Keluarga Menanti Kabar dari Penyintas Kapal yang Tenggelam
Keluarga pekerja migran Indonesia yang turut dalam kapal yang tenggelam di perairan Johor, Malaysia, belum bisa tenang.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·2 menit baca
SELONG, KOMPAS — Keluarga pekerja migran Indonesia asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang turut dalam kecelakaan kapal di Johor, Malaysia, belum tenang. Mereka berharap, selain pencarian anggota keluarga yang belum ditemukan, juga bisa difasilitasi berkomunikasi dengan pekerja migran Indonesia yang selamat.
Data sementara dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru, telah diidentifikasi dokumen-dokumen milik enam pekerja migran Indonesia (PMI) asal Lombok.
Lima orang berasal dari Lombok Timur, yakni Alwi dari Desa Wakan, Kecamatan Jerowaru; Samsuddin asal Desa Wakan, Kecamatan Jerowaru; Dedy Suryadi asal Desa Anjani, Kecamatan Suralaga; Yoan Eki Sudiatma dari Desa Kedondong Daya, Kecamatan Pringgasela; dan Gunawan dari Desa Lenek Remban Biak, Kecamatan Aikmel. Satu lagi asal Kawo, Lombok Tengah, yakni Muhammad Nasir.
Dari penelusuran Kompas, ada satu warga asal Lombok Timur yang sampai saat ini belum muncul di daftar KJRI. Dia adalah Murdi (38), yang juga berasal dari Desa Wakan, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur.
”Murdi berangkat bersama Alwi dan Samsuddin. Sampai sekarang, kami masih menunggu informasi terbaru,” kata Sayati (47), kakak sepupu Murdi.
Menurut Sayati yang juga beberapa kali menjadi PMI, bisa jadi ada beberapa kemungkinan, mulai dari Murdi yang selamat dan bersembunyi di hutan atau hilang tenggelam di laut.
Sayati yang juga kakak kandung Alwi mengatakan sudah melihat foto adiknya yang dikirim KJRI. Namun, keluarga tetap belum tenang sebelum bisa berkomunikasi langsung dengan PMI tersebut. ”Biar keluarga juga tenang. Tidak panik. Jadi, beri kesempatan untuk komunikasi dengannya,” katanya.
Muhrim, anggota keluarga Alwi dan Murdi lainnya, mengatakan, jika tidak bisa difasilitasi untuk berkomunikasi dengan Alwi, pihak KJRI bisa membuat rekaman singkat berisi pernyataan Alwi bahwa ia benar-benar selamat.
”Bagaimanapun kondisi dia. Apakah di bawah penanganan KJRI atau kepolisian Malaysia, paling tidak munculkan dia dulu biar kami sekeluarga tenang,” kata Muhrim.
Pantauan Kompas, sejak pagi keluarga Alwi dan Murdi telah berkumpul di satu tempat. Mereka menunggu setiap informasi yang masuk. Isak tangis dari orangtua dan istri para PMI itu berkali-kali terdengar. Anggota keluarga lain berusaha menenangkan mereka.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lombok Timur Supardi mengatakan belum bisa berbuat banyak selain menunggu hasil koordinasi Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dengan KJRI.
”Informasi yang kami terima, memang ada lima orang dari Lombok Timur. Tetapi, itu, kan, masih laporan awal. Masih penyidikan (identifikasi). Jadi, belum bisa bicara soal memulangkan orang atau yang meninggal,” kata Supardi.