Wisatawan Majukan Liburan Akhir Tahun di Kota Batu
Kunjungan wisatawan ke Kota Batu meningkat sejak pekan lalu sampai akhir pekan ini. Namun, untuk masa tahun baru belum terlihat lonjakan tingkat hunian hotel seperti tahun-tahun sebelumnya.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Ada indikasi kali ini wisatawan menggeser waktu libur akhir tahun lebih maju dari sebelumnya. Hal ini terlihat dari kunjungan wisatawan dan tingkat okupansi hotel di Kota Batu, Jawa Timur, yang telah ramai sejak pekan lalu. Sebaliknya, okupansi hotel untuk malam pergantian tahun masih sedikit.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu Sujud Hariadi, Kamis (23/12/2021), mengatakan, sejak pekan lalu sudah terjadi peningkatan kunjungan wisata dan tamu yang menginap di hotel. Bahkan, pada 18 Desember, tingkat okupansi hotel di atas 70 persen.
Sementara untuk malam tahun baru okupansinya rata-rata masih di bawah 30 persen. Padahal, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya (sebelum ada pandemi), tingkat okupansi hotel di Batu telah melonjak tinggi sejak akhir November. Bahkan, penginapan seperti vila dan homestay kala itu juga sudah ramai terpesan.
”Kunjungan wisata dan hotel meningkat mulai pekan lalu sampai hari ini dan besok bagus. Namun, untuk malam tahun baru, reservasi masih rendah. Enggak tahu kenapa begitu. Padahal, tahun-tahun sebelumnya (sebelum pandemi) selalu ramai saat tahun baru tiba,” ujarnya.
Sujud menduga ada kemungkinan wisatawan dari luar Jawa Timur sengaja memajukan liburannya. Bisa jadi, mereka adalah pekerja yang sebelumnya telah mengajukan cuti lebih awal guna menghindari kebijakan penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 serentak.
Sebelumnya, ada kebijakan penerapan PPKM level 3 serentak saat Natal dan Tahun Baru. Namun, kebijakan itu akhirnya dibatalkan pemerintah. Adapun Kota Batu kini masuk PPKM level 1 yang berarti ada peningkatan kuota jumlah wisatawan hingga 75 persen, baik di taman rekreasi maupun hotel.
Melihat kondisi yang ada saat ini, kemungkinan saat tahun baru nanti wisatawan yang berkunjung ke Batu akan lebih didominasi wisatawan lokal sekitar Jawa Timur.
Kunjungan wisata dan hotel meningkat mulai pekan lalu sampai hari ini dan besok bagus. Namun, untuk malam tahun baru, reservasi masih rendah.
Disinggung soal dampak erupsi Gunung Semeru yang berpotensi menggeser wisatawan dari Gunung Bromo ke Batu, Sujud merasa kurang yakin sebab saat ini banyak alternatif lokasi wisata baru di daerah, seperti Yogyakarta dan Semarang.
”Sekarang makin banyak opsi. Di Mojokerto, Jawa Timur, taman rekreasi mulai menggeliat. Di mana-mana juga. Sementara daya beli masyarakat juga masih terdampak pandemi. Di sisi lain, masyarakat sendiri sekarang cenderung menghindari keramaian,” katanya.
Perketat prokes
Sementara itu, terkait upaya membendung penularan Covid-19, pelaku wisata di Kota Batu memperketat protokol kesehatan (prokes). Selain aplikasi Peduli Lindungi dan mengenakan masker, penyedia wahana wisata juga mesti mengecek suhu tubuh wisatawan yang akan masuk.
Selain itu, mereka juga memastikan jaga jarak tetap terjaga hingga menyediakan ruang isolasi. Satuan tugas masing-masing tempat wisata dan hotel juga terus disiagakan. Hotel dan taman rekreasi tetap buka seperti biasa. Hanya saja tidak boleh ada perayaan.
”Kami lebih memperketat prokes karena arahan dari Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) jelas, tidak ada penyekatan, tidak ada pembagian pelat nomor ganjil genap untuk daerah Batu. Hanya pengalihan arus lalu lintas di alun-alun ditutup total saat malam tahun baru,” katanya.
Dihubungi secara terpisah, Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso kembali menegaskan tidak ada penyekatan untuk masuk ke wilayah Kota Batu. Meski demikian, batasan tetap ada sesuai dengan instruksi Menteri Dalam Negeri dan regulasi lainnya, salah satunya pemakaian aplikasi Peduli Lindungi.
”Kita tetap ada batasan bahwa kerumunan tidak boleh lebih dari 50 orang. Alun-alun nanti kami tutup untuk mengurangi tempat kumpul masyarakat. Pesta kembang api juga tidak ada. Begitu pula di hotel tidak ada kegiatan yang mengumpulkan massa. Semua kegiatan old and new year yang berpotensi mengundang kerumunan ditiadakan,” katanya.
Di mal juga demikian. Perayaan ditiadakan kecuali pameran usaha kecil dan menengah. Namun, jam operasi mal diperpanjang dari sebelumnya pukul 10.00-21.00 menjadi pukul 09.00-22.00. Masyarakat pun diimbau mematuhi protokol yang ada.