Hujan Lebat Dua Jam, Beberapa Kawasan di Muara Enim Terendam
Selain guyuran hujan, kerusakan lingkungan di daerah aliran sungai dan buruknya saluran drainase juga menjadi penyebab.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
MUARA ENIM, KOMPAS — Hujan lebat dua jam yang mengguyur kawasan Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (27/12/2021), dini hari membuat puluhan rumah terendam banjir. Selain guyuran hujan, kerusakan lingkungan di daerah aliran sungai dan buruknya saluran drainase juga menjadi penyebab. Sejumlah warga diungsikan ke daerah aman karena ketinggian banjir mencapai 1,5 meter.
Banjir terjadi di tiga kawasan strategis, yakni Air Lintang, RA Kartini, dan Pandawa Lima, Kecamatan Muara Enim. Lokasi ini tidak jauh dari kawasan perkantoran Pemkab Muara Enim. ”Saluran drainase di kawasan tersebut rusak dan tersumbat rumput liar sehingga membuat aliran air tidak mengalir lancar,” kata Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori, Senin siang.
Banjir terparah ada di Jalan RA Kartini dengan 50 rumah terendam. Adapun di lokasi Air Lintang sebanyak 16 rumah terendam, sedangkan di Jalan Pandawa Lima ada lima rumah yang terdampak banjir.
Tim reaksi cepat pun diterjunkan untuk mengevakuasi warga yang rumahnya terendam menggunakan perahu karet. Mereka dibawa ke mushala terdekat untuk diungsikan. Tidak ada korban jiwa dalam banjir tersebut.
Ansori mengatakan, risiko banjir di Sumatera Selatan sangat tinggi lantaran dalam beberapa hari terakhir hujan dengan intensitas tinggi terus mengguyur. Tidak hanya di dataran rendah, banjir di dataran tinggi pun rentan terjadi. Seminggu terakhir ada beberapa kejadian banjir, yakni di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Palembang, kini Muara Enim.
Melihat tingginya curah hujan, ia berharap pemerintah daerah segera melakukan beragam persiapan sehingga dampak banjir dapat diminimalisasi. Salah satu di antaranya membersihkan saluran air sehingga tidak tersumbat ketika hujan mengguyur.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) beberapa kawasan di Sumsel berpotensi diguyur hujan dengan kisaran sedang-lebat. Bahkan, pada Sabtu (25/12/2021), ada beberapa kawasan yang masuk dalam situasi hujan ekstrem dengan Palembang menjadi kota dengan intensitas hujan tertinggi akibat intensitas hujan di atas 100 milimeter per hari. Akibatnya, beberapa kawasan di ibu kota Sumsel itu pun terendam banjir.
Kepala Stasiun Klimatologi Palembang Wan Dayantolis mengatakan, Sumsel memang sudah memasuki musim hujan dan beberapa daerah di antaranya mengalami cuaca ekstrem dengan intensitas hujan lebih dari 50 mm. ”Bahkan Palembang pada Sabtu (25/12/2021) lalu diguyur hujan ekstrem dengan intensitas 159,7 mm,” kata Wan.
Kondisi ini bisa saja berlanjut sampai beberapa hari ke depan karena Sumsel diprediksi akan memasuki puncak musim hujan pada Februari-awal Maret 2022.
Karena itu, upaya mitigasi terus dilakukan dengan memberikan informasi secara dini agar pemangku kepentingan terkait dapat segera mengambil pencegahan secepat mungkin. ”Khusus untuk cuaca ekstrem akan dikabarkan tiga jam sebelum kejadian,” katanya.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII Maryadi Utama menuturkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan banjir, yakni belum optimalnya drainase serta rusaknya lingkungan di daerah aliran sungai.
Untuk menanggulangi risiko banjir, kata Maryadi, pihaknya bersama pihak lain berupaya memperbaiki daerah aliran sungai dengan penghijauan di kawasan hulu. Dengan begitu, risiko banjir di kawasan hilir dapat diredam.