Intensitas Hujan Tertinggi Selama 31 Tahun, Banjir Rendam Palembang
Banjir merendam sejumlah lokasi di Palembang, Sumatera Selatan. Bahkan, ketinggian di beberapa titik mencapai 1 meter. Banjir kali ini disebabkan meluapnya anak Sungai Musi dan tingginya curah hujan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Banjir merendam sejumlah lokasi di Palembang, Sumatera Selatan, dengan ketinggian di beberapa titik mencapai 1 meter. Banjir kali ini disebabkan meluapnya anak Sungai Musi dan tingginya curah hujan. Bahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan curah hujan pada Sabtu (25/12/2021) ini merupakan yang tertinggi selama 31 tahun terakhir.
Pantauan Kompas, banjir merendam beberapa kecamatan, seperti Kemuning, Sukarame, dan Kalidoni. Bahkan, ketinggian air bisa mencapai 1 meter. Selain permukiman warga, banjir juga merendam jalan utama, seperti Jalan R Soekamto, Jalan Kapt A Rivai, Jalan Tasik, dan Jalan Basuki Rahmat, Simpang Lima DPRD Sumsel. Kemacetan pun terjadi karena kendaraan memutar balik dan mogok.
Yanto (50), warga Kelurahan Pahlawan, Kecamatan Kemuning, mengatakan, sekitar pukul 03.00, hujan deras mengguyur. Dua jam berselang, air yang ada di dam meluap dan meluber ke rumahnya yang hanya berjarak 3 meter dari pinggir sungai. ”Air meluap sampai ketinggian 60 sentimeter,” katanya.
Menurut Yanto, dalam 10 tahun terakhir, sudah empat kali banjir merendam tempat tinggalnya. Tahun ini merupakan yang terparah selain tahun 2014. Banjir biasanya akibat meluapnya sungai ditambah hujan deras yang mengguyur. ”Jika melihat pengalaman beberapa tahun terakhir, biasanya banjir akan surut dalam 24 jam. Mudah-mudahan besok sudah surut,” katanya.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori menjelaskan, sampai saat ini, pihaknya masih mendata titik lokasi yang terendam banjir. Kawasan yang terparah berada di Sukarame, Sako, dan Kemuning. ”Kami sudah mengirim tiga perahu karet untuk mengevakuasi warga yang terjebak,” katanya.
Ansori menyebutkan, banjir kali ini merupakan yang terparah dalam lima tahun terakhir. Banjir disebabkan tingginya curah hujan.
Sejak November, Sumsel sudah memetakan risiko bencana hidrometeorologi yang masih mengancam hampir seluruh daerah di provinsi itu. Di dataran tinggi terdapat risiko longsor dan banjir bandang, sedangkan di dataran rendah, banjir menjadi ancaman besar.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Kelas 1 Palembang Nandang Pangaribowo mengatakan, hujan yang terjadi Sabtu dini hari itu masuk dalam golongan ekstrem dengan intensitas mencapai 159,7 milimeter per hari. ”Ini merupakan intensitas hujan tertinggi pada Desember dalam 31 tahun terakhir,” katanya.
Adapun dalam catatan klimatologis sepanjang bulan, lanjut Nandang, curah hujan tersebut berada di ranking ketiga dalam semua catatan hujan Januari hingga Desember dalam 31 tahun tersebut. Tidak hanya di Palembang, daerah lain di Sumsel, seperti Lahat, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ulu, dan Banyuasin, juga mengalami peningkatan intensitas hujan dengan kisaran 89-102 milimeter.
Nandang mengimbau masyarakat agar selalu waspada dan berhati-hati karena dampak curah hujan tinggi akan terjadi dalam rentang Desember 2021-Maret 2022. ”Peningkatan intensitas curah hujan ini disebabkan oleh fenomena La Nina,” katanya.