Jelang Akhir Tahun, Wisata di Kepulauan Togean Tetap Sepi
Pariwisata di Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah, tidak terdampak momentum liburan Natal dan Tahun Baru. Tamu tetap sepi.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
AMPANA, KOMPAS — Resor atau hotel di Kepulauan Togean, Kabupaten Tojo Una-Una, sebagai destinasi unggulan Provinsi Sulawesi Tengah, tetap sepi jelang akhir tahun 2021 dan menyongsong Tahun Baru 2022. Pelaku wisata berharap kunjungan wisatawan pulih pada 2022 seiring dengan terus meningkatnya cakupan vaksinasi untuk memerangi Covid-19.
Sepinya pengunjung atau tamu jelang pergantian tahun terasa hampir di semua resor atau hotel di kepulauan yang berjarak sekitar 300 kilometer dari Palu, ibu kota Sulteng, itu. Jumlah resor di kepulauan dengan daya tarik keindahan pantai berpasir putih dan terumbu karang tersebut sekitar 80 unit.
”Sejak pandemi Covid-19, situasinya tidak membaik untuk wisata Kepulauan Togean. Tidak ada peningkatan kunjungan wisatawan,” kata pemilik Kadidiri Paradise, Elisabeth Yusuf, saat dihubungi dari Palu, Senin (27/12/2021).
Menjelang Tahun Baru 2022, Kadidiri Paradise baru menerima pesanan dari 10 wisatawan. Padahal, sebelum pandemi Covid-19, untuk periode sama resor tersebut melayani hingga 50 tamu. Resor di pinggir pantai di salah satu pulau di Togean tersebut memiliki 25 kamar. Satu kamar bisa ditempati dua orang.
Elisabeth menyatakan, tak ada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan jelang pergantian tahun merupakan situasi umum selama pandemi Covid-19 di kepulauan itu. Selama pandemi, jumlah pengunjung di Kadidiri Paradise dan resor atau hotel lain di kawasan wisata tak lebih dari 15 orang dalam sebulan. ”Untuk bulan Desember saja, saya baru dapat empat tamu,” tuturnya.
Dengan tidak berubahnya situasi tersebut sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada Maret 2020, pengelola resor di Togean hanya mempekerjakan 20 persen karyawan. Sebagian besar karyawan dirumahkan. Kadidiri Paradise, misalnya, merumahkan 18 karyawan. Jumlah yang bekerja saat ini hanya 2-5 orang.
Meskipun tamu sepi, selama ini resor-resor beroperasi dengan penerapan protokol kesehatan. Hal ini mencakup pengaturan jaga jarak di restoran, penyediaan fasilitas cuci tangan, dan kewajiban memakai masker di area resor.
Masih sepinya derap wisata di Togean juga dirasakan pengelola tur di Ampana, ibu kota Tojo Una-una sekaligus pintu masuk menuju Togean. Magat (46), salah satu pengelola tur, mengatakan, untuk perayaan Tahun Baru sekalipun dirinya belum menerima pesanan tamu. Padahal, ia berharap masa liburan Tahun Baru menjadi titik balik bangkitnya pariwisata di Togean.
Magat sempat mendapatkan pesanan dari sejumlah wisatawan, tetapi akhirnya dibatalkan karena adanya kebijakan larangan cuti untuk mencegah penularan Covid-19, termasuk dengan adanya varian Omicron. ”Kami tetap merana,” ujarnya.
Menurut dia, pekerja di bidang wisata, antara lain karyawan resor dan pemandu wisata, sejauh ini beralih ke sektor-sektor lain yang tak terlalu terdampak pandemi, misalnya perikanan dan pertanian. Sejumlah pemandu wisata juga membuka jasa kursus bahasa Inggris.
Elisabeth dan Magat berharap tahun 2022 menjadi momentum bangkitnya sektor wisata di Kepulauan Togean dan Indonesia pada umumnya. Optimisme tersebut didasarkan pada terus tingginya cakupan vaksinasi di Indonesia.
Hal itu berdampak pada makin terkendalinya Covid-19 sehingga pembatasan sosial pelan-pelan dilonggarkan. Sejumlah sektor terdampak pandemi, termasuk pariwisata, bisa kembali bergairah dengan dilonggarkannya pembatasan aktivitas masyarakat.