Percepat Perbaikan 502 Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Madiun
Jawa Timur mempercepat perbaikan 502 rumah rusak akibat puting beliung di Kabupaten Madiun. Sementara Kompas Gramedia memberi bantuan buku bacaan bagi anak-anak dan pelajar korban erupsi Semeru.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendorong percepatan penanganan kerusakan 502 rumah dan bangunan yang diterjang puting beliung di Kabupaten Madiun, Rabu lalu.
”Kami berusaha memaksimalkan kemitraan untuk percepatan rekonstruksi dampak puting beliung di Kabupaten Madiun,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau daerah terdampak di Kecamatan Wonoasri, Jumat (17/12/2021).
Di Wonoasri, Khofifah, mantan Menteri Sosial, menyerahkan bantuan uang tunai sebesar Rp 1 miliar, bahan bangunan, peralatan pembangunan, 1 ton beras, 200 paket kebutuhan pokok, kebutuhan keluarga, dan kebutuhan khusus anak-anak.
Selain itu, bantuan juga berupa 10 paket kebersihan, 50 paket sandang, 60 paket tambah gizi, 60 paket lauk-pauk, 40 selimut, 30 kardus air dalam kemasan, dan 50 kardus mi instan. Bantuan diserahkan kepada Bupati Madiun Ahmad Dawami Ragil Saputro.
Puting beliung terjadi pada Rabu (15/12/2021) selepas pukul 14.00. Wilayah terdampak berada di Kecamatan Wonoasri, Kecamatan Jiwan, Kecamatan Madiun, dan Kecamatan Sawahan.
Rabu malam, Bupati Madiun melaporkan bahwa puting beliung merusak 498 bangunan. Namun, kemarin atau Kamis, pendataan ulang dilaksanakan dengan lebih baik sehingga jumlah bangunan yang rusak jadi 502 unit.
Pendataan ulang dilaksanakan dengan lebih baik sehingga jumlah bangunan yang rusak jadi 502 unit.
Adapun pembiayaan perbaikan rumah berasal dari APBD Jatim, APBD Kabupaten Madiun, dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jatim melalui program rumah tinggal layak huni (rutilahu). Bantuan yang diserahkan dalam kunjungan itu diberikan setelah mencermati kebutuhan mendesak yang dilaporkan oleh Bupati Madiun.
Ahmad Damami menambahkan, bersama Polri dan TNI, pihaknya secepat mungkin memantau dan mendata kerusakan akibat puting beliung untuk pelaporan kepada Gubernur Jatim. Bencana ini ternyata cukup luas karena mencakup empat kecamatan dengan jumlah bangunan rusak mencapai 502 unit.
”Kami berterima kasih karena laporan segera ditindaklanjuti oleh Ibu Gubernur dengan bantuan sehingga akan meningkatkan semangat dalam percepatan penanganan dampak puting beliung,” kata Ahmad Damami.
Bantuan buku
Kompas Gramedia terus menginisiasi kegiatan sosial untuk membantu warga terdampak erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jatim. Sasaran penerima bantuan adalah anak-anak dan para pelajar yang proses persekolahannya terganggu selama mengungsi sejak erupsi pada Sabtu (4/12/2021).
Kompas Gramedia mendonasikan buku bacaan hasil Gerakan Literasi Nusantara #AkuBaca ke SMA Negeri Pronojiwo, pos pengungsian di Kecamatan Candipuro, dan pos pengungsian Kecamatan Pasirian.
Menurut Kepala SMA Negeri 1 Pronojiwo Hendro Supratikno, buku-buku jelas amat bermanfaat bagi para pelajar yang menjadi penyintas bencana tersebut. ”Mereka tetap memerlukan motivasi dan semangat untuk belajar di tengah situasi yang sulit,” ujarnya.
General Manager Communication Management Kompas Gramedia Saiful Bahri mengatakan, dalam situasi yang sulit, buku-buku bacaan diharapkan tetap memberi penghiburan dan pengharapan sekaligus menambah informasi dan wawasan penyintas. ”(Perlu) Membiasakan selalu membaca buku dalam situasi apa pun,” kata Saiful saat penyerahan bantuan di Candipuro.
Menurut dia, untuk penyaluran bantuan buku-buku itu, Kompas Gramedia menggandeng SMA negeri di Pronojiwo, Candipuro, dan Pasirian dengan memperhatikan masukan dari BPBD Jatim. Buku-buku menjadi salah satu bantuan yang ternyata diharapkan oleh penyintas, terutama anak-anak dan pelajar, selain pemenuhan kebutuhan pokok dan dasar.
Wakil Kepala SMA Negeri 1 Pasirian Nanis Sri Wahyuni mengatakan, buku-buku bantuan akan amat menyenangkan bagi para pelajar yang ingin tetap bersekolah dalam masa penanganan bencana. Buku-buku menjadi kebutuhan mutlak dalam kegiatan pendidikan selama bencana.
”Kegiatan pendidikan, yakni sekolah, ternyata amat dibutuhkan karena menjaga harapan dan semangat untuk terus hidup meski dalam situasi yang sedang sulit,” ujar Sri Wahyuni.