Warga Magelang Diminta Tidak Menerima Tamu Menginap
Warga Kota Magelang diminta tidak menerima tamu luar kota untuk menginap. Pasalnya, interaksi dengan warga luar daerah sangat berisiko memicu terjadinya penularan penyakit.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Warga Kota Magelang, Jawa Tengah, diminta untuk tidak menerima tamu dari luar kota untuk datang menginap di rumah. Alasannya, di tengah kondisi yang sudah tenang dan relatif kondusif, kedatangan warga dari luar daerah tetap berisiko menularkan virus Covid-19.
”Sekalipun perkembangan kasus Covid-19 sudah cenderung landai, kami tetap mengimbau, meminta agar tamu siapa pun yang datang ke rumah warga, dipersilakan untuk menginap di hotel saja,” ujar Wali Kota Magelang M Nur Aziz, saat ditemui, Selasa (28/12/2021).
Saat menginap di hotel, menurut dia, kondisi kesehatan setiap tamu luar kota akan secara otomatis terdeteksi melalui standar protokol kesehatan yang saat ini sudah diberlakukan di semua hotel dan penginapan. Selain itu, menginap di hotel dianggap menjadi upaya yang lebih baik untuk dilakukan karena dapat membantu meminimalkan kontak dan menekan risiko penularan penyakit apa pun dengan anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah.
Imbauan ini, menurut dia, sepatutnya diperhatikan karena beberapa hari lalu, Kota Magelang kembali mendapatkan tambahan dua kasus baru Covid-19. Adapun salah seorang pasien yang hingga kini masih dirawat di rumah sakit diketahui terinfeksi setelah menerima kedatangan tamu dari Jakarta yang menginap di rumahnya.
Sementara itu, satu pasien Covid-19 lainnya diketahui meninggal dunia. Aziz mengakui, pihaknya sangat menyesalkan kejadian ini.
”Dengan tambahan dua kasus, dan adanya kasus meninggal dunia ini, kami tidak tahu apakah Kota Magelang masih bisa berstatus level 1 PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) atau tidak,” ujarnya. Kota Magelang sudah berstatus level 1 PPKM sejak awal November lalu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang Intan Suryahati mengatakan, pihaknya sudah melakukan upaya pelacakan dan tes usap pada 28 orang yang menjadi kontak erat dari dua pasien positif Covid-19 baru tersebut. Namun, sejauh ini, semua kontak erat tersebut diketahui negatif Covid-19.
Dengan tambahan dua kasus, dan adanya kasus meninggal dunia ini, kami tidak tahu apakah Kota Magelang masih bisa berstatus level 1 pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau tidak. (Nur Aziz)
Pelacakan dan tes juga akan tetap dilakukan sembari dinas kesehatan menunggu laporan warga terkait kontak yang dilakukan dua pasien tersebut. Tambahan dua kasus baru ini sangat disesalkan karena sebenarnya Kota Magelang sudah nol kasus Covid-19 sejak 12 November lalu.
Di luar itu, Intan juga tetap mengingatkan agar seluruh warga tetap berhati-hati saat berinteraksi dengan orang lain di luar rumah.
Interaksi
”Interaksi dan kontak dengan siapa pun, di mana pun, saat ini tetap berisiko menimbulkan terjadinya penularan virus. Seperti kita ketahui, di musim liburan seperti saat ini, kondisi Kota Magelang juga terbilang rawan karena banyak didatangi warga dari banyak daerah yang pergi berlibur,” ujarnya.
Selama musim liburan Natal dan Tahun Baru, Dinas Kesehatan Kota Magelang juga membua posko layanan untuk tes usap antigen dan vaksinasi, 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022. Layanan ini terbuka bagi siapa pun, tanpa batasan tempat domisili.
Layanan vaksinasi ini cukup diminati, di mana dinas kesehatan melakukan vaksinasi pada lebih dari 80 orang per hari.
Layanan tes usap bisa diberikan kepada siapa pun warga yang merasa sakit dan khawatir dirinya tertular Covid-19. Namun, hingga Selasa (28/12/2021), belum ada satu orang pun yang meminta layanan tersebut.
Intan mengatakan, layanan tes usap tersebut sengaja dibuka untuk memastikan agar setidaknya warga yang lalu lalang di sekitar alun-alun semuanya benar-benar berada dalam kondisi sehat.
”Agar lingkungan dan semua orang di sekitarnya aman, maka warga yang sebenarnya hanya merasakan kondisi demam saja bisa memeriksakan diri menjalani tes usap antigen di alun-alun,” ujarnya.