Hujan Deras di Lampung, Dzikril Tewas di Saluran Air
Hujan deras yang mengguyur Kota Bandar Lampung pada Jumat petang membuat sejumlah jalan protokol dan permukiman warga kebanjiran. Seorang anak juga meninggal akibat hanyut di saluran air.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
Musim hujan akhir tahun ini menjadi saksi pamungkas hidup Dzikril Mukminin (8), warga Kecamatan Langkapura, Kota Bandar Lampung, Lampung. Bocah ini menghembuskan nafas terakhirnya saat bermain di bawah guyuran hujan deras lalu hanyut di saluran air dekat rumahnya.
Jumat (10/12/2021), seharusnya menjadi hari bahagia bagi Dzikril. Dia bisa bermain di luar rumah, meski hujan turun deras dan angin berembus kencang. Kala itu, Dzikril bermain dekat saluran air.
Akan tetapi, keceriaan itu tidak lama. Saat dicari, Dzikril tidak menyahut. Dia hilang di antara guyuran hujan. Panik, orang tua Dzikril lantas melaporkan kasus ini ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar Lampung, Jumat petang. Pencarian pun langsung dilakukan.
Kepala BPBD Kota Bandar Lampung Syamsul Rahman mengatakan, pencarian dilakukan bersama Kantor SAR Lampung. Hingga Sabtu dini hari, Dzikril belum ditemukan.
Titik terang muncul saat pencarian dilanjutkan, Sabtu (11/12/2021). Tim mendapat informasi ada jasad anak di aliran sungai di Kecamatan Kedamaian, Kota Bandar Lampung. ”Korbannya tersangkut di batu. Jaraknya sekitar 10 kilometer dari tempat hilangnya Dzikril,” kata Syamsul.
Jenazah lantas diidentifikasi. Hasilnya, jasad itu adalah Dzikril yang hilang. Setelah dibawa ke rumah duka, korban langsung dimakamkan pada Sabtu siang.
Hujan deras pada Jumat petang memang memicu ragam masalah di Kota Bandar Lampung. Selain korban tewas, jalan protokol dan kawasan perumahan di Kecamatan Rajabasa dan Kecamatan Kemiling terendam banjir. Drainase yang ada tidak bisa menampung limpahan air yang datang.
Untuk meringankan intensitas banjir, BPBD menerjunkan pompa untuk menyedot air. Petugas juga mengevakuasi warga yang rumahnya terendam air.
Bersihkan lumpur
Sabtu siang, warga yang rumahnya kebanjiran sibuk membersihkan rumah dari lumpur dan genangan air. Mereka menjemur kursi, kasur, dan buku-buku yang basah direndam banjir.
Suheni (36), warga Perumahan Ragom Gawi, Kecamatan Rajabasa, menuturkan, banjir dipicu jebolnya tanggul sungai. Terjadi sekitar lima jam, ketinggian air mencapai satu meter. ”Ini banjir terparah. Perabotan rumah tangga terendam semua,” ujar Suheni.
Ia berharap, Pemkot Kota Bandar Lampung segera memperbaiki tanggul yang jebol. Selain itu, pemerintah juga diharapkan menata drainase di kawasan perumahan agar mampu menampung debit air saat hujan deras.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Bandar Lampung Khaidarmansyah menuturkan, persoalan banjir menjadi salah satu fokus utama daerah. Saat ini, pemda sedang merancang rencana perbaikan drainase. Selain itu, pihaknya juga tengah menjaring sampah di sungai.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Lampung, hujan deras disertai angin kencang diprediksi bakal mengguyur selama tiga hari ke depan. Masyarakat diminta waspada terhadap ancaman banjir, longsor, dan angin kencang.
Koordinator Prakirawan Stasiuan Maritim Kelas IV Panjang Rifki Arif mengatakan, warga pesisir Kota Bandar Lampung juga harus waspada rob. Ketinggian air bisa makin tinggi saat rob terjadi bersamaan dengan hujan deras atau gelombang tinggi.