Gempa Magnitudo 7,4, Kondisi Pesisir Utara NTT Belum Semuanya Terlapor
Gempa dengan magnitudo 7,4 berpusat di Laut Flores terasa di hampir seluruh pesisir utara Nusa Tenggara Timur. Kondisi wilayah terdampak itu belum semuanya terlapor.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·2 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Gempa dengan magnitudo 7,4 yang berpusat di Laut Flores pada Selasa (14/12/2021) terasa hampir di seluruh wilayah pesisir utara Nusa Tenggara Timur mulai dari Manggarai hingga Alor. Warga ketakutan dan berlari mencari tempat yang aman. Belum ada laporan korban jiwa ataupun kerusakan bangunan akibat gempa tersebut.
Badan Meteorologi, Klimstilogi, dan Geofisika melaporkan, pusat gempa yang berada sekitar 112 barat laut Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur, dengan kedalaman 12 kilometer itu berpotensi menimbulkan tsunami. Semua warga di pesisir utara NTT diminta siaga.
”Guncangan kuat sekali. Rumah bergoyang seperti orang main ayunan. Terus lama, sekitar puluhan detik. Ini malah lebih kuat dibandingkan dengan gempa tahun 1992,” kata Stefanus Kopong (61), warga Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur. Gempa tahun 1992 dimaksud berkekuatan magnitudo 7,8.
Guncangan kuat sekali. Rumah bergoyang seperti orang main ayunan. Terus lama, sekitar puluhan detik. Ini malah lebih kuat dibandingkan gempa tahun 1992 silam.
Ia menuturkan, warga berhamburan ke luar rumah. Sebagian warga bahkan berlari ke bukit lantaran khawatir terjadi tsunami. Ia belum mengetahui ada tidaknya kerusakan di daerah itu.
Remigius Nong (42), warga Maumere, Kabupaten Sikka, menuturkan, tidak terjadi tsunami di Maumere. Namun, sebagian besar warga Maumere yang tinggal di pesisir sudah berlari. Akibatnya, ada warga yang terjatuh dan cedera. Ada pula yang ditabrak warga lain.
”Mereka trauma dengan gempa tahun 1992. Saat itu sebagian wilayah Maumere rata disapu tsunami," ujarnya. Saat dihubungi, Nong sedang berada di Maumere, sekitar 1 kilometer dari pesisir pantai. Menurut dia, kondisi Maumere mulai tenang.
Sementara itu, Maksimus Masan Kian (34), warga Larantuka, mengatakan, gempa terasa sangat kuat di daerah itu. ”Air sumur dengan kedalaman 12 meter bisa menyembur keluar. Lama guncangan terasa lebih dari 20 detik,” katanya.
Hingga pukul 13.00 WIT belum ada laporan dari otoritas penanggulangan bencana mengenai dampak gempa tersebut, baik korban jiwa maupun kerusakan.