Warga terdampak erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, masih memerlukan bantuan untuk kelangsungan hidup dalam berbagai bidang, antara lain pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sosial.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Bantuan untuk warga terdampak erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, terus mengalir. Bantuan diharapkan meringankan penderitaan sekaligus memelihara semangat kehidupan warga terdampak.
Satuan Tugas Tanggap Bencana Nasional Badan Usaha Milik Negara Jawa Timur bersama Menteri BUMN Erick Thohir telah menyalurkan bantuan tahap kedua kepada warga terdampak di Lumajang. Bantuan terkini telah diserahkan di sejumlah lokasi pengungsian di Lumajang, Minggu (12/12/2021).
Masyarakat masih memerlukan bantuan untuk melanjutkan kehidupan di pengungsian selama penanganan dampak erupsi itu. BUMN diharapkan mampu memetakan kebutuhan warga terdampak serta mengumpulkan dan menyalurkan bantuan secara tepat.
”Bantuan tahap kedua fokus untuk bidang pendidikan, kesehatan, dan sanitasi,” kata Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo sekaligus Ketua Satgas BUMN Jatim di Surabaya, Senin (13/12/2021). Bantuan yang diserahkan, antara lain, 2.000 paket alat sekolah, 10 televisi cerdas ukuran 43 inci, 5 mobile kitchen, tangki air, toilet portabel, mobil tangki air, ambulans, kabin ganda, mobil obat-obatan, dan truk.
Satgas menyadari, penanganan warga terdampak memerlukan waktu yang panjang. Warga tidak bisa kembali ke kampung yang telah porak poranda untuk melanjutkan penghidupan dari pertanian dan atau pertambangan pasir. Situasi Semeru yang masih erupsi sewaktu-waktu dapat membahayakan keselamatan masyarakat, seperti terjadi pada Sabtu (4/12/2021). Erupsi mengakibatkan lebih dari 45 jiwa meninggal, sementara kawasan paling terdampak berada di Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro, Lumajang.
Bantuan tahap kedua fokus untuk bidang pendidikan, kesehatan, dan sanitasi ( Dwi Satriyo Annurogo).
Karena penanganan pengungsi masih panjang, lanjut Dwi, satgas akan memetakan kebutuhan penyintas di masa depan. Yang terutama, penyiapan sarana pendukung untuk hunian sementara, bahkan hunian tetap dan beasiswa pendidikan bagi anak-anak penyintas. ”Bantuan tahap-tahap selanjutnya akan fokus pada pemenuhan kebutuhan penyintas di masa depan, tidak lagi kebutuhan pokok,” katanya.
Menggalang dana
Bantuan juga dikumpulkan dan disalurkan oleh GoTo bersama Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB). Kedua lembaga juga masih akan menggalang dana untuk kemudian disalurkan ke penyintas melalui Pemerintah Kabupaten Lumajang. Bantuan yang diserahkan berupa puluhan ton paket terdiri dari perlengkapan tidur untuk pengungsian, yakni selimut, kasus, tikar, terpal, kebutuhan anak balita, makanan dalam kemasan, masker, dan vitamin.
”Kami turut berduka atas bencana yang menimpa warga di Lumajang dan siap bekerja sama untuk penyaluran dukungan pemulihan,” kata Chief Corporate Affairs GoTo Nila Marita diamini Chairwoman YABB Monica Oudang. Bantuan juga merupakan tanda simpati dari jejaring mitra pengemudi aplikasi dalam GoTo di wilayah Malang Raya untuk para korban.
Sementara itu, Pemerintah Kota Surabaya melalui Bangga Surabaya Peduli masih membuka pos peduli bencana erupsi. Pos di Balai Kota Surabaya untuk menampung berbagai bantuan dari masyarakat dan lembaga yang selanjutnya akan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Lumajang dan Pemerintah Kabupaten Malang.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pos akan terus membuka diri untuk menerima dan menyalurkan bantuan. Di sisi lain, Surabaya telah mengirim 55 petugas untuk pengoperasian 2 truk, 1 truk dapur umum, 2 truk suplai air, 3 truk pemadam kebakaran, 1 skywalker, 1 bronto skylift, dan 3 pikap guna percepatan penanganan dampak erupsi di Lumajang itu.
”Solidaritas bagi korban perlu terus digalang agar penanganan dampak erupsi bisa segera terwujud,” kata Eri. Masyarakat dan lembaga penyumbang disarankan untuk tidak menyumbang bantuan berupa bahan makanan dan minuman serta pakaian.
Bantuan jenis itu sudah tercukupi. Bantuan yang diharapkan berupa uang tunai sehingga bisa dibelanjakan untuk sarana hunian sementara atau hunian tetap, kebutuhan anak balita dan anak berupa susu dan vitamin, serta penunjang aktivitas pendidikan dan kesehatan.