah Rp 25.000 per kg. Pada Kamis (30/12/2021), misalnya, harga telur di Pasar Pagi Kota Tegal Rp 23.000 per kg. Adapun normalnya, harga telur ayam sekitar Rp 21.000 per kg.
”Harga telur pekan lalu merupakan yang paling tinggi sepanjang sejarah. Biasanya kalau naik, paling mentok Rp 28.000, ini malah di atas Rp 30.000. Lebaran kemarin paling tinggi Rp 27.000 per kg,” ucap Siswanti (41), penjual bahan pokok di Pasar Pagi Kota Tegal, Kamis.
Siswanti menuturkan, harga telur melambung karena tidak ada stok telur saat permintaan sedang tinggi. Minimnya pasokan terjadi karena sejumlah peternak yang biasanya meyuplai telur gulung tikar lantaran anjloknya harga telur, Oktober lalu.
"Saat stok (telur) sedang menipis, ada permintaan telur untuk keperluan penyaluran bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Setiap harinya selama sepekan, ratusan kilogram telur di tempat saya diborong oleh dinas-dinas terkait. Jadi langsung kosong terus stoknya," imbuhnya.
Menipisnya stok dan melambungnya harga telur membuat masyarakat terjepit. Para pedagang makanan misalnya, terpaksa mengurangi pembelian telur untuk menekan harga produksi. "Setiap hari, saya beli telur paling tidak 7 kilogram untuk keperluan jualan nasi goreng. Pekan lalu, saat harga telur melambung, modal saya hanya cukup untuk membeli 5 kilogram telur. Pakai telurnya saya hemat-hemat, biar tidak rugi," ucap Kodir (42), salah satu pedagang nasi goreng di Kota Tegal.
Kodir menuturkan, meski harga telur melambung, ia tak berani menaikkan harga nasi goreng. Ia khawatir, pelanggannya berkurang jika ia menaikkan harga. Kodir berharap, harga telur bisa kembali normal.
Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas cabai rawit merah. Cabai rawit merah di Pasar Pagi Kota Tegal yang semula Rp 30.000 per kg, menembus Rp 100.000 per kg pekan lalu. Pekan ini, harga cabai rawit merah terus menurun hingga Rp 80.000 per kg pada Kamis.
”Kenaikan terjadi sejak dari tingkat pengepul. Infonya (harga cabai rawit merah) naik karena banyak petani gagal panen. Jadi, stoknya sedikit,” kata Isah (40), pedagang sayuran di Pasar Pagi Kota Tegal.
Isah mengaku harus mengurangi jumlah cabai yang dijual. Biasanya, ia membeli cabai rawit merah sebanyak 30 kg per hari dari pengepul. Sejak harga cabai rawit merah meroket, ia mengurangi pembelian cabai rawit merah menjadi sekitar 15 kg setiap harinya.
Tak hanya Isah yang mengurangi pembelian, para pembelinya juga mengurangi pembelian akibat tingginya harga. Selain mengurangi jumlah pembelian, para pembeli juga beralih ke cabai rawit hijau yang harganya lebih murah yakni Rp 50.000 per kg.