Setelah Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga dan Bandara Dewadaru di Kepulauan Karimunjawa, Bandara Ngloram di Cepu, Blora, diresmikan. Penerbangan ke Ngloram diyakini bakal banyak peminat.
Oleh
Aditya Putra Perdana dan Nina Susilo
·4 menit baca
BLORA,KOMPAS — Presiden Joko Widodo meresmikan Bandara Ngloram di kawasan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Jumat (17/12/2021) pagi. Keberadaan bandara ini jadi harapan baru untuk meningkatkan aktivitas ekonomi di kawasan timur Jawa Tengah dan wilayah barat Jawa Timur.
Presiden Joko Widodo bertolak dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, dengan menggunakan pesawat khusus ATR 72-600 sekitar pukul 07.00 menuju Bandara Ngloram. Setibanya di bandara baru itu, Presiden meninjau sejumlah fasilitas bandara.
Di terminal penumpang, Presiden Jokowi juga melihat-lihat produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Presiden sempat membeli sebuah jaket produk UMKM lokal. Jaket bomber berwarna gelap dan bermotif kayu jati dan penari Tayub khas daerah Blora langsung dipakai saat meresmikan bandara.
Presiden berharap keberadaan bandara ini akan menguatkan aktivitas ekonomi, baik di Kabupaten Blora, Kabupaten Purwodadi, maupun Kabupaten Rembang di Jawa Tengah (Jateng), serta Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban, dan Kabupaten Ngawi di Jawa Timur. Investasi ke wilayah ini juga dinilai akan semakin banyak. Distribusi barang antardaerah serta mobilitas penduduk antarwilayah juga diyakini akan semakin baik.
”Saya lihat tadi terminalnya cukup besar, bisa menampung 210.000 penumpang per tahun dan didesain seperti berada di bawah hutan jati karena Blora sangat terkenal dengan hutan jatinya,” ujar Presiden yang didampingi Nyonya Iriana.
Hadir pula dalam peresmian ini Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan Bupati Blora Arief Rohman.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Peni Rahayu mengatakan, kehadiran bandara di Ngloram tak hanya membuka aksesibiltas, tetapi juga memberikan rasa keadilan bagi daerah-daerah di timur Jateng yang tak terlewati jalan tol.
”Dari sisi ekonomi bisnis, Bandara Ngloram bagus dan strategis untuk dikembangkan, apalagi jalan tol belum ada. Kereta api untuk daerah Rembang dan sekitarnya juga belum ada. Rencana reaktivasi rel kereta api Semarang-Rembang progresnya agak lambat. Jadi, ini memberi rasa keadilan,” kata Peni.
Ia juga meyakini penerbangan ke Ngloram bakal banyak diminati. Pasalnya, Cepu merupakan daerah penghasil minyak dan gas (migas), bersama Bojonegoro, Jawa Timur. Saat ini tinggal bagaimana peluang tersebut ditangkap, dengan menggali segala potensi yang ada di sana.
Bandara Ngloram, menurut Budi Karya Sumadi, sebelumnya dimiliki PT Pertamina. Saat itu, bandara dibangun untuk menunjang operasional perusahaan. Namun, sudah tidak beroperasi lagi sejak 1984. Bandara kemudian diserahkan PT Pertamina kepada Kementerian Perhubungan. Pembangunan bandara lantas dimulai 2018 dan tuntas sebulan lalu.
Anggaran pembangunan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai Rp 132 miliar digunakan untuk pengembangan, seperti perpanjangan landas pacu (runway), pelapisan, pembuatan taxiway, apron, pagar pengaman, dan terminal penumpang.
Bandara Ngloram memiliki landas pacu sepanjang 1.500 meter x 30 meter, taxiway 142 meter x 23 meter, apron 90 meter x 60 meter, serta terminal penumpang seluas 3.526 meter persegi. Dengan luasan tersebut, terminal penumpang bisa menampung 210.000 penumpang per tahun.
”Sejauh ini, maskapai yang beroperasi Citilink, dua kali seminggu dan selalu penuh. Minat penumpang banyak sekali. Saya imbau Bupati melakukan block seat,” tutur Budi dalam laporannya.
Sejak 26 November, maskapai Citilink melayani penerbangan dari Ngloram ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, setiap Senin dan Jumat.
Ke depan, menurut Presiden, bila antusiasme penumpang semakin tinggi, pengembangan landas pacu bisa dilakukan. Landas pacu bisa diperpanjang menjadi 2.000 meter sehingga pesawat berbadan lebih besar bisa mendarat.
Budi menambahkan, pembangunan yang terus berjalan di tengah pandemi Covid-19 menunjukkan komitmen dan kerja sama pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro pun membantu dengan menyiapkan jalan akses menuju bandara.
Dengan diresmikannya Bandara Ngloram, ada dua bandara baru yang beroperasi di Jateng tahun ini. Dua lainnya, Bandara Jenderal Besar Soedirman (BJBS) di Purbalingga. Kemudian Bandara Dewadaru di Kepulauan Karimunjawa, Jepara, juga telah dikembangkan untuk menopang pariwisata.
Sebelumnya, peneliti transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, menuturkan, bandara di satu daerah perlu didukung berbagai aspek bisnis lainnya. Pariwisata daerah perlu dikembangkan. Di samping itu, ia mendorong agar penerbangan tak hanya terkonsentrasi ke Jakarta, tetapi mestinya dibuka rute ke Kalimantan.
Setelah peresmian bandara, Presiden melanjutkan kunjungan kerja ke Pasar Mulyorejo. Di sini, Presiden menyerahkan bantuan tunai bagi pedagang kaki lima dan warung.
Kunjungan kerja pada Jumat ini juga akan dilanjutkan ke Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Seusai shalat Jumat berjamaah, Presiden juga akan menyerahkan bantuan tunai serupa di Alun-alun Merdeka, Kabupaten Ngawi. Selain itu, agenda lainnya meninjau fasilitas Pasar Besar Ngawi.