Jelang Tahun Baru, Kunjungan Wisatawan di Wakatobi Tetap Lesu
Jelang akhir tahun, kunjungan wisatawan di Wakatobi masih anjlok. Sebagian besar hotel masih merumahkan karyawan akibat lesunya geliat wisata. Mereka berharap sektor ini bisa membaik pada 2022 mendatang.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Menjelang pergantian tahun 2021 menuju 2022, geliat pariwisata di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, belum juga pulih. Jumlah kunjungan wisatawan lesu di tengah berbagai tantangan tahun kedua pandemi Covid-19. Pegiat wisata berharap sektor pariwisata bisa segera pulih pada 2022 mendatang.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Wakatobi Harbiadin Aenu menuturkan, hingga akhir Desember ini kunjungan wisatawan belum juga meningkat. Padahal, para pelaku usaha berharap pariwisata segera pulih untuk mendorong geliat ekonomi di wilayah ini.
”Sampai sekarang kami lihat belum ada peningkatan wisatawan. Kondisinya tidak jauh beda dengan akhir tahun lalu,” katanya saat dihubungi dari Kendari, Senin (27/12/2021).
Di pertengahan November hingga awal Desember, tambah Harbiadin, okupansi hotel dan geliat ekonomi sempat membaik. Hal itu disebabkan beberapa kegiatan yang dilakukan pemerintah daerah yang juga didukung pemerintah pusat. Kegiatan Hari Jadi Wakatobi, juga festival budaya Wakatobi Wave, sempat berlangsung di masa tersebut.
Selama dua tahun ini kami benar-benar tidak ada kunjungan turis asing. Benar-benar anjlok, sampai 90 persen.
Akan tetapi, setelah periode tersebut, kunjungan wisatawan menurun drastis. Kondisi ini dipengaruhi sejumlah hal, mulai dari pengetatan mobilitas untuk mengurangi penyebaran Covid-19, cuaca yang memburuk beberapa pekan belakangan, hingga penerbangan yang tidak sesuai jadwal.
Akibatnya, tambah Harbiadin, situasi sekarang ini tidak berbeda jauh selama dua tahun terakhir. Kunjungan wisatawan anjlok hingga 90 persen. Sejumlah hotel terpaksa merumahkan karyawan akibat kurangnya pengunjung.
”Dari total 40-an hotel yang ada di Wangi-wangi ini, sebagian besar hotel masih merumahkan karyawan sampai sekarang. Tapi, karena manajemen hotel masih bersifat konvensional dan tidak bergantung dengan pinjaman, kami tetap mengupayakan agar hotel tidak ditutup dan beroperasi dengan segala upaya,” ucapnya.
Di satu sisi, pengelola terus berupaya untuk bertahan dengan berbagai upaya. Mereka berharap pada 2022 mendatang penyebaran virus bisa dikendalikan dan jumlah wisatawan kembali tinggi seperti sebelumnya.
Iin Haryanti, pengelola Briana Beach Hotel, menyampaikan, pihaknya kembali merasakan pukulan berat di masa jelang akhir tahun ini. Padahal, okupansi dan operasi restoran sempat membaik seiring beberapa kegiatan yang berlangsung hingga awal Desember lalu.
”Setelahnya kosong sampai sekarang. Belum ada orang yang memesan kamar hingga awal tahun ini. Mungkin perlu selalu ada kegiatan agar ada kunjungan,” ucap Iin.
Selama dua tahun terakhir, ia melanjutkan, semua karyawan di hotel telah dirumahkan. Operasional hotel dan restoran ditangani sendiri bersama keluarga dekat. Hal itu disebabkan sepinya kunjungan dan merosotnya omzet.
Saat ini, operasional hotel akan dilakukan saat adanya kunjungan. Mereka berupaya bertahan dari operasional restoran yang tetap buka meski hanya mengandalkan kunjungan warga setempat.
”Selama dua tahun ini kami benar-benar tidak ada kunjungan turis asing. Benar-benar anjlok, sampai 90 persen. Semoga tahun depan bisa kembali normal. Infonya pada Maret mendatang ada kegiatan besar yang berlangsung di Wakatobi dan semoga Covid-19 tidak kembali melonjak,” ucapnya.
Data Dinas Pariwisata Wakatobi, kunjungan wisatawan pada tahun pertama pandemi Covid-19 pada 2020 lalu hanya sebanyak 3.511 orang. Jumlah ini menurun drastis dari tahun sebelumnya yang mencapai 28.000 orang.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Wakatobi Nadar yang dihubungi tidak menjawab panggilan.
Wakatobi adalah salah satu lokasi wisata prioritas nasional pada 2021. Keindahan bawah laut, budaya, dan daratnya menjadi unggulan untuk disajikan kepada wisatawan. Wakatobi yang terdiri dari empat pulau besar, yaitu Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko, memiliki sajian keindahan yang berbeda di setiap pulau.
Pernah pada November lalu sempat bagus. Saat itu level 2 PPKM di Wakatobi, tapi pada Desember naik lagi level 3. Sekarang sudah mulai masuk level 2 lagi, tetapi bertepatan dengan cuaca ekstrem. Apalagi, penerbangan tidak normal lagi. Ada penundaan penerbangan, mungkin karena penumpang sedikit.