Mendagri Akan Tegur Daerah yang Tak Capai Target Vaksinasi
Ada sejumlah hambatan dan kendala yang dihadapi, mulai dari ketersediaan vaksin di wilayah, distribusi, hingga anggaran. Kendala ini dicoba untuk diatasi dengan berbagai upaya teknis dan strategi.
Oleh
SAIFUL RIZAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengarahkan daerah untuk terus melakukan percepatan vaksinasi. Sejumlah daerah, termasuk Sulawesi Tenggara, memiliki capaian vaksinasi yang masih jauh dari target. Daerah yang tidak memenuhi capaian 70 persen hingga akhir tahun akan diberikan surat teguran.
”Masih ada beberapa daerah yang memang belum mencapai target 70 persen capaian vaksinasi, termasuk salah satunya di Sulawesi Tenggara. Kami mengharapkan daerah untuk melakukan percepatan-percepatan agar target bisa tercapai dalam tiga minggu ke depan,” kata Tito setelah rapat koordinasi dengan pemerintah kabupaten dan kota se-Sultra, di Kendari, Sabtu (11/12/2021).
Hadir dalam kegiatan tersebut Gubernur Sultra Ali Mazi, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu, dan sejumlah pejabat lain.
Menurut Tito, dari hasil koordinasi dengan daerah di Sultra, ada sejumlah hambatan dan kendala yang dihadapi. Mulai dari ketersediaan vaksin di wilayah, distribusi, hingga anggaran. Kendala ini dicoba untuk diatasi dengan berbagai upaya teknis dan strategi.
Vaksin, misalnya, diarahkan untuk terus didistribusikan ke setiap daerah. Pendistribusian dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan daerah dalam melakukan vaksinasi setiap hari. Hal tersebut untuk mencegah vaksin terbuang atau kedaluwarsa. Pada Oktober lalu, di Dinkes Sultra ada 1.100 dosis vaksin yang kedaluwarsa, sementara beberapa daerah masih kekurangan vaksin.
Ketersediaan vaksin di provinsi juga tergolong kurang, yaitu sekitar 200.000 dosis, dengan target tersisa lebih dari 1 juta orang. Pemerintah pusat melalui Kemenkes akan mengirimkan 600.000 dosis vaksin ke Sultra dalam waktu dekat.
Untuk anggaran, ia melanjutkan, pemerintah daerah bisa menggunakan anggaran penanganan Covid-19 yang telah dialokasikan sebelumnya. Sejumlah terobosan juga diperlukan, khususnya dalam mengumpulkan masyarakat agar mau mengikuti vaksinasi.
”Bagi daerah yang berhasil melakukan percepatan dalam tiga pekan ini, kami akan undang ke Jakarta dan sebar luaskan informasinya. Sementara daerah yang tidak berhasil (capai target), kami akan tegur. Teguran nantinya bisa secara tertulis. Hal itu tentunya akan berpengaruh ke publik luas jika ada daerah yang tidak mampu melakukan percepatan,” tutur Tito.
Hingga Kamis (9/12/2021), capaian vaksinasi di Sultra baru 45,59 persen meski vaksinasi telah dilaksanakan sejak Maret lalu. Capaian ini menempatkan Sultra berada di posisi tiga terbawah se-Indonesia setelah Papua dan Aceh.
Dari 17 kabupaten dan kota, hanya Kota Kendari yang mencapai target 70 persen. Capaian vaksinasi di 16 daerah lain rerata di angka 40 persen, bahkan 20 persen. Beberapa daerah dengan vaksinasi terendah adalah Konawe Kepulauan, yaitu 22,21 persen, serta Buton dan Wakatobi, masing-masing 29 persen.
Tito mencontohkan, Konawe Kepulauan rerata hanya melakukan vaksinasi kepada 24 orang dalam sehari. Angka ini tentu sangat sedikit meski pelaksanaan vaksinasi telah berjalan lebih dari enam bulan. Upaya kolaborasi dan koordinasi serta terobosan diperlukan untuk terus meningkatkan vaksinasi di masyarakat.
”Presiden dalam rapat terbatas Senin lalu menarget 70 persen masyarakat melakukan vaksinasi untuk dosis pertama secara nasional. Oleh karena itu, dalam tiga minggu ini akan dilakukan percepatan-percepatan agar target bisa tercapai,” katanya.
Sekretaris Daerah Sultra Nur Endang Abbas menerangkan, sejauh ini vaksinasi di Sultra memang masih rendah. Dalam dua hari terakhir, capaian vaksinasi menempatkan Sultra berada di urutan keempat terbawah se-Indonesia setelah Papua, Papua Barat, dan Aceh. Oleh karena itu, pihaknya akan segera menindaklanjuti arahan Mendagri untuk mempercepat vaksinasi di semua wilayah.
Ke depan, tutur Endang, Pemprov Sultra akan terus menguatkan koordinasi ke daerah, melakukan pemantauan secara rutin, hingga memberikan bantuan percepatan ke daerah. Percepatan bisa dilakukan dengan melakukan kegiatan massal di satu daerah yang cakupan vaksinasinya masih rendah.
”Yang paling utama, kami akan terus meningkatkan kolaborasi bersama TNI/Polri dan instansi lain agar bersama-sama melakukan percepatan vaksinasi. Dan semua kepala daerah tadi berkomitmen untuk meningkatkan capaian di daerah masing-masing,” ujarnya.