Enam Saksi Diperiksa dalam Kecelakaan Lomba Dayung Naga di Cilacap
Kepolisian Resor Cilacap menyelidiki insiden kecelakaan perahu naga dalam lomba dayung di Cilacap. Enam saksi diperiksa.
Oleh
MEGANDIKA WCAKSONO
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Cilacap memeriksa enam saksi dalam insiden kecelakaan dalam lomba Dragon Boat Championship 2021 yang digelar Minggu (12/12/2021). Akibat kecelakaan air itu, dua peserta tenggelam. Dari dua orang itu, satu orang ditemukan meninggal dan satu orang lainnya masih dalam pencarian, Senin (13/12/2021).
”Jumlah saksi yang diperiksa ada enam orang. Mereka berasal dari panitia dan juga warga sekitar yang menyaksikan (peristiwa itu),” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Cilacap Ajun Komisaris Rifeld Constatien Baba, saat dihubungi dari Banyumas, Jawa Tengah, Senin.
Rifeld mengatakan, dalam menangani kasus ini, pihaknya bekerja sama dengan jajaran Kepolisian Sektor Adipala. ”Saat ini proses penyelidikan masih dilakukan oleh tim gabungan Satuan Reserse Kriminal Polres Cilacap,” tuturnya.
Tidak ada yang pakai pelampung.
Seperti diberitakan sebelumnya (Kompas.id, 12/12/2021), sebuah perahu naga milik tim dari Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, mengalami kecelakaan setelah menabrak tiang penyangga jembatan. Lomba dilakukan di Sungai Tipar, Desa Karangbenda. Satu orang atas nama Leo Ferdinan ditemukan meninggal, sementara korban Adit Purnomo masih dalam pencarian.
”Saat sedang menjelang garis finis salah satu kapal menabrak salah satu tiang penyangga jembatan. Dua orang diduga terbentur tiang penyangga jembatan tersebut dan langsung terlempar, lalu tenggelam,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Cilacap I Nyoman Sidakarya, Minggu malam.
Nyoman menyampaikan, kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 17.50. Kedua peserta yang tenggelam adalah warga Dusun Sodong, Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala. Pada Minggu pukul 18.55, korban Leo ditemukan dari lokasi kejadian ke arah hilir jembatan sekitar 50 meter serta langsung dievakuasi dan dibawa ke Puskesmas Adipala.
Dihubungi terpisah, Jumawan (28), warga Sodong, mengatakan, saat perlombaan, satu perahu diisi oleh sekitar 22 orang. Sebanyak 20 orang sebagai pendayung, satu orang penabuh genderang yang biasanya perempuan duduk di bagian depan, serta satu lagi seorang tekong atau pengemudi. ”Tidak ada yang pakai pelampung,” tutur Jumawan.
Menurut Jumawan, diduga ada peserta yang kelelahan dan kram setelah menempuh jarak sekitar 500 meter. Kemudian, mendekati garis finis, perahu dari tim desa mereka justru menabrak tiang jembatan dan peserta tenggelam.
”Tim SAR langsung menyelamatkan peserta yang tenggelam. Ada satu yang sudah ditemukan dan satu lagi masih dicari. Ini di lokasi masih ramai sekali,” tuturnya.
Jumawan menyampaikan, kedua korban tenggelam, Leo dan Adit, merupakan temannya satu desa. Mereka berusia 18-19 tahun. ”Posisi mereka di perahu sama-sama di bagian pendayung,” katanya.
Saeful Anwar dari bagian Humas Basarnas Cilacap menyampaikan, hingga Senin pukul 14.00, korban kedua belum ditemukan. ”Kendalanya adalah pasang surut sungai. Jika di hulu hujan, air sungai di sini meninggi. Ini pasang mencapai lebih dari 1 meter,” kata Saeful.
Pencarian dilakukan dalam radius 1 kilometer ke arah muara Sungai Tipar. Ada sekitar 50 orang dalam tim gabungan yang diturunkan untuk mencari korban. Mereka, antara lain, berasal dari Basarnas Cilacap, Lanal Cilacap, Polsek Adipala, Koramil Adipala, Satpol Air, RAPI Cilacap, Bagan Cilacap, Cilacap Rescue, Banser, SAR MTA, dan warga sekitar.