Surabaya Larang Konvoi Saat Malam Pergantian Tahun
Pada malam pergantian tahun, Jumat (31/12/2021), seluruh jalur masuk ke Kota Surabaya bakal disekat. Konvoi atau pawai juga dilarang untuk menekan penularan Covid-19 saat libur akhir tahun.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Warga Kota Surabaya, Jawa Timur, dilarang menggelar pawai atau konvoi saat malam pergantian tahun pada 31 Desember. Untuk menekan pergerakan warga, seluruh jalur masuk Surabaya dari Gresik dan Sidoarjo bakal ditutup dan dijaga petugas mulai pukul 18.00 WIB.
Penyekatan berbagai jalur masuk ke Surabaya, menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Linmas Kota Surabaya Irvan Widyanto, bakal dilakukan pada Jumat (31/12/2021). ”Membatasi pergerakan warga ke Surabaya dilakukan agar tidak terjadi kerumunan pada saat itu. Warga disarankan berada di rumah saja,” katanya, Selasa (21/12).
Tempat hiburan pun ditutup pada Jumat (24/12) dan Jumat (31/12), seperti diskotek atau tempat rekreasi dan hiburan umum (RHU). Penutupan tempat hiburan dan rekreasi itu dilakukan untuk mengantisipasi kerumunan.
Untuk mendukung perayaan Natal, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama jajaran forkopimda dan tokoh lintas agama sudah menggelar rapat persiapan pengamanan Natal dan Tahun Baru di Gedung Bhara Daksa, Polrestabes Surabaya, Selasa (14/12).
Pada kesempatan itu, Eri Cahyadi berpesan kepada masyarakat untuk saling menjaga dan berkolaborasi. Tujuannya agar pelaksanaan Natal dan Tahun Baru di Kota Pahlawan berlangsung kondusif.
Sementara Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta seluruh warga di Provinsi Jatim mengurangi mobilitas saat periode Natal dan Tahun Baru, mengingat Covid-19 varian Omicron sudah masuk di Indonesia. ”Masyarakat diminta mematuhi aturan pemerintah dan tetap menaati prokes. Ini supaya masyarakat terhindar dari penularan Covid-19,” ujarnya.
Selama pelaksanaan perayaan Natal, mulai dari konsep, pemetaan, pelaksanaan ibadah di gereja, hingga penataan parkir sudah dibahas dalam pertemuan tersebut.
Pengamanan
Kapolrestabes Surabaya Komisaris Besar Akhmad Yusep Gunawan mengatakan, pengamanan Natal dan Tahun Baru melibatkan personel TNI, Satpol PP, MUI Surabaya, hingga organisasi masyarakat, seperti Banser dan Pemuda Muhammadiyah.
Membatasi pergerakan warga ke Surabaya dilakukan agar tidak terjadi kerumunan pada saat itu. Warga disarankan berada di rumah saja.
Fokus kegiatan pengamanan Natal dan Tahun Baru dikonsentrasikan pada 17-25 Desember 2021 dan puncaknya, 24-25 Desember, bakal digelar pengamanan masyarakat swakarsa (PAM) kebaktian. PAM dilakukan karena saat itu ada 347 kegiatan di kota dengan penduduk 2,9 juta jiwa ini.
Bahkan, pada Jumat, 24 Desember, ada 47 gereja yang melaksanakan kebaktian atau misa pada pukul 04.30-21.00 WIB. Kemudian, tepat pada hari Natal, 25 Desember, ada 73 gereja menyelenggarakan kebaktian atau misa.
Gereja yang menggelar peribadatan atau misa malam Natal dan perayaan Natal sudah menerapkan pendaftaran umat secara daring karena misa umumnya diselenggerakan secara hibrida. Seperti di Gereja Roh Kudus Surabaya, umat yang hadir di gereja setiap misa dibatasi maksimal 300 orang. Bagi umat yang ingin misa secara luring, panitia membuka pendaftaran sejak Senin (20/12).
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan, selama libur akhir tahun, sejumlah ruang publik dibuka untuk umum, seperti taman, museum, dan tempat rekreasi. Pengunjung harus benar-benar mematuhi protokol kesehatan.
Semisal mengunjungi museum, jumlah pengunjung dalam museum dibatasi maksimal 20 orang. Untuk masuk ke museum pun diberlakukan pendaftaran secara daring. Pembatasan pengunjung juga diberlakukan di semua ruang, publik termasuk taman kota. Semua orang yang hendak memasuki kawasan ruang publik pun wajib memiliki aplikasi Peduli Lindungi di telepon pintarnya.