Kasus Covid-19 aktif di Kota Kupang terus menurun. Namun, warga diminta tetap membatasi mobilitas. Cuaca buruk yang terjadi di kota itu ikut menekan pergerakan warga saat Natal.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Selain kekhawatiran akan penularan Covid-19, hujan deras dan angin kencang juga ikut meredam mobilitas masyarakat selama perayaan Natal di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Berkaca pada 2020, perayaan Natal dan pergantian tahun menjadi momentum terciptanya kluster penularan virus sehingga menimbulkan ledakan kasus beberapa pekan kemudian.
Menurut pantauan Kompas, hujan deras dan sesekali diikuti angin kencang mulai mengguyur Kota Kupang sejak Jumat (24/12/2021) hingga Senin (27/12/2021) pagi. Hujan merata di seluruh penjuru kota. Mendung terus menggelayut di langit kota itu sehingga hujan terus mengguyur. Hanya jeda satu sampai dua jam, kemudian hujan lagi.
Kondisi ini menyebabkan banyak warga, terutama yang tidak memiliki kendaraan, tidak bisa bersilaturahmi ke rumah keluarga atau kerabat untuk memberikan ucapan Natal.
”Minuman dan makanan yang kami siapkan sisa banyak karena sedikit saja tamu yang datang. Kami juga hanya pegang tangan (salaman Natal) di sekitar rumah,” kata Floriana Toasu (48), warga Bello.
Ia menuturkan, setiap kali Natal pada tahun-tahun sebelumnya, paling sedikit 20 tamu yang datang ke rumah mereka. Ia dan keluarga juga biasanya mendatangi hingga belasan rumah mulai dari Kota Kupang sampai Kabupaten Kupang. Mereka saling mengunjungi pada saat Natal.
Simson Malelak (34), warga Tofa, menuturkan, kendati memiliki mobil, ia dan keluarga tidak bepergian karena khawatir dengan kondisi cuaca. Mereka masih trauma dengan badai Seroja yang menerjang daerah itu awal April 2021. Lebih dari 100 warga NTT meninggal. ”Sekarang kalau hujan angin dan petir, kami masih takut keluar rumah,” katanya.
Menurut informasi yang dihimpun dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, cuaca buruk masih terus melanda Kota Kupang hingga awal Januari 2022. Alasannya, wilayah NTT sudah mulai memasuki musim hujan. Musim hujan diperkirakan hingga Maret atau April 2022.
Imbauan pemerintah
Juru bicara Satuan Tugas Covid-19 Kota Kupang, Ernest Ludji, mengingatkan masyarakat agar tidak lengah dan euforia atas menurunnya kasus aktif di Kota Kupang. Dalam dua hari terakhir tidak ada penambahan kasus Covid-19 dan jumlah kasus aktif pun nol. Artinya, tidak ada kasus Covid-19 di kota berpenduduk sekitar 400.000 jiwa itu.
Sekarang kalau hujan angin dan petir, kami masih takut keluar rumah. (Simson Malelak)
Berkaca pada tahun 2020, saat itu, jumlah kasus Covid-19 di Kota Kupang masih bisa dihitung dengan jari. Namun, setelah Natal dan pergantian tahun, kasus meledak. Kini, di Kota Kupang jumlah kasus 15.556 dengan 386 orang meninggal. Kondisi tersebut jangan sampai terulang kembali. Warga diminta tetap membatasi mobilitas.
Pemkot Kupang tidak menggelar acara pergantian tahun yang melibatkan banyak orang. Pemerintah juga melarang warga menggelar acara yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Tim Satgas Covid-19 akan melakukan patroli secara berkala di sejumlah ruas jalan dan permukiman penduduk.
Di sisi lain, program vaksinasi terus digenjot. Kota Kupang menjadi daerah di NTT dengan capaian vaksinasi Covid-19 tertinggi. Data terkini, warga yang sudah menerima vaksinasi dosis pertama sebanyak 292.181 orang atau 87,58 persen, sedangkan vaksinasi dosis kedua sebanyak 219.541 orang atau 65,80 persen. Target warga yang menerima vaksinasi sebanyak 333.628 orang.