logo Kompas.id
NusantaraJuwita Djatikusumah, Tembang...
Iklan

Juwita Djatikusumah, Tembang Perjuangan Sunda Wiwitan

Juwita Djatikusumah mengubah stigma menjadi kekuatan. Secuil diskriminasi bagi warga negara sesungguhnya menjadi luka mengangga bagi bangsa ini.

Oleh
Abdullah Fikri Ashri
· 7 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/E9N9bmTv5E0uprCcWcqh5VEu5kY=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F6d60b6b8-f250-486e-b117-143bf3762cb7_jpg.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Juwita Djatikusumah (50), Girang Pangaping Masyarakat Adat Sunda Wiwitan, saat diwawancara di kediamannya di Paseban Tri Panca Tunggal, Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Minggu (28/11/2021). Sebagai masyarakat adat, Juwita kerap mengalami diskriminasi dan stigma. Namun, ia membalasnya dengan karya, seperti batik, lagu, dan tarian.

Juwita Djatikusumah (50) tumbuh dalam stigma dan diskriminasi. Lewat tembang, perempuan Sunda Wiwitan ini berjuang menyuarakan indahnya keberagaman. Perjuangan itu bukan hanya untuk generasinya, tetapi juga demi keutuhan bangsa Indonesia.

Letih sudah merintih

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000