Lima kabupaten di pesisir Papua diterjang rob. Puluhan rumah rusak berat dan ratusan keluarga menjadi korban.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
KOMPAS/FABIO MARIA LOPES COSTA
Kondisi salah satu pondok wisata di Pantai Hamadi, Kota Jayapura, Papua, yang diterjang banjir rob sejak tanggal 7 Desember 2021.
JAYAPURA, KOMPAS — Lima daerah di Papua diterjang rob dalam sepekan terakhir. Akibatnya, puluhan rumah rusak berat dan ratusan keluarga menjadi korban.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Penanggulangan Bencana Daerah Papua Welliam Manderi di Jayapura, Kamis (9/12/2021), ketika dimintai konfirmasi membenarkan informasi tersebut.
Ia memaparkan, kelima daerah yang terdampak banjir rob akibat gelombang pasang itu adalah Kabupaten Supiori, Kabupaten Waropen, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mamberamo Raya, dan Kota Jayapura. Tinggi air mencapai 2-4 meter.
Menurut data Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Papua dan BPBD lima daerah ini, banjir rob menerjang dua kampung di Mamberamo Raya pada tanggal 2 Desember lalu dan satu kampung pada tanggal 6 Desember.
Sebanyak 40 keluarga terdampak banjir rob di Mamberamo Raya. Adapun 51 rumah warga dalam kondisi rusak berat. Tidak ada warga yang menjadi korban dalam bencana ini.
Salah satu rumah milik warga di wilayah pesisir Kabupaten Waropen rusak berat diterjang gelombang pasang laut setinggi 2 meter pada 5 Desember 2021.
Di Kabupaten Supiori, 61 keluarga dari empat kampung terdampak rob pada tanggal 3-7 Desember. Sebanyak 10 rumah warga rusak.
Sementara di Kabupaten Waropen, banjir rob terjadi tanggal 5 Desember. Akibatnya, 115 keluarga dari 14 kampung terdampak, 17 rumah rusak berat, dan 97 rumah rusak ringan.
Rob melanda Kabupaten Jayapura pada 4-7 Desember. Air laut menggenangi rumah yang ditempati 414 keluarga di empat distrik (kecamatan) dan menyebabkan 10 rumah warga rusak.
Sementara di Kota Jayapura, rob menerjang destinasi wisata Pantai Hamadi dalam dua hari terakhir. Sebanyak 15 pondok wisata tergenang air laut.
KOMPAS/FABIO MARIA LOPES COSTA
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Penanggulangan Bencana Daerah Papua Welliam Manderi
”Rata-rata ketinggian air laut di lima daerah telah surut. Namun, kami tetap mengimbau warga bersiaga karena gelombang tinggi masih melanda perairan utara Papua hingga akhir bulan ini,” papar Welliam.
Ia pun mengaku telah berkoordinasi dengan jajaran BPBD di lima kabupaten untuk menangani ratusan keluarga yang terdampak banjir rob. ”Kami pun masih mendata jumlah korban untuk mengirimkan bantuan ke daerah-daerah tersebut,” ujarnya.
Kepala BPBD Kabupaten Waropen Lamek Sawaki mengatakan, Bupati Yermias Bisai secara langsung mengunjungi para korban dan meninjau rumah yang terdampak banjir rob. ”Kami akan menyiapkan bantuan bagi masyarakat yang terdampak. Saat ini, gelombang tinggi masih melanda wilayah Waropen,” kata Lamek.
Rata-rata ketinggian air laut di lima daerah telah surut. Namun, kami tetap mengimbau warga bersiaga karena gelombang tinggi masih melanda perairan utara Papua hingga akhir bulan ini.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Dok II Jayapura, Ardy Sipatu, memaparkan, berdasarkan pemantauan, tinggi gelombang laut hingga Kamis ini mencapai 3 meter di wilayah pesisir utara Papua, yakni Jayapura, Mamberamo Raya, Waropen, dan Supiori.
SWAFOTO ARDY SIPATU
Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Dok II Jayapura, Ardy Sipatu, menunjukkan tinggi gelombang laut di wilayah pesisir utara Papua pada Kamis (9/12/2021).
Adapun penyebab fenomena ini adalah perpindahan angin monsun barat ke timur dan dampak dari La Nina. Selain itu, gelombang tinggi di wilayah utara Papua juga dikarenakan adanya pola sirkulasi siklonik atau pertemuan massa udara sehingga menyebabkan angin kencang dan gelombang tinggi.
”Kondisi gelombang tinggi akan terjadi di wilayah utara Papua hingga tujuh hari ke depan. Kami mengimbau warga yang bermukim di wilayah pesisir waspada karena tinggi gelombang masih mencapai 3 meter,” kata Ardy.