Gempa berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang Maluku Barat Daya pada Kamis dini hari tadi. Hingga Kamis siang ini, komunikasi ke sejumlah desa masih terputus.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·2 menit baca
AMBON, KOMPAS — Gempa tektonik berkekuatan Magnitudo 7,4 terjadi di Maluku Barat Daya, Maluku, Kamis (30/12/2021) dini hari. Getarannya bahkan terasa hingga ke sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur. Sekitar delapan jam pascagempa, akses komunikasi ke sejumlah desa dekat pusat gempa masih terputus.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bambang Setiyo Prayitno, Kamis, mengatakan, gempa terjadi pukul 03.25 WIT. Episenter gempa terletak pada koordinat 7,68 derajat Lintang Selatan dan 127,55 derajat Bujur Timur.
Titik gempa ini berjarak sekitar 53 kilometer arah timur laut Tiakur, ibu kota Kabupaten Maluku Barat Daya. Gempa berpusat di dalam laut pada kedalaman 183 km. Getaran gempa di Tiakur mencapai VI skala mercalli (MMI) dan tidak berpotensi memicu tsunami.
”Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, jenis gempa adalah menengah akibat subduksi Lempeng Laut Banda. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa memiliki mekanisme pergerakan naik,” kata Bambang.
Getaran gempa terasa di sejumlah kabupaten/kota terdekat di Maluku, seperti Kepulauan Tanimbar, Maluku Tenggara, dan Kota Tual, dengan getaran hingga V MMI. Di luar Maluku, getaran terasa hingga sejumlah kabupaten di NTT, seperti Belu, Alor, Malaka, bahkan sampai Pulau Sumba.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Henry Far Far mengatakan, hingga Kamis siang pihaknya belum mendapat laporan korban jiwa atau kerusakan bangunan akibat gempa. Informasi pasti terkait dengan hal itu, kata dia, masih sulit didapat.
”Saya sudah telepon Kepala BPBD Maluku Barat Daya, tetapi belum tersambung. Saya juga telepon beberapa kepala desa di lokasi gempa, tetapi nomor mereka berada di luar jangkauan. Kami terus berusaha. Sudah delapan jam sejak gempa, mereka belum terhubung,” kata Henry.
Doni Samloy (28), warga Pulau Kisar, Maluku Barat Daya, mengatakan, gempa terjadi saat warga sedang tidur lelap. Warga terbangun lalu berhamburan ke luar rumah. Mereka berlari mencari lokasi ketinggian lantaran khawatir tsunami.
”Pagi tadi kami coba cek ke beberapa permukiman, tidak ada kerusakan bangunan. Korban jiwa juga tidak ada,” kata Doni. Jarak antara Pulau Kisar dan pusat gempa sekitar 63 km.
Dalam catatan Kompas, gempa kerap terjadi di lokasi itu. Biasa berkekuatan di atas M 6,5, pusat gempa biasanya di laut pada kedalaman lebih dari 20 km dan tidak berpotensi tsunami.
Sementara itu, Nofri Seran (27), warga Betun, Kabupaten Malaka, NTT, mengatakan, getaran gempa di daerah itu cukup kuat. ”Barang-barang di gantungan bergoyang. Getaran sekitar lima detik,” ujarnya.
Betun berada di sisi timur Pulau Timor, yang berhadapan dengan Laut Timor. Laut Timor berada di sisi selatan Maluku Barat Daya.