Wilayah pesisir Kalimantan Tengah terus diterjang banjir rob atau naiknya permukaan air laut. Kini banjir rob terus meluas. Meski cepat surut, potensi rob menerjang masih tinggi.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Banjir rob di Kalimantan Tengah meluas. Sebelumnya, banjir akibat naiknya permukaan laut di pesisir itu hanya melanda Kabupaten Katingan dan Kapuas. Kini, banjir rob juga menerjang pesisir Kabupaten Kotawaringin Barat. Warga merasa banjir rob itu merupakan yang terburuk karena baru terjadi.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Barat, banjir melanda di seluruh wilayah pesisir di Kotawaringin Barat di Kecamatan Kumai. Terdapat 18 desa dan kelurahan yang terendam banjir rob, termasuk Pangkalan Bun, ibu kota kabupaten tersebut.
”Sejak pindah ke sini dari Jawa Tengah saya belum pernah merasakan banjir sampai masuk ke rumah. Saya ke sini sudah sejak tahun 1984,” ungkap Wiyatno (40), warga transmigran yang kini tinggal di Kumai, Kamis (9/12/2021).
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Warga Kelurahan Palangka mengungsi menggunakan perahu kayu bermesin atau yang mereka sebut kelotok di Kota Palangkaraya, Kalteng, Selasa (16/11/2021). Mereka melintas di area Pasar Kahayan yang terendam banjir.
Wiyatno menjelaskan, air mulai masuk ke dalam rumah sejak Rabu (8/12/2021) sekitar pukul 20.00 WIB. Ia mengira air hanya akan berada di pekarangan rumahnya saja, tetapi dengan begitu cepat air merambat perlahan masuk hingga ke kamar-kamarnya.Wiyatno menjelaskan, meskipun air cepat masuk, genangan itu juga cepat surut. Sekitar pukul 00.00 WIB air sudah surut kembali.
”Memang enggak tinggi airnya. Luapan yang masuk ke dalam rumah hanya setinggi mata kaki saya, tapi yang di jalan-jalan itu cukup parah ada yang sampai 40 sentimeter lebih kurang,” kata Wiyatno.
Pada Kamis pagi, Bupati Kotawaringin Barat Nurhidayah meninjau langsung ke lokasi terdampak banjir rob. Dari keterangan media yang diterima Kompas, Nurhidayah mengungkapkan, banjir kali ini merupakan banjir rob terburuk yang dirasakan masyarakat Kotawaringin Barat.
Dari hasil wawancaranya dengan warga, Nurhidayah mengungkapkan, setidaknya banjir ini merupakan yang terburuk dalam kurun 70 tahun terakhir. Ia melakukan kunjungan mulai dari Kota Kumai, Sungai Cabang, hingga Sebuai Barat di Kecamatan Kumai.
”Kami mengambil beberapa langkah jangka pendek, yakni melakukan pemetaan tempat relokasi permukiman masyarakat, terutama di daerah yang aman dari banjir rob. Relokasi akan dilakukan jika kondisi kedaruratan bencana banjir rob atau abrasi pantai terus terjadi dan kian parah,” ungkapnya.
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Kawasan Agrowisata Kalampangan, Kota Palangkaraya, Kalteng, direndam banjir luapan air Sungai Kahayan, Minggu (21/11/2021). Kawasan itu dipenuhi beragam jenis tanaman buah, salah satunya buah naga, yang saat ini terendam banjir dan tak bisa lagi dipanen.
Nurhidayah menambahkan, pihaknya sudah mengantisipasi banjir rob sejak tahun lalu. Di Desa Keraya, ia mengambil contoh, saat ini sudah direlokasi ke daerah yang jauh lebih aman.
”Kami akan analisis apakah perlu relokasi lagi untuk wilayah lainnya, tapi paling tidak kalau sudah saatnya tempat relokasinya sudah ada,” ungkap Nurhidayah.
Sebelumnya, banjir rob juga melanda Kabupaten Katingan, tepatnya di wilayah pesisir atau muara Sungai Katingan di Desa Tumbang Bulan. Di desa itu ketinggian air mencapai lebih kurang 150 sentimeter dan bertahan hingga hampir sebulan lamanya.
Selain di Katingan, Kompas juga mencatat, banjir melanda Kabupaten Kapuas. Wilayah dengan sebutan ”Kota Air” itu diterjang banjir rob dalam waktu semalam.
Saat ini semua wilayah sudah kembali normal. Pemerintah bersama warga kini hanya berupaya membersihkan sisa banjir. Namun, potensi banjir rob kembali melanda masih tinggi.
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Relawan membagikan pakan kucing untuk warga terdampak banjir yang memiliki hewan peliharaan di Kota Palangkaraya, Kalteng, Kamis (19/11/2021).
Prakirawan Stasiun Meteorologi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Palangkaraya Lian Adriani mengungkapkan, pihaknya sudah memperkirakan gelombang tinggi air laut di semua wilayah pesisir di Kalimantan Tengah. Menurut dia, tinggi gelombang air pasang berkisar antara 0,5 meter dan 2 meter.
”Ini akan terjadi dalam sepekan ke depan. Tetapi, ketinggianya tidak se-ekstrem minggu sebelumnya,” ujar Lian.
Lian menjelaskan, fenomena banjir rob yang terus melanda dan kian buruk di wilayah pesisir pantai di Kalteng disebabkan banyak faktor. Selain karena sudah memasuki musim hujan, gelombang tinggi dan intensitas hujan yang tinggi juga disebabkan oleh faktor La Nina yang masih dalam kekuatan sedang hingga kuat.
”Kondisi musim hujan itu akan menuju puncaknya pada Desember 2021 hingga Februari 2022,” kata Lian.