Cemas di Pengungsian, Penyintas Semeru Berharap Segera Dapatkan Jaminan Hidup
Para warga terdampak erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, mengharapkan kejelasan nasib setelah lepas dari pengungsian. Banyak warga yang kehilangan pekerjaan akibat bencana alam tersebut.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
LUMAJANG, KOMPAS — Penyintas erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, berharap segera mendapat kepastian jaminan hidup. Selama di pengungsian, mereka didera cemas terkait nasibnya kelak akibat kehilangan mata pencarian utama.
Sumini (45), warga Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, mulai putus asa. Rumah dan seisinya hancur akibat diterjang material letusan. Sudah lebih dari satu pekan, dia dan keluarga mengungsi di SD Negeri 01 Penanggal, Kecamatan Candipuro, Lumajang.
”Yang dikumpulkan selama bertahun-tahun hilang sekejap. Sudah tidak ada sisanya. Beruntung, kami sekeluarga masih selamat. Kami terus berusaha bersyukur,” kata Sumini, Rabu (15/12/2021).
Sebelumnya, Sumini dan suami hidup dari bertani cabai di lahan seluas 2.000 meter persegi. Namun, lahan yang sebentar lagi siap panen itu kini hancur akibat erupsi. Modal sebesar Rp 11 juta yang telah digelontorkannya selama masa tanam pun ludes.
Padahal, Sumini berharap banyak dari panen cabai kali ini. Keuntungannya akan digunakan untuk biaya hidup serta tabungan uang sekolah anak-anaknya, setidaknya sampai SMA.
”Memang, kebutuhan di pengungsian selalu tercukupi. Tetapi, kami tidak akan selamanya mengungsi. Bagaimana nasibnya setelah nanti lepas dari pengungsian. Semoga ada jaminan bagi kami setelah ini,” kata Sumini.
Ke depan, Sumini berharap, jaminan hidup tidak hanya berupa uang bulanan. Ia ingin bisa bertani kembali. Menurut dia, lebih baik bekerja daripada mengandalkan uang pemberian.
Hal serupa disampaikan Durrasyid (60), warga Dusun Curah Kobokan lainnya. Sebelum menjadi pengungsi, ia hidup dari menanam padi. Seperti warga lainnya, sawahnya hancur saat masuk masa panen. Dia berharap, ada lahan pengganti yang bisa digunakannya bertani setelah direlokasi.
”Erupsi memang musibah bagi kami. Mau tidak mau, kami harus bersabar dan ikhlas menerima. Namun, kami butuh kepastian ke depan,” kata Durrasyid.
Hingga kini, penentuan lahan relokasi belum rampung. Pemerintah Kabupaten Lumajang tengah menyiapkan dua titik lokasi, yaitu Desa Sumbermujur di Kecamatan Candipuro dan Desa Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo. Lahan tersebut milik Perum Perhutani. Luas lahan sedang dalam penghitungan.
Bupati Lumajang Thorqiul Haq menyampaikan, pihaknya tengah berupaya agar pengerjaan lahan relokasi bisa dilakukan secepatnya. Menurut rencana, warga akan menempati hunian sementara terlebih dahulu. Lokasinya di titik yang sama dengan calon hunian tetap.
Thoriqul menyebutkan akan mempertimbangkan pelibatan masyarakat dalam membangun hunian itu. Langkah tersebut diambil menyikapi banyaknya masyarakat yang kehilangan pekerjaan. ”Itu saran yang baik (pelibatan masyarakat). Kami akan lakukan,” katanya.