Libur Natal dan Tahun Baru, Volume Kendaraan di Tol Cipali Bakal Meningkat
Sebanyak 76.887 kendaraan diperkirakan melintasi jalan Tol Cikopo-Palimanan saat libur akhir tahun 2021. Pengelola tol pun mengantisipasi lonjakan arus kendaraan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Volume kendaraan di Jalan Tol Cikopo-Palimanan atau Cipali diprediksi meningkat setelah pemerintah membatalkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level 3 saat libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Pengelola tol pun mengantisipasi kepadatan kendaraan, kerumunan warga di area istirahat, dan banjir.
Andre Yulianto, Department Head Transaction Astra Tol Cipali, memperkirakan, jumlah kendaraan selama libur Natal dan Tahun Baru yang melintasi Cipali meningkat 9,8 persen dibandingkan dengan hari biasa. ”Karena PPKM level 3 dibatalkan sehingga ada peningkatan (volume kendaraan) sedikit,” katanya, Selasa (14/12/2021), di Cirebon, Jawa Barat.
Puncak arus kendaraan, lanjutnya, akan terjadi dua gelombang. Pertama, pada Minggu (26/12) dengan jumlah kendaraan mencapai 76.887 unit. Gelombang selanjutnya terjadi pada Minggu (2/1/2022) dengan volume kendaraan sebanyak 75.436 unit. Meski bertambah 9,8 persen dibandingkan dengan hari biasa, jumlah tersebut menurun sekitar 12 persen dibandingkan dengan periode tahun lalu.
”Sekarang, pengetatan (mobilitas) tidak seperti dulu yang hanya imbauan larangan cuti. Kalau tidak pandemi, kenaikan jumlah kendaraan bisa dua sampai tiga kali lipat dibandingkan dengan hari biasa (sekitar 50.000 kendaraan),” paparnya.
Mengantisipasi kepadatan kendaraan saat libur akhir tahun, pihaknya tetap memaksimalkan 30 gardu di Gerbang Tol Palimanan, baik yang mengarah ke Jakarta maupun ke Cirebon. Dalam kondisi normal, hanya 15 gardu yang beroperasi. Sebanyak 15 mobile reader juga disiagakan untuk mencegah antrean kendaraan di gerbang tol.
Prayogi Setyo Pratomo, Department Head Traffic Astra Tol Cipali, menambahkan, antisipasi kemacetan juga dilakukan di area istirahat. ”Kami menyiapkan personel untuk sistem buka tutup rest area karena ada pembatasan 50 persen agar mencegah kerumunan. Mengantisipasi kendaraan parkir di bahu jalan, kami akan pasang marka,” ujarnya.
Tidak hanya kepadatan, pihaknya juga mencegah banjir di Kilometer 136 seiring tingginya curah hujan. Pada arus balik libur akhir tahun 2019, banjir melanda ruas jalan sepanjang kurang lebih 250 meter menuju Jakarta akibat luapan Sungai Cilalanang. Arus kendaraan pun tersendat karena satu lajur jalan tergenang.
”Selain menempatkan CCTV (kamera pemantau) untuk memantau debit air di Sungai Cilalanang, kami juga menambah boks saluran air, dari satu menjadi tiga boks. Dengan begitu, air bisa mengalir dan enggak banjir,” katanya.
Prayogi juga meminta pengendara berhati-hati agar tidak terjadi kecelakaan. ”Kecelakaan dengan fatalitas tinggi karena over speed (kelebihan kecepatan). Ingat, kecepatan minimal di tol 60 kilometer per jam dan maksimal 100 kilometer per jam. Kalau hujan, kecepatan paling tinggi 70 kilometer per jam,” ujarnya.