Destinasi Kuliner di Surakarta Diserbu Wisatawan Luar Kota
Wisatawan menyerbu destinasi kuliner di Kota Surakarta, Jawa Tengah, memasuki masa libur Natal dan akhir tahun. Peningkatan dirasakan sejak sebelum perayaan Natal. Pengelola usaha kuliner menambah stok bahan baku.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Wisatawan menyerbu destinasi kuliner di Kota Surakarta, Jawa Tengah, memasuki masa libur akhir tahun 2021. Peningkatan kunjungan dirasakan sebagian pelaku usaha kuliner sejak sebelum perayaan Natal. Protokol kesehatan tetap berupaya diterapkan pengelola.
Berdasarkan pantauan Kompas, Minggu (26/12/2021), wisatawan memenuhi kursi dan meja, misalnya, di Soto Triwindu, Surakarta. Wisatawan berasal dari sejumlah daerah, seperti Yogyakarta, Semarang, Jakarta, dan Surabaya. Asal wisatawan tampak dari pelat mobil yang parkir mengular di sepanjang jalan menuju warung soto tersebut.
Pegawai warung juga terlihat sibuk. Mereka seperti tak bisa berhenti mengantarkan mangkuk-mangkuk berisikan soto berkuah bening kepada para pengunjung. Kedatangan pengunjung pun silih berganti. Satu rombongan rampung makan, dalam waktu beberapa menit saja, kursi kosong sudah dihuni rombongan lain yang baru datang.
”Lumayan terjadi kenaikan. Bisa disaksikan sendiri bagaimana sibuknya kami melayani sedari buka tadi. Kayak tidak berhenti-berhenti terus menyajikan soto ke pengunjung yang datang,” kata Murwani, generasi ketiga pemilik Soto Triwindu.
Dalam kondisi ramai seperti itu, menurut Murwani, pihaknya bisa menghabiskan 25 kilogram daging sehari. Jumlah yang sama berlaku untuk jeroan yang disuguhkan kepada konsumen.
Meski ramai pengunjung, Murwani berusaha menerapkan protokol kesehatan di warungnya. Instalasi tempat cuci tangan disediakan sejak awal memasuki warung. Tempat duduk juga diberikan penanda berupa tanda silang agar pengunjung saling menjaga jarak sewaktu menyantap makanan. ”Wajib ada protokol kesehatan. Kami sadar ini satu hal yang sangat penting karena pandemi Covid-19 juga masih ada,” katanya.
Destinasi kuliner lainnya yang tak luput dari serbuan wisatawan ialah Sate Kambing Pak Manto. Terjadi peningkatan penjualan sebesar 30 persen dari hari-hari biasa. Peningkatan tersebut dirasakan sejak sehari sebelum hari Natal, yakni 24 Desember 2021. Diperkirakan, kunjungan akan terus meningkat menjelang pergantian tahun.
”Peningkatan kunjungan cukup konsisten. Dibandingkan tahun lalu, kondisi penjualan tahun ini jauh lebih baik. Kemungkinan puncak kunjungannya pada 31 Desember 2021. Dari pengalaman-pengalaman tahun sebelumnya seperti itu,” kata Desi Paulina, pemilik Sate Kambing Pak Manto, Minggu sore.
Salah satu penyebab peningkatan penjualan adalah pelandaian kondisi penularan Covid-19. Masyarakat juga sudah banyak yang tervaksinasi. Hal itu membuat mereka lebih berani berwisata dan makan di tempat-tempat umum. (Desi Paulina)
Salah satu penyebab peningkatan penjualan, kata Desi, adalah pelandaian kondisi penularan Covid-19. Masyarakat juga sudah banyak yang tervaksinasi. Hal itu membuat mereka lebih berani berwisata dan makan di tempat-tempat umum. Di sisi lain, akses menuju destinasi kuliner tersebut kian dipermudah dengan tersambungnya Tol Trans-Jawa.
Demi mencukupi kebutuhan daging, Desi sampai menambah stok hingga 1 ton. Adapun kebutuhan biasanya sebanyak 30 ekor kambing dan 250 kg tulang per hari bagi warung sate yang punya menu andalan berupa sate buntel dan tengkleng tersebut.
”Harapannya, pandemi Covid-19 segera berakhir. Dengan demikian, wisata kuliner di Kota Surakarta bisa semakin bergeliat lagi,” ucap Desi.
Dawet Telasih Bu Dermi yang berlokasi di Pasar Gede, Kota Surakarta, juga menjadi salah satu destinasi sasaran wisatawan kala berkunjung ke kota tersebut. Ruth Tulus Subekti, pemilik Dawet Telasih Bu Dermi, mengaku, peningkatan kunjungan sudah terjadi sejak satu pekan sebelum Natal.
”Waktu itu sempat ada info akan dilakukan pengetatan mobilitas. Jadi, sebagian wisatawan berlibur lebih awal. Itu dari luar kota sudah banyak yang datang sejak kemarin-kemarin,” kata Utik, panggilan akrab Ruth.
Ruth tak bisa memastikan seberapa banyak peningkatan kunjungan di warungnya. Namun, ia menggambarkan dengan aktivitas pelayanan selama masa liburan. Dari buka pukul 09.00, ia baru bisa berhenti melayani sekitar pukul 14.30. Itu pun pelayanan berhenti karena stok dawet habis. Terkadang, sebelum pukul 14.30, seluruh dagangan yang dibawanya sudah ludes diserbu pembeli.