Sedikitnya 8 dari 15 kecamatan di Makassar, Sulawesi Selatan, terdampak banjir. Pihak BPBD telah melaksanakan operasi tanggap darurat sejak Selasa (7/12/2021) setelah siaga darurat ditetapkan sejak sebulan terakhir.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Sejumlah daerah di Sulawesi Selatan masih direndam banjir. Bahkan, kabupaten yang sebelumnya aman dari genangan air kini terlanda banjir.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, banjir melanda Makassar, Gowa, Maros, Pangkep, Soppeng, dan Barru. Selain itu, banjir juga merendam Pinrang, Parepare, Bone, Wajo, hingga Jeneponto.
Di Pangkep, misalnya, kabupaten yang separuh daratan dan separuh kepulauan, kini terdampak banjir. Hampir semua daratan kini terendam. Di Jeneponto, banjir menyebabkan jalan poros terendam. Sementara di Makassar, banjir bahkan merendam permukiman yang selama ini tak pernah banjir. Akibatnya, warga mengungsi ke masjid dan rumah kerabat.
”Sejak semalam air semakin tinggi, hingga 2 meter. Orang yang rumahnya dua lantai pun sudah mengungsi. Kami sudah dikepung air,” kata Ari Adi Prayitno, Sekretaris RT 007 RW 007 Kelurahan Katimbang, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Selasa (7/12/2021).
Hingga Selasa sore, warga terus keluar kompleks, meninggalkan permukiman dan mengungsi ke daerah aman. Untuk membantu warga, tim SAR dan regu penolong Damkar Makassar menurunkan personel dan perahu karet. Sebagian warga juga ada yang menggunakan rakit untuk melewati jalan yang sudah terendam air setinggi 70 sentimeter.
Hajrah (35), warga lainnya, mengatakan, rumah orang tuanya di kawasan Tallo, yang selama ini tak pernah banjir, kini terendam air setinggi 60 cm. Beberapa jalan utama, seperti AP Pettarani, Perintis Kemerdekaan, Urip Sumoharjo, juga tergenang.
Kepala Pelaksana BPBD Makassar A Hendra Hakamuddin mengatakan, sejauh ini pendataan wilayah terdampak banjir masih berbasis kecamatan dan bukan kelurahan. Ada enam kecamatan yang kondisinya cukup parah dan membuat warga harus dievakuasi. Daerah itu adalah Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala, Tamalate, Panakkukang, dan Rappocini.
”Kalau kecamatan lain juga terdampak tapi tak dilaporkan. Yang dilaporkan camat hanya yang dampak banjirnya membuat warga harus dievakuasi,” kata Hendra. Berdasarkan data BPBD Makassar, lebih dari 3.000 orang dievakuasi. Namun, total warga yang terdampak diperkirakan jauh lebih banyak.