Belum Ada Target Perluasan Lahan untuk Lumbung Pangan
Pelaksanaan program lumbung pangan di Kabupaten Temanggung masih akan dikaji dan dievaluasi. Terkait program tersebut, pemerintah kabupaten juga belum menetapkan target perluasan lahan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
DOKUMENTASI PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG
Presiden Joko Widodo (kanan) berdialog dengan salah seorang petani yang terlibat dalam program lumbung pangan di Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (14/12/2021).
TEMANGGUNG, KOMPAS — Tingkat keberhasilan pelaksanaan program lumbung pangan di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, masih terus dilihat, dikaji, dan dievaluasi. Oleh karena itu, hingga tahun depan, Pemerintah Kabupaten Temanggung belum menetapkan target penambahan atau perluasan lahan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung Djoko Budi Nuryanto mengatakan, pihaknya masih melihat tingkat kepercayaan antarkedua belah pihak, baik petani maupun perusahaan penyerap hasil panen atau offtaker, dan mengawasi apakah masing-masing dari mereka bisa memenuhi ketetapan transaksi pembelian, sesuai dengan perjanjian kerja sama atau tidak.
Kepatuhan terhadap kontrak perjanjian kerja sama ini, menurut dia, menjadi hal yang terkadang sulit dilakukan karena transaksi perdagangan saat ini dipengaruhi situasi pasar.
”Ketika harga di pasaran lebih tinggi, misalnya, maka petani pun bisa jadi justru akan tertarik menjual ke luar dan urung menjualnya kepada offtaker,” ujarnya, Selasa (14/12/2021). Situasi semacam ini nantinya akan memicu terjadinya berbagai masalah.
Sebagian lahan yang disiapkan untuk program food estate di Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (15/10/2021).
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Djoko mengatakan, pihaknya pun menahan diri dan tidak terlalu muluk merencanakan perluasan lahan dalam jumlah besar di luar rencana tanam saat ini.
Luas lahan yang sekarang disiapkan untuk program lumbung pangan di Kabupaten Temanggung mencapai 399 hektar dengan realisasi lahan yang sudah ditanami saat ini mencapai sekitar 57 hektar.
Areal seluas 339 hektar tersebut nantinya direncanakan tersebar di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Ngadirejo, Parakan, Bulu, Kledung, dan Bansari. Adapun jenis tanaman yang sudah dan akan ditanam adalah bawang merah, bawang putih, cabai, dan kentang. Program lumbung pangan ini dilakukan dengan melibatkan 32 kelompok tani dan 1.127 petani.
Dalam program lumbung pangan ini, Djoko mengatakan, petani tidak akan diuntungkan dengan harga pembelian yang akan lebih tinggi daripada harga pasar. Namun, petani dipastikan bisa untung karena mendapatkan bantuan sarana prasarana pendukung kegiatan tani, bibit, pupuk, dan obat-obatan dari Pemerintah Kabupaten Temanggung serta pihak penyerap hasil panen.
”Dengan segala bantuan tersebut, petani bisa menekan biaya tanam dan berkesempatan meraup keuntungan lebih besar,” ujarnya. Keuntungan lainnya, menurut dia, dalam program ini, petani juga sudah diuntungkan karena adanya kepastian pasar, mulai dari pelaku pembeli, volume, hingga harga pembelian dari hasil panen.
Presiden Joko Widodo berdialog dengan Bupati Temanggung M Al Khadziq membiacarakan tentang program lumbung pangan, Selasa (14/12/2021).
Supriyanto (50), petani bawang merah asal Desa Balesari, Kecamatan Bansari, mengatakan, pihaknya sangat antusias terlibat dalam program lumbung pangan ini. Salah satu hal yang menjadi daya tarik dari program ini, menurut dia, adalah adanya kepastian pelaku pembeli yang akan menyerap hasil panennya.
Dengan segala bantuan tersebut, petani bisa menekan biaya tanam dan berkesempatan meraup keuntungan lebih besar.
Hal tersebut, Supriyanto menuturkan, akan membantu menyelamatkan petani yang selama ini selalu bergantung kepada tengkulak. ”Kami bergantung kepada tengkulak dan pasrah pada situasi harga yang tidak menentu. Bawang merah acap kali dihargai Rp 5.000-Rp 6.000 per kg dan sesekali, saat beruntung, kami baru bisa mendapatkan harga Rp 15.000 per kg,” ujarnya.
Dengan salah satu offtaker, dia mendapatkan kepastian harga Rp 10.000 per kg. Supriyanto memiliki 1,5 hektar lahan yang ditanami bawang merah.
Hendi Nurseto (29), Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rahayu Makmur di Desa Bansari, Kecamatan Bansari, mengatakan, untuk program lumbung pangan, lebih dari 100 petani anggota Gapoktan Rahayu Makmur memastikan akan menanam 70 hektar bawang. Luasan lahan tersebut terdiri dari 20 hektar areal bawang merah dan 50 hektar areal bawang putih.
Hendi mengatakan, antusiasme petani di desanya untuk ikut terlibat dalam program lumbung pangan sebenarnya cukup tinggi. Kebanyakan dari mereka ingin terlibat menanam bawang merah. Namun, sebagian petani akhirnya mundur, urung menanam karena bantuan bibit bawang merah yang disediakan offtaker hanya terbatas untuk 20 hektar lahan saja.