Berharap Natal Eratkan Persaudaraan di Kota Kupang
Momentum Natal diharapkan semakin mengeratkan persaudaraan antarwarga di Kota Kupang. Kota yang mayoritas penduduknya memeluk ajaran Kristiani itu menjadi rumah besar bagi semua orang.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·2 menit baca
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Paduan Suara Kelompok Umat Basis Santa Maria Virgo memeriahkan perayaan Natal di Kapela Santo Agustinus Bello, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (25/12/2021).
KUPANG, KOMPAS — Natal yang dirayakan umat Kristiani setiap 25 Desember jangan hanya dijadikan sebatas pengulangan ritual keagamaan tahunan. Natal harus dimaknai sebagai momentum untuk terus memperbarui diri sendiri dan semakin mengeratkan persaudaraan antarsesama tanpa memandang latar belakang.
Demikian pesan yang diambil dalam perayaan Natal pada Sabtu (25/12/2021) di Kapela Santo Agustinus Bello, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Perayaan yang dihadiri ratusan umat Katolik itu dipimpin oleh pastor RD Kontradus Takene.
Di bawah guyuran hujan, perayaan ekaristi berlangsung penuh khidmat. Paduan suara dari Kelompok Umam Basis Santa Maria Virgo memeriahkan perayaan dengan lagu-lagu berbahasa Latin dan bahasa Indonesia.
Kontradus dalam homilinya mengatakan, Natal yang memperingati kelahiran Yesus Kristus sebagai momentum untuk saling memperkuat kohesi sosial manusia. Kohesi dimaksud tidak hanya sesama umat Kristiani saja, tetapi semua manusia ciptaan Tuhan. ”Sebab, Yesus datang untuk mendamaikan dunia,” ujarnya.
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Suasana perayaan Natal di Kapela Santo Agustinus Bello, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (25/12/2021).
Kehadiran Yesus sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia itu bertujuan menyelamatkan dunia dari dosa. Kelahiran Yesus merupakan permulaan dari karya Allah di dunia. Yesus diutus menjadi penyelamat dunia lewat wafat hingga kebangkitan.
Menurut Kontradus, umat Kristiani harus meneladani sikap Yesus sebagai pembawa damai. Perselisihan di antara sesama yang pernah menimbulkan keretakan haruslah segera diakhiri dengan saling mengucapkan maaf. Sebab, tanpa maaf dan hati yang damai, Natal akan kehilangan makna.
Don Manehat, tokoh masyarakat di Kota Kupang, mengatakan, hubungan di antara umat beragama di Kota Kupang terjalin dengan baik. Masyarakat Kota Kupang sudah terbiasa hidup dalam semangat persaudaraan sehingga tidak mudah dikoyak oleh isu yang berpotensi membawa perpecahan.
Kendati demikian, terkadang muncul polarisasi ketika menjelang hajatan politik tertentu. Untuk meraup dukungan, politisi sering kali menggunakan isu-isu primordial. ”Tapi, kemudian secara alamiah hubungan masyarakat dengan sendirinya rekat kembali. Itu karena masyarakat di sini punya rasa persaudaraan yang tinggi,” ujarnya.
Wali Kota Kupang J Riwu Kore mengatakan, semangat Natal akan semakin memperkuat persaudaraan masyarakat Kota Kupang. ”Jadikan Kota Kupang sebagai rumah bersama bagi semua orang,” katanya. Kota Kupang berpenduduk sekitar 400.000 jiwa, yang mayoritas memeluk ajaran Kristiani.
Jadikan Kota Kupang sebagai rumah bersama bagi semua orang.
Jefri mengatakan, ke depan Kota Kupang masih menghadapi banyak tantangan, termasuk pandemi Covid-19 yang kini belum sepenuhnya reda. Perlu kebersamaan semua elemen untuk mengatasi persoalan tersebut agar cepat selesai. Salah satunya adalah mendukung program vaksinasi.
Hingga Jumat kemarin, jumlah kasus Covid-19 di Kota Kupang 15.549, dengan kasus aktif 23 orang. Sementara jumlah warga yang sudah menerima vaksinasi dosis pertama sebanyak 290.774 atau 86,16 persen, sedangkan vaksinasi dosis kedua sebanyak 218.746 atau 65,57 persen.