Antisipasi Pemudik, Posko PPKM Mikro Tingkat Desa Diaktifkan Lagi di Brebes
Posko PPKM mikro di setiap desa di Brebes, Jawa Tengah, akan kembali diaktifkan untuk mendata dan mengecek kelengkapan persyaratan perjalanan pemudik. Saat akan kembali ke perantauan, pengecekan serupa juga dilakukan.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS — Kepolisian Resor Brebes, Jawa Tengah, dan pemerintah setempat kembali mengaktifkan posko pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat mikro di desa-desa selama libur Natal dan Tahun Baru. Petugas di posko PPKM mikro itu bertugas mendata pemudik yang tiba di desa dan memastikan mereka memenuhi syarat-syarat perjalanan.
Tiga hari jelang hari Natal, sejumlah pemudik telah tiba di berbagai daerah di Jateng. Berdasarkan hasil pendataan Kepolisian Daerah Jateng, sebanyak 297 pemudik telah tiba sejak 6-20 Desember. Kedatangan pemudik yang jumlahnya diperkirakan terus bertambah itu diantisipasi Polres Brebes dan pemerintah setempat dengan mengaktifkan kembali posko PPKM mikro di setiap desa.
”Setiap pemudik akan kami data dan dicek syarat perjalanannya sudah lengkap atau belum. Kalau sudah lengkap, kami akan pasang stiker di rumahnya sebagai tanda di rumah itu ada pemudik,” kata Kepala Polres Brebes Ajun Komisaris Besar Faisal Febrianto, Rabu (22/12/2021).
Menurut Faisal, setidaknya ada dua syarat perjalanan bagi pemudik, yakni kartu vaksinasi dan surat keterangan negatif tes Covid-19. Jika dua syarat tersebut tidak dipenuhi, pemudik itu akan divaksin atau dites usap langsung di rumahnya. Pemudik yang diketahui positif berdasarkan hasil tes usap tersebut akan dikarantina di tempat yang disediakan pemerintah desa.
Hal yang sama akan kembali dilakukan sebelum pemudik kembali ke perantauan. Syarat perjalanan berupa hasil negatif berdasarkan tes Covid-19 dan kartu vaksinasi juga akan kembali dicek. Saat meninggalkan kampung halaman, mereka semua dipastikan dalam kondisi sehat.
Faisal menambahkan, tahun ini tidak ada penyekatan pemudik. Namun, pihaknya tetap akan mendirikan pos-pos pengamanan di pintu-pintu masuk Jateng melalui Brebes, baik di jalur tol maupun ruas pantura.
”Di pos-pos itu, kami akan mengecek syarat perjalanan pelintas secara acak. Selain pengecekan, kami juga membuka layanan vaksinasi dan pengetesan usap untuk masyarakat yang melintas,” ujar Faisal.
Persiapan pengaktifan kembali posko PPKM mikro sudah dilakukan pemerintah desa di Brebes. Di Desa Tanjungsari, Kecamatan Wanasari, misalnya, posko PPKM mikro yang berada di kantor desa sudah disiapkan sejak Rabu siang. Tak hanya itu, di setiap pedukuhan juga didirikan posko-posko kecil agar pengawasan bisa dilakukan lebih dekat.
”Semua petugas yang akan berjaga di posko PPKM mikro sudah kami siapkan. Tempat isolasi tingkat desa yang kami siapkan sejak awal pandemi juga masih ada. Ada dua tempat tidur yang bisa dipakai kalau ada yang perlu isolasi,” kata Kepala Desa Tanjungsari Warasmui.
Meningkat
Sejak Sabtu (19/12/2021), peningkatan volume kendaraan yang masuk ke Jateng melalui pintu tol Brebes sudah terjadi. Pada hari tersebut, sebanyak 40.452 kendaraan masuk ke Jateng. Jumlah itu meningkat sekitar 35 persen dari rata-rata volume kendaraan pada akhir pekan sekitar 26.203 unit per hari.
”Puncak peningkatan volume arus kendaraan kami perkirakan terjadi pada 24 Desember 2021 dan 2 Januari 2022. Pada masa itu, kira-kira akan ada 411.641 kendaraan yang melintas dalam sehari. Jumlah itu lebih tinggi dari masa Natal dan Tahun Baru sebelumnya sekitar 357.949 kendaraan per hari,” ucap Kepala Seksi Pelayanan Transaksi Pejagan-Pemalang Toll Road Deny Harjono.
Puncak peningkatan volume arus kendaraan kami perkirakan terjadi pada 24 Desember 2021 dan 2 Januari 2022. Pada masa itu, kira-kira akan ada 411.641 kendaraan yang melintas dalam sehari. (Denny Harjono)
Deny menjelaskan, pihaknya akan menambah jumlah lajur transaksi dan menyediakan fasilitas top up atau isi ulang saldo uang elektronik. Selain itu, tim ”sapu lubang” juga akan disiagakan 24 jam untuk menutup lubang-lubang jalan yang berpotensi mengganggu kenyamanan pelintas.
”Untuk antisipasi kerumunan di tempat istirahat, kami akan memberlakukan sistem buka-tutup. Kalau tempat istirahat sudah mencapai 75 persen dari kapasitas, kami tutup dulu selama 1-2 jam. Kalau sudah berkurang, kami buka kembali,” ujarnya.