Bandara Ngloram Rampung, Semarang-Blora Diusulkan Jadi Jalan Nasional
Bandara Ngloram di Cepu, Blora, diresmikan Presiden Joko Widodo, Jumat (17/12/2021) pagi. Pemkab Grobogan pun mengusulkan agar jalan provinsi Semarang-Grobogan-Blora menjadi jalan nasional karena dinilai sering rusak.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
BLORA, KOMPAS — Bandara Ngloram di Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, diresmikan Presiden Joko Widodo, Jumat (17/12/2021). Selain berpotensi mengungkit perekonomian daerah, bandara itu diharapkan memicu ruas jalan provinsi Semarang-Blora menjadi jalan nasional.
Dalam kesempatan itu hadir Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Selain itu, ada juga Bupati Bojonegoro Anna Muawanah, Bupati Blora Arief Rohman, dan Bupati Grobogan Sri Sumarni.
Arief mengatakan, Bandara Ngloram berkait erat dengan pembangunan kawasan di sekitarnya. Daerah-daerah seperti Grobogan dan Rembang hingga Bojonegoro, Tuban, dan Ngawi di Jawa Timur turut terlibat memanfaatkan bandara itu. Dia berharap, daerah-daerah itu kelak bisa menjalin kerja sama di berbagai bidang.
Ia mencontohkan Bojonegoro yang terlibat dalam pembangunan jembatan. Selain itu, ada Grobogan, yang mengusulkan (Semarang-Grobogan-Blora) menjadi jalan nasional untuk semakin memudahkan pergerakan manusia hingga barang.
Sri Sumarni juga menyambut baik hadirnya Bandara Ngloram karena berpotensi menarik minat investor, baik ke Grobogan maupun Blora dan sekitarnya. Dengan terbukanya transportasi udara, ia berharap jalur Semarang-Grobogan-Blora yang selama ini berstatus jalan provinsi menjadi jalan nasional.
”Jadi, ke depan, jalan itu bisa diperbaiki. Sebab, jalan provinsi ini sudah tidak layak untuk transportasi dari Semarang lanjut sampai Surabaya. Saat Lebaran, sudah macet. Apalagi banyak (truk) tronton dengan muatan hampir 40 ton. Itu berpengaruh pada jalan yang menjadi cepat rusak,” ujar Sri.
Hingga Sabtu (11/12/2021), jalan-jalan rusak dan berlubang sekitar 10 sentimeter masih ditemukan di ruas jalan provinsi Purwodadi-Wirosari, Grobogan. Begitu juga saat memasuki wilayah Kunduran, Blora, atau perbatasan dengan Grobogan. Truk bermuatan berat juga banyak melintas di sana.
Prayuda (36), warga Blora yang sering melintasi ruas Semarang-Blora, mengatakan, sejumlah titik memang langganan rusak. ”Selain berlubang, beberapa titik retak-retak meski baru dicor. Akibatnya berbahaya kalau malam hari. Saya harap juga ada jalur bagi pesepeda, tetapi harus aman,” ucapnya.
Jaga kawasan
Sebelum diresmikan Presiden Jokowi, Bandara Ngloram sudah beroperasi komersial sejak 26 November 2021. Bandara ini melayani penerbangan ke dan dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, setiap Senin dan Jumat.
Maskapai yang menyediakan penerbangan itu adalah Citilink. Keberadaannya menjadi bandara kedua di Jateng setelah Bandara Jenderal Besar Soedirman (BJBS) di Purbalingga, yang mulai beroperasi tahun ini.
Di samping itu, ada juga Bandara Dewadaru di Kepulauan Karimunjawa, Jepara, yang telah dikembangkan serta melayani penerbangan Semarang-Karimunjawa sejak 2018, guna menopang pariwisata. Namun, lantaran pandemi Covid-19, layanan penerbangan tersebut belum pulih.
Ganjar Pranowo mengapresiasi kinerja Kemenhub membangun bandara itu, juga Bupati Blora dan Bojonegoro yang turut membantu. ”Kita bersama-sama menjaga satu kawasan ini untuk bisa memanfaatkan. Ke depan, kita butuh create event,” ujarnya.
Anna Muawanah mendukung pemanfaatan Bandara Ngloram. ”Kemarin Pak Bupati (Blora) kirim surat agar kursi pesawat (terisi) maksimal. Maka, kami sampaikan ke dinas-dinas, yang hendak melakukan perjalanan menggunakan Bandara Ngloram,” ujarnya.
Bojonegoro, kata Anna, juga tengah melakukan studi pembangunan kawasan guna mengeksplorasi apa saja yang dapat dioptimalkan untuk mengungkit perekonomian. Termasuk bersama daerah tetangga seperti Ngawi, Tuban, dan Blora. ”Saya pikir, ekonomi pasti akan tumbuh,” ucap Anna.