Seorang Prajurit TNI di Papua Desersi dengan Membawa Senjata
Prajurit Dua Yotam Bugiangge secara mendadak meninggalkan markasnya di Kompi C Batalyon Infanteri 756/Wimane Sili di daerah Senggi, Kabupaten Keerom. Ia kabur dengan membawa satu senjata laras panjang.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Prajurit Dua Yotam Bugiangge kabur dari satuannya, Kompi C Batalyon Infanteri 756/Wimane Sili, di daerah Senggi, Kabupaten Keerom, Papua, sejak Jumat (17/12/2021). Pria asal Kabupaten Nduga ini kabur dengan membawa satu senjata laras panjang.
Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel (Inf) Aqsha Erlangga, saat dihubungi dari Jayapura, Minggu (19/12/2021), membenarkan informasi kaburnya Prada Yotam.
Ia menuturkan, Prada Yotam meninggalkan Kompi C Batalyon Infanteri 756/Wimane Sili di Senggi saat terjadi pergantian tugas jaga dan membawa satu senjata laras panjang. Kejadian kaburnya Prada Yotam diduga sekitar pukul 17.00 WIT.
”Berdasarkan informasi yang kami himpun dari kesaksian rekannya, Prada Yotam meninggalkan markas setelah menerima telepon dari seseorang. Ia membawa satu pucuk senjata, tapi tidak terisi amunisi,” papar Aqsha.
Aqsha menuturkan, pihaknya masih mencari keberadaan Prada Yotam selama dua hari terakhir. Belum diketahui penyebab kaburnya Prada Yotam, apakah terkait masalah keluarga atau ada sebab lain.
”Kami belum dapat memastikan apakah Prada Yotam memiliki masalah keluarga atau adanya indikasi bergabung dengan KKB (kelompok kriminal bersenjata). Jajaran kami terus melaksanakan razia untuk menemukan Yotam,” ujarnya.
Sebelumnya, satu anggota TNI AD yang bertugas di Timika, Prada Senat Soll, juga kabur dari markasnya setelah terlibat kasus jual-beli amunisi untuk KKB pada 2018. Ia pun bergabung dengan KKB di Kabupaten Yahukimo.
Senat terlibat dalam sejumlah kasus pembunuhan pada 2020, antara lain pembunuhan pegawai KPUD Yahukimo, Henry Jovinski; pembunuhan seorang pekerja bangunan bernama Muhammad Toyib; dan pembunuhan dua anggota TNI AD di Bandara Nop Goliat Deikai.
Tim Operasi Satgas Penegakan Hukum Nemangkawi bersama Polres Yahukimo menangkap Senat Soll pada 2 September 2021 di Distrik Deikai. Senat meninggal pada 26 September 2021 karena mengalami sakit akibat luka tembak di kaki kanannya.
Komandan Distrik Militer 1702/Jayawijaya Letnan Kolonel (Inf) Arif Budi Situmeang mengatakan, pihaknya telah bersiaga di sejumlah pos di jalur Trans-Papua dari Keerom, Yalimo, hingga Wamena. Hal ini untuk menemukan Yotam beserta satu pucuk senjata tersebut.
”Terdapat sejumlah pos kami di daerah perbatasan Keerom dan Yalimo yang dapat menelusuri keberadaan Prada Yotam. Misalnya, pos di daerah Benawa,” tutur Arif.
Kepala Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Wilayah Papua Frits Ramandey berpendapat, ada kemungkinan Yotam mengikuti jejak Senat Soll. Diperlukan pengungkapan yang komprehensif terkait penyebab anggota tersebut kabur. ”Kasus kembali kaburnya anggota TNI dari satuannya di Papua menunjukkan masalah tidak optimalnya pola pembinaan yang belum selesai,” katanya.