Tim SAR Temukan 6 Jenazah Korban Semeru, Warga Menanti Identifikasi
Tim SAR terpadu menemukan 6 korban guguran awan panas Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Hingga Senin malam, identifikasi korban belum selesai. Sementara warga masih diimbau waspada pada erupsi susulan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·2 menit baca
LUMAJANG, KOMPAS — Tim SAR terpadu kembali menemukan 6 jenazah korban erupsi Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). Semua jenazah telah dibawa ke RSUD Dr Haryoto untuk identifikasi. Namun, hingga Senin malam, identifikasi belum rampung.
Menurut informasi Kantor Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (SAR) Surabaya, 3 jenazah ditemukan sebelum pukul 11.00. Ketiga korban kemudian dibawa ke RSUD Dr Haryoto, Lumajang, untuk proses identifikasi.
Selanjutnya, selepas pukul 13.00, tim SAR mengevakuasi 2 jenazah lagi di Sumberwuluh dari lokasi aliran sungai lahar. Menjelang pukul 15.00, ditemukan 1 jenazah lagi, juga masih di Sumberwuluh.
Semua jenazah telah dibawa ke RSUD Dr Haryoto untuk identifikasi. Namun, sampai dengan Senin malam belum ada pernyataan resmi tentang identitas korban yang harus diidentifikasi dari proses SAR selama tiga hari terakhir.
Sebelum penemuan 6 jenazah tersebut, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), erupsi pada Sabtu (4/12/2021) siang mengakibatkan 15 orang tewas dan 27 orang dinyatakan hilang. Lebih dari 100 orang terluka bakar dan lebih dari 1.700 jiwa mengungsi. Sekitar 3.000 rumah rusak terutama di Desa Supiturang (Pronojiwo) dan Desa Sumberwuluh (Candipuro) sebagai kawasan paling terkena dampak awan panas guguran.
Kepala Desa Sumberwuluh Abdul Aziz berharap, proses identifikasi seluruh jenazah dapat segera diketahui. Warga yang merasa kehilangan sanak saudara terus merasa cemas sekaligus berharap orang-orang yang hilang kemungkinan masih bisa selamat.
”Sementara itu, kami berupaya keras memberikan pelayanan terbaik bagi pengungsi di Balai Desa Sumberwuluh,” kata Abdul Aziz.
Warga terdampak tidak seluruhnya mengungsi ke Balai Desa Sumberwuluh. Ada yang ke Balai Desa Sumbermujur, Balai Desa Candipuro, Balai Desa Penanggal, hingga ke luar Kecamatan Candipuro. Selain itu, ada warga yang mengungsi ke rumah sanak saudara di Lumajang yang aman dari ancaman erupsi.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Liswanto dari Gunung Sawur kembali menegaskan, potensi erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih ada. Erupsi dengan skala kecil berkali-kali terjadi sejak yang terhebat pada Sabtu siang. ”Situasinya belum aman sehingga masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan,” kata Liswanto.
Secara terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan, Kesiapsiagaan, dan Logistik BPBD Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan, bersama unsur terpadu dari SAR, sukarelawan, TNI, dan Polri akan terus berusaha memastikan keselamatan masyarakat.
”Ketika cuaca dianggap membaik, rata-rata warga kembali untuk mengambil harta benda karena rumah ditinggalkan. Padahal, risiko erupsi masih ada,” kata Wawan.